Pentingnya Rasa Muraqabah Pada Allah

Rasa muraqabah kepada Allah SWT adalah adalah rasa bahwa Allah senantiasa mengawasi kita semua sebagai hamba Allah. Rasa muraqabah ini harus ditanamkan, diikatkan dan diajarkan kepada anak dalam mendidik anak.

Firman Allah Ta'ala dalam Al Qur'an Al-Karim tentang muraqabah:

Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (Q.S. 26:218-219)

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (Q.S. 57:4)

Sesungguhnya bagi Allah tiada ada satu pun yang tersembu­nyi di bumi dan tidak (pula) di langit. (Q.S. 3:5)

Dan sabda Rasulullah saw. tentang muraqabah yang diriwayatkan Muslim:

اَلاِِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اﷲَ كَأنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

"Ihsan adalah, kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika memang kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu".

Sabda Rasulullah saw. riwayat At-Tirmidzi:

اِتَّقِ اﷲَ حَيْثُمَا كُنْتَ ٬ وَأَتْبِعِ السََّّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا ٬ وَخَالِقِ النَّاسِ بِخُلُقٍ حَسَنٍ٠

"Takwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Dan ikuti­lah perbuatan jahat dengan perbuatan baik, niscaya akan meng­hapusnya, dan bergaullah dengan orang-orang dengan budi pekerti yang baik".

Dan sabdanya yang diriwayatkan At-Tirmidzi:

اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ ٬ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسُهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اﷲِالأَمَانِيْ٠

"Yang elok rupa dan cerdik adalah yang dirinya patuh dan bekerja untuk hidup sesudah mati. Yang lemah adalah orang yang senantiasa mengikuti hawa nafsunya, dan berangan-angan kepada Allah".

Dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Islam sangat memperhati­kan pendidikan individu Muslim berdasarkan rasa muraqabah, perhitungan, takwa, dan membiasakan dirinya merasakan muraqabah Allah ketika mereka bekerja, melatih perhitungan jiwanya, berpikir, mendidik rasa takwa ketika merasa, maka Insya Allah anak kita akan terdidik dalam keikhlasan kepada Allah Tuhan Yang Memelihara alam semesta, dalam setiap ucapan, perbuatan dan segenap tingkah lakunya. Karenanya, ia tidak mempunyai niat ketika melakukan apa saja kecuali mengharapkan keridhaan Allah semata.

Anak juga akan terbiasa dengan perasaan bersih suci, bah­kan selamat dari segala penyakit spiritual. Ia tidak akan hasad, iri dengki, tidak akan memfitnah dan mengumpat, tidak akan menikmati kenikmatan yang kotor. Jika ia tertimpa bisikan setan atau hawa nafsu ia segera ingat bahwa Allah bersamanya, men­dengar dan melihatnya. Ketika itu pula ia melihat kesalahannya.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (Q.S. 7:201)

Latihan muraqabah Allah 'Azza wa Jalla adalah kebia­saan ahli salaf saleh. Mari kita ikuti kembali sikap Sahal bin Abdullah At-Tasturi, seperti yang diriwayatkan Imam Ghazali dalam Ihya'-nya. Sahal bin Abdu 'l-Lah berkata, "Ketika aku berusia tiga tahun, aku selalu bangun malam. Aku melihat shalat paman­ku, Muhammad Ibnu Siwar. Pada suatu hari ia berkata kepadaku, 'Apakah engkau tidak ingat kepada Allah yang telah menciptakan kamu?' Tanyaku, 'Bagaimana mengingatnya?' Pamanku berkata, 'Katakanlah dengan hatimu ketika kamu berbolak-balik di atas kasurmu sebanyak tiga kali, tanpa menggerakkan lidah­mu, 'Allah bersamaku. Allah mengawasiku. Allah menyaksikanku. Dan aku kerjakan itu, lalu saya laporkan kepadanya. Ia ber­kata, 'Ucapkanlah setiap malam tujuh kali'. Saya kerjakan, ke­mudian saya laporkan kepadanya. Ia berkata, 'Katakanlah itu setiap malam sebelas kali'. Dan saya laksanakan. Maka aku me­rasakan rasa nyaman dalam kalbuku. Dan setelah satu tahun berlalu, pamanku berkata, 'Peliharalah apa yang telah saya ajar­kan kepadamu, dan tetaplah mengerjakannya hingga kamu masuk kubur. Karena sesungguhnya yang demikian itu bermanfaat bagimu di dunia dan di akherat'. Dan dalam beberapa tahun aku masih selalu mengerjakannya, maka saya dapatkan rasa nyaman dalam ketersembunyianku. Kemudian pamanku berkata kepadaku pada suatu hari, 'Wahai Sahal, barangsiapa Allah bersamanya, melihat dan menyaksikannya, apakah ia akan mendurhakai-Nya? Janganlah sekali-kali kamu durhaka ..."

Dengan arahan yang lurus ini, latihan yang terus menerus, pendidikan Rabbani yang hak, Sahal menjadi salah seorang arif yang besar, hamba Allah yang saleh terkemuka.

Al-Imam Ahmad Ar-Rafa'i dalam bukunya Al-Burhan Al Mu'ayyad berkata, "Dari rasa takut timbullah perhitungan. Dari perhitungan timbullah sikap muraqabah. Dari muraqabah timbul­lah kesenantiasaan menyibukkan diri dengan Allah Ta'ala".

Maka, hendaknya kita selalu melatih diri, keluarga dan anak-anak kita untuk selalu merasakan muraqabah Allah 'Azza wa Jalla, dan membiasakan melakukan perhitungan oleh diri, menamakan dalam diri mereka pokok-pokok takwa dan takut kepada-Nya. Jika kita dapat melaksanakan ini, berarti kita akan mencapai tujuan yang diharapkan dalam pendidikan ruhani anak-anak dan pembentukan sifat Rabbani.

Demikianlah kaidah-kaidah metode Islam dalam mengikat anak secara spiritual, membentuk iman dan moralnya. Tidak diragukan, bahwa anak, sejak kecil, jika sudah mempunyai ikatan 'ubudiah kepada Allah, ucapan dan perbuatan dengan Al-Qur'an, dibaca dan dipikirkan, senantiasa mengunjungi masjid, dzikir kepada Allah tanpa henti-hentinya, mengerjakan ibadah-ibadah sunat, senantiasa merasakan muraqabah Rabbani, membuat per­hitungan jiwa, maka Insya Allah anak-anak akan mempunyai sifat jernih, berhiaskan iman dan ikhlas, dikenal sebagai wara' dan ahli takwa, khusyu' dan patuh kepada Allah Ta'ala.

Karenanya, pendidik semuanya, hendaknya bersama anak-anak berjalan di atas metode Islam dalam pendidikan ruhani. Sehingga, mereka akan menjadi seperti "malaikat" berbentuk manusia, karena tertanam dalam diri mereka benih-benih takwa, iman dan muraqabah, tertancap kokoh dalam hatinya pilar-pilar takut, tawakkal dan sikap perhitungan (mahasabah). Dan pokok-pokok dan pilar-pilar ini adalah faktor terpenting dalam memperbaiki moral anak, melatih sosialnya, meluruskan spiritual dan mentalnya.

Posting Komentar untuk "Pentingnya Rasa Muraqabah Pada Allah"