Kematian dan Balasan di Alam Kubur

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Abu Rafi' yang bercerita: "Ketika Rasulullah Saw. melewati pekuburan Baqi', beliau berkata: 'Celakalah engkau! Celakalah engkau! Aku mengira bahwa yang dimaksud oleh beliau adalah aku', kemudian beliau Saw. berkata, 'Bukan, tapi ini adalah kuburan si fulan yang pernah aku utus kepada sebuah keluarga, namun ia berkhianat dengan mengambil sebuah mantel. Sekarang, dipakaikan padanya mantel dari api neraka." 

Dalam Musnad- nya, Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. berkata, "Rasulullah Saw. bersabda, 'Pada malam isra', aku melewati suatu kaum yang lidah mereka digunting dengan gunting dari api. Aku bertanya, 'Siapakah mereka?' Kemudian dijawab, 'Mereka adalah para juru ceramah dari umatmu di dunia. Mereka memerintahkan manusia kepada kebaikan, tetapi melupakan diri mereka sendiri. Apakah mereka tidak menggunakan akalnya?!" 

Di kitab yang sama, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Saat aku dimi'rajkan, aku bertemu dengan kaum yang berkuku tembaga. Mereka mencakari wajah dan dada mereka. Lalu aku bertanya: 'Siapakah mereka itu, wahai Jibril?' Jibril menjawab, 'Mereka adalahtgolongan orang yang memakan daging manusia (menggunjing) serta merusak kehormatannya." 

Diriwayatkan dalam kitab yang sama pula bahwa Rasulullah Saw. sering mengucapkan:

 يَامُقَلِّبَ اَلْقُلُوْبِ وَالاَبْصَارِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكِ 

"Wahai Dzat yang membolak-balikkan perasaan dan mata hati, teguhkanlah hatiku dalam agamamu." 

Para sahabat lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan ajaran yang engkau bawa. Adakah engkau masih mengkhawatirkan kami?" "Ya," jawab beliau, "sesungguhnya, hati itu di antara dua jari-jemari Allah. Dia membolak-balikkannya dengan sekehendak-Nya." 

Dalam kitab yang sama juga, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bertanya kepada Jibril, "Kenapa aku tidak pernah melihat Mikail tertawa?" Jibril menjawab, "Dia tidak pernah tertawa sejak diciptakannya neraka." 

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: "Dihadirkan seorang calon penghuni neraka yang banyak diberi kenikmatan di dunia. Ia kemudian dicelupkan ke dalam neraka sekali, lalu ia ditanya, "Wahai anak Adam, adakah kau melihat kebaikan sedikit pun? Adakah kau pernah merasakannya walau sedikit?" Ia menjawab, "Tidak, demi Allah, wahai Tuhanku." Dihadirkan juga calon penghuni surga yang paling menderita ketika di dunia. Ia kemudian dicelupkan ke surga satu kali dan ditanya, "Wahai anak Adam, adakah engkau melihat kesengsaraan sedikit pun? Adakah engkau pernah merasakan penderitaan sedikit pun?" "Tidak, demi Allah, aku sama sekali tidak pernah merasakan kesengsaraan dan penderitaan sedikitpun." 

Dalam Musnad Imam Ahmad, diriwayatkan dari Al-Barra' bin Adzib, dia bercerita, "Kami bersama Rasulullah mengantar jenazah seorang sahabat dari kalangan Anshar hingga sampai kuburan. Ketika jenazah dikuburkan, Rasulullah Saw. lalu duduk, sedangkan kami duduk sekitar beliau dengan khidmat seakan-akan ada burung bertengger di atas tiap-tiap kepala kami. Beliau Saw memegang tongkat yang dipakai untuk mencongkel tanah. Kemudian, beliau bersabda: “Mohonlah perlindungan kalian kepada Allah Swt. dari siksa kubur!' Beliau mengatakannya hingga dua atau tiga kali. Rasulullah Saw. lalu bersabda, 'Sesungguhnya, di saat hamba yang beriman akan meninggalkan dunia menuju akhirat, turunlah para malaikat dari langit dengan wajah-wajah yang putih berseri bak cahaya matahari. Mereka membawa kafan dan obat mayat penduduk surga, lalu duduk mengitarinya sejauh mata memandang. Kemudian, malaikat maut datang dan duduk di sisi kepalanya. Dia berkata, 'Keluarlah wahai jiwa yang tenteram! Keluarlah menuju ampunan Allah Swt. dan keridhaan- Nya! Lalu, jiwa orang mukmin tadi keluar mengalir seperti mengalirnya tetesan air dari wadah kantong air, dan malaikat maut pun langsung mengambilnya. Ketika malaikat maut telah mengambilnya, tanpa membiarkannya sekejap mata pun di tangannya, dengan segera para malaikat tadi mengambilnya lalu meletakkannya di kain kafan serta membubuhinya dengan obat mayat. Keluar dari jiwa mukmin tersebut aroma kasturi terharum yang ada di muka bumi ini. Para malaikat lalu membawanya naik ke langit. Tiap kali melewati sekelompok malaikat, mereka selalu bertanya, "Ruh siapakah ini yang begitu indah? Para malaikat yang mengantarnya menjawab, 'Ini adalah ruhnya Fulan bin Fulan.' Mereka selalu menjawab dengan menyebut nama terindahnya ketika masih di dunia hingga mereka sampai ke langit. Mereka kemudian meminta untuk dibukakan pintu untuknya, lalu dibukakan pintu langit baginya. Para malaikat di setiap langit mengantarnya dari pintu ke pintu berikutnya hingga sampailah ke langit ketujuh. Allah Swt. kemudian berfirman kepada para malaikat, 'Tulislah kitab hamba-Ku ini di Surga 'Illiyyin dan kembalikan ia ke tanah! Sesungguhnya, dari tanah Aku ciptakan mereka, lalu Aku kembalikan mereka ke tanah, dan dari tanah juga Aku keluarkan mereka lagi.' Ruhnya kemudian dikembalikan ke tanah. Maka, datanglah- dua malaikat lalu mendudukkannya dan bertanya kepadanya, 'Siapakah Tuhanmu?' 

Ia menjawab, 'Tuhanku Allah.' 

'Apa agamamu?' 

'Agamaku Islam.' 

'Siapakah laki-laki yang diutus kepada kalian:? 

Apa ilmumu? 

Aku membaca kitab Allah Swt. lalu aku mengimaninya dan membenarkannya.' 

Kemudian, terdengar seruan dari langit, 'Jika hamba-Ku benar, bentangkanlah permadani dari surga untuknya, kenakanlah pakaian dari surga padanya, dan bukakanlah pintu surga baginya!' Setelah itu, ia merasakan aroma angin surga dan kuburnya pun dilapangkan sejauh matanya memandang. Seseorang yang berwajah tampan, berpakaian bagus, dan harum lalu datang kepadanya dan berkata, 'Berbahagialah dengan apa saja yang membuatmu senang! Ini adalah hari yang dijanjikan bagimu.' Ia lalu bertanya, 'Siapakah kamu? Wajahmu indah membawa kebaikan.' Orang itu menjawab, 'Aku adalah amal shalihmu.' Ia lalu berucap, 'Tuhanku, tibakanlah kiamat! Tuhanku, tibakanlah kiamat sehingga aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku.' 

"Beliau juga bersabda, 'Sesungguhnya, hamba yang kafir ketika menjelang ajalnya, meninggalkan dunia menuju akhirat, datanglah kepadanya para malaikat yang berwajah kelam membawa kafan yang terkoyak. Mereka lalu duduk mengitarinya sejauh pandangan mata. Kemudian, datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya lalu berkata, 'Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju murka dan kemarahan Allah!' Namun, ia tak mau keluar dari jasadnya sehingga malaikat maut pun mencabutnya laksana mencabut besi panggang dari kain wol yang basah, lalu mengambilnya. Tatkala ia telah mengambilnya, tanpa membiarkannya barang sekejap pun, para malaikat langsung membungkusnya pada kain kafan yang terkoyak tadi. Bau bangkai terbusuk sedunia keluar darinya. Mereka kemudian membawanya naik ke langit. Setiap melewati sekelompok malaikat, mereka selalu bertanya, 'Ruh busuk siapa ini?' Para malaikat yang mengantarnya menjawab, 'Ini adalah Fulan bin Fulan.' Mereka selalu menjawab dengan sebutan terburuknya selama masih di dunia hingga mereka minta dibukakan pintu, tetapi tidak dibukakan.' Rasulullah Saw. lalu membacakan ayat:

''Sesungguhnya, orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak {pula) mereka masuk surga hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.( Al-A’raaf [7] : 40) " 

"Beliau melanjutkan, "Allah Swt. kemudian memerintahkan para malaikat-Nya: "Tulislah catatan amalnya di Neraka Sijjin, di lapisan bumi paling bawah!" Ruhnya dicampakkan begitu saja. 

Beliau Saw. lalu membacakan ayat:

"... Barang siapa mempersekutukan Allah, ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.(Q.S. Al-Hajj [22]: 31) " 

 "Dan, dikembalikanlah ruh itu ke jasadnya. Tak lama kemudian, dua malaikat datang kepadanya dan bertanya, "Siapakah Tuhanmu?" Ia menjawab, "Hah.. ,hah...aku tidak tahu." Ditanya lagi, "Apa agamamu?" Lagi-lagi ia menjawab, "hah...hah.. .aku tidak tahu" Kemudian ditanya lagi, "Siapakah lelaki yang diutus kepadamu?" Untuk kesekian kalinya ia menjawab, "hah...hah... aku tidak tahu." Terdengarlah seruan dari langit, "Jika hamba- Ku berdusta, bentangkanlah tikar dari api neraka untuknya, kenakanlah pakaiannya dari api neraka, dan bukalah pintu ke neraka untuknya! Maka, ia pun merasakan panas neraka yang menyengat. Kuburnya disempitkan hingga tulang-tulanggya remuk. Seorang laki-laki yang berwajah buruk, berpakaian jelek, berban busuk kemudian datang kepadanya dan berkata: bersenang-senanglah kamu dengan apa saja yang membuatmu buruk! Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu." Ia kemudian bertanya, "Siapakah kamu? Wajahmu jelek membawa keburukan." Laki laki itu menjawab, "Aku adalah amal burukmu." Ia lalu berinap, "Wahai Tuhan, janganlah Kau tibakan kiamat!" 

Dalam redaksi lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, "Kemudian, didatangkan kepadanya seorang yang buta, tuli, dan bisu sembari menggenggam pemukul dari besi yang seandainya dipukulkan pada gunung, gunung itu pasti akan hancur lebur. Orang itu kemudian memukulnya sekali pukulan maka ia pun remuk menjadi tanah. Kemudian, Allah Swt. mengembalikannya seperti semula. Lalu, orang itu memukulnya lagi, lalu ia menjerit dengan keras hingga semua makhluk mendengarnya kecuali manusia dan jin." 

Al-Barra' berkata, "Lalu, dibukakanlah pintu menuju neraka baginya dan dihamparkan tikar dari neraka untuknya." 

Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad juga bahwa Al- Barra' berkata: "Ketika kami bersama Rasulullah Saw., beliau melihat kumpulan orang-orang, lalu beliau bertanya, 'Di mana mereka berkumpul?' Seseorang menjawab, 'Di atas kuburan yang mereka gali.' Rasulullah Saw. terkejut dan segera meninggalkan para sahabat (yang kemudian juga mengikuti beliau) hingga beliau Saw. sampai ke kuburan itu. Beliau lalu bersimpuh dengan kedua lutut. Aku pun segera mengambil tempat di hadapan beliau .upaya aku dapat melihat apa yang beliau lakukan. Ternyata, beliau Saw. menangis hingga tanah menjadi basah sebab air mata beliau. Setelah itu, beliau Saw. menghadapkan wajahnya kepada I anu dan berkata, 'Duhai saudara-saudaraku, bersiap-siaplah kalian untuk saat yang seperti ini!" 

Buraidah meriwayatkan sebuah hadits yang juga dalam Musnad Imam Ahmad, "Suatu hari Rasulullah Saw. datang kepada kami seraya berseru hingga tiga kali, 'Wahai manusia, tahukah kalian perumpamaanku dan perumpamaan kalian?' Para sahabat menjawab, 'Allah dan Rasul Nya lebih mengetahui.' Beliau Saw. Bersabda: 'Perumpamaanku dan perumpamaan kalian tak ubahnya seperti kaum yang takut terhadap musuh yang akan datang lalu mengutus seseorang untuk mengawasinya. Tak lama kemudian, ia melihat musuh itu maka segera ia menghadap untuk memberi peringatan dengan rasa khawatir jika musuh telah datang, tapi ia belum sempat memberikan peringatan kepada kaumnya. Ia pun mengibar-ngibarkan bajunya seraya menyeru, 'Wahai manusia, musuh telah datang, musuh telah datang! sebanyak tiga kali." 

Dalam Shahib Muslim, diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Segala sesuatu yang memabukkan itu haram. Sesungguhnya, Allah Swt. berjanji bagi siapa saja yang meneguk minuman yang memabukkan, Dia akan memberinya minuman dari Thinab al-Khabbal. Kemudian ditanyakan, 'Apa itu Thinah al-Khabbal?' Beliau Saw. menjawab, 'Itu adalah keringat para penghuni neraka atau hasil perasannya." 

Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad, dari Abu Dzar berkata, "Rasulullah Saw. bersabda, 'Aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit bergemuruh dan benar-benar layak baginya untuk bergemuruh. Tiada tempat seukuran empat jari pun di dalamnya kecuali ditempati seorang malaikat yang bertasbih kepada Allah Swt. (mengungkapkan kesucian-Nya) sambil bersujud. Andai saja kalian tahu apa yang kutahu, kalian pasti akan sedikit tertawa, banyak menangis, enggan bersenang-senang dengan istri di ranjang, dan pastilah kalian keluar naik menuju tempat itu lalu bersimpuh di hadapan Allah Swt." 

Abu Dzar berkata, "Demi Allah, andaikan aku ini menjadi pohon yang ditebang." 

Dalam Musnad Imam Ahmad juga diriwayatkan dari Hudzaifah, "Kami bersama Rasulullah Saw. mengantar jenazah. Sesampainya di kubur, beliaij Saw. duduk bersandar di atas kedua betis seraya melihat-lihat kubur tersebut. Beliau Saw. lalu bersabda, 'Di dalamnya, "orang mukmin ditekan hingga terlepas semua bebannya, sedangkan orang kafir dipenuhi dengan api neraka dan beban-beban (yang menghimpitnya) ibarat urat-urat dan dua buah pelir." 

Dalam kitab Musnad yang sama juga, diriwayatkan dari Jabir bercerita: "Kami bersama Rasulullah Saw. pergi melayat Sa'd bin Mu'adz ketika ia wafat. Tatkala Rasulullah Saw. selesai menshalatkannya lalu meletakkannya dalam kubur, beliau Saw. bertasbih, sementara kami ikut bertasbih. Beliau Saw. kemudian bertakbir maka kami ikut bertakbir. Kemudian, beliau Saw. ditanya, 'Wahai Rasulullah, mengapa engkau bertasbih lalu bertakbir?' Beliau Saw. menjawab, 'Sungguh, kubur hamba shalih ini telah menghimpitnya hingga Allah melonggarkannya." 

Dalam Shahih al-Bukhari, diriwayatkan dari Abu Sa'id bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Saat jenazah dibawa oleh orang-orang di atas pundak mereka, jika ia orang yang shalih maka ia berkata, 'Bawalah aku!' Namun, jika dia bukan orang yang shalih, ia akan berkata: 'Aduh celaka, ke mana kalian akan membawaku? Semua makhluk mendengar suaranya kecuali manusia. Seandainya manusia dapat mendengarnya, ia pasti pingsan." 

Diriwayatkan dari Abu Umamah dalam Musnad Imam Ahmad bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Pada hari kiamat, matahari mendekat sekitar satu mil. Panasnya pun bertambah sekian dan sekian hingga kepala mendidih seperti periuk dan mengalirlah keringat manusia sesuai dengan kesalahan-kesalahan mereka. Di antara mereka ada yang keringatnya mencapai tumit, ada yang mencapai kedua tumit, ada yang mencapai pusar, ada juga yang sampai keluar dari mulutnya." 

Dalam Musnad-nya juga, diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Saw. bersabda, "Bagaimana aku bisa merasa nikmat, sedangkan terompet sangkakala telah disiapkan di mulut malaikat peniup dan ditegakkan hingga dahinya? Ia tinggal mendengar perintah dan langsung meniupnya." Para sahabat bertanya, "Apa yang harus kami ucapkan?" Beliau Saw. bersabda, "Ucapkanlah:

 حَسْبُنَا اللَّهُ وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا 

"Dzat yang mencukupi kami dan sebaik-baik Dzat yang menjadi tempat berpasrah adalah Allah. Kepada-Nya kami berserah diri.”