Cahaya Syu'a'ul Bashirah 'Ainul Bashirah Dan Haqqul Bashirah

"Syu'a'ul Bashirah, menjadi saksi bagimu yang datang men¬dekati Allah SWT., dan Allah dekat dengan engkau. 'Ainul Bashirah, menunjukkan ketiadaan engkau, karena adanya Allah SWT.. 

Haqqul Bashirah, menampakkan kepadamu adanya Allah SWT. (wujud), bukan pada ketiadaanmu, juga bukan pada adanya dirimu". 

Sinar hati dan juga cahaya akal yang menunjukkan kepada iman itulah yang disebut dengan sinar yang bercahaya. 

Sedangkan cahaya ilmu itu adalah yang disebut dengan "Ainul Bashirah, akan tetapi Haqqul Bashirah itu adalah menyaksikan adanya Allah SWT. dengan mata hati yang terang benderang atau juga disebut dengan cahaya akal. 

Atas akal mereka maka diri mereka telah menjadi saksi, dengan mata akal dan mata hati maka mereka juga menyaksikan tentang adanya Allah SWT. Tuhan itu sangatlah dekat dengan mereka yang telah berma'rifat kepada-Nya, dan untuk mengenal akan adanya Allah SWT. seperti inilah maka mereka akan dapat mengenal dirinya sendiri. 

Seperti ada ungkapan yang telah diungkapkan oleh para Ulama' shufi yaitu : " Barangsiapa mengenal dirinya, pasti ia akan mengenal Tuhannya". 

Dengan ilmu maka Ulama' dapat memberikan sinar kepada alam sekitarnya. Dan seorang hamba menjadi saksi atas Tuhannya, bukan pada wujudnya. Sedangkan mengenai penyaksian adalah pada cahaya kebenaran. 

Kecuali hanya kepada Allah SWT., maka tidak ada .penyaksian lain oleh seorang hamba. Ungkapan seperti ini adalah menunjukkan sebuah pengertian yang dimaksud dengan "Allah SWT. itu ada", dan wujudnya Allah tiada satu pun yang sama dengan-Nya. Adanya Allah SWT. sekarang sama dengan wujudnya semula 

Maqam pertama orang Arif yang sangat berma'rifat adalah mengenal Allah SWT. melalui sinar mata rohani dan juga mata hati. 

Untuk meyakinkan wujud Allah SWT. seperti yang telah disebutkan di dalam ilmu Aqaid adalah mengenal Allah SWT. dan mendekati Allah SWT. dengan mata hati itu haruslah dengan ilmu. 

Mengenal Allah melalui 'Ainul Bashirah adalah menunjukkan suatu kemampuan ilmu setelah meningkat ke maqam penyaksian yang haq mengenai wujud Allah juga mengenai seluruh ciptaan Allah SWT.. 

Sedangkan mengenai mengenal Allah SWT. melalui Haqqul Bashirah adalah ilmu yang mampu untuk mengantarkan orang arif dan untuk mendekati wujud yang benar tentang Allah SWT., sehingga ia mencapai maqam lanjutan yakni meyakini melalui ilmu (penglihatan akal), bashirah (penglihatan hati sanubari) serta keyakinan iman yang meliputi seluruh pemahaman ma'rifat. 

Seperti di dalam sabda Nabi Muhammad saw, dalam wujud Allah SWT. itu dikenal sebagai berikut : 

"Sembahlah Tuhanmu, seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihat Allah, sesungguhnya Allah telah melihatmu". 

Menurut tuntunan dari Rasulullah saw. hal tersebut di atas merupakan wujud ma'rifat yang sebenarnya, dan hal semacam inilah yang dimaksud dengan Al-Ihsan.