Di bawah ini adalah peringatan terhadap para pendidik sebagai pedoman pendidikan untuk mendidik anak dalam memberikan contoh yang baik atau suri tauladan kepada anak didiknya:
Abu Daud dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Pada suatu hari, ibuku memanggilku, dan Rasulullah saw. sedang bertamu di rumah kami. Berkatalah ibuku, "Wahai Abdullah, ke sinilah, nanti aku beri". Maka berkatalah Rasulullah saw. kepada ibuku, "Apa yang hendak engkau berikan kepadanya?" "Saya hendak memberikan kurma kepadanya", kata ibuku. Rasulullah saw. berkata, "Jika engkau tidak memberikan sesuatu kepadanya, maka tertulislah engkau sebagai pendusta".
Ahmad dan lainnya meriwayatkan dari Nabi Muhammad Rasulullah saw.:
مَنْ قَالَ لِصَبِيٍّ ׃ تَعَالَ هَاكَ أَيْ خُذْ ثُمَّ لَمْ يُعْطِهِ فَهِيَ كِذْبَةٌ٠
Barang siapa berkata kepada anak kecil, "Mari sini. Ini aku beri", kemudian ia tidak memberi, maka ia adalah pendusta!"
مَنْ قَالَ لِصَبِيٍّ ׃ تَعَالَ هَاكَ أَيْ خُذْ ثُمَّ لَمْ يُعْطِهِ فَهِيَ كِذْبَةٌ٠
Barang siapa berkata kepada anak kecil, "Mari sini. Ini aku beri", kemudian ia tidak memberi, maka ia adalah pendusta!"
Bukankah petunjuk Nabi ini dapat diartikan bahwa Rasulullah saw. sangat menekankan agar pendidik tampil di depan anak didiknya dengan penampilan yang jujur, sehingga dengan demikian ia telah memberikan contoh yang baik !!?
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari An-Nu'man bin Basyir ra., bahwa ayahnya membawa kepada Rasulullah saw. dan berkata:
Sesungguhnya saya telah memberikan seorang budak yang dulu milik saya, kepada anak saya ini. Maka berkatalah Rasulullah saw., "Apakah semua anakmu juga kamu beri seperti ini?" 'Tidak", kata ayahku. Maka Rasulullah saw. berkata, "Kembalikanlah ia".
Dan dalam sebuah riwayat:
Maka Rasulullah saw. berkata, "Apakah kamu berbuat seperti ini kepada anakmu semua?" "Tidak", jawab ayahku. Rasulullah saw. bersabda, "Bertakwalah kalian kepada Allah, dan berlaku adillah terhadap anak-anakmu". Maka pulanglah ayahku, dan mencabut kembali pemberiannya itu.
Dan dalam riwayat lain:
Rasulullah saw. bersabda, "Wahai Basyir, apakah kamu mempunyai anak selain ini?" "Ya", kata Basyir. "Apakah semuanya kamu beri seperti ini?", tanya Rasulullah saw. "Tidak", jawab Basyir. "Maka janganlah mempersaksikan kepadaku. Karena sesungguhnya aku tidak memberikan kesaksian kepada perbuatan zhalim", ucap Rasulullah saw.
Dan dalam riwayat lain:
"Mintalah kesaksian terhadap perbuatan ini, kepada selainku". Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Apakah menggembirakanmu, jika mereka dalam berbakti kepadamu adalah sama?" "Tentu", kata Basyir. "Maka janganlah kamu berbuat demikian" kata Rasulullah saw.
Ini semua menunjukkan bahwa Rasulullah saw. sangat menegaskan bahwa seorang pendidik harus tampil di muka anak didiknya dengan penampilan yang adil, agar memberikan kepada mereka contoh yang baik kepada mereka.
Dalam Shahihain, dari 'Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mencium Hasan dan Husain, putra Ali bin Abi Thalib ra., dan pada waktu itu ada bersama Rasulullah saw. Al-'Aqra bin Habis At-Tamimi. Al-'Aqra berkata, "Saya mempunyai sepuluh anak. Tak satu pun yang pernah saya cium". Maka Rasulullah saw. memandang kepadanya dan bersabda, "Barang siapa yang tidak berkasih sayang, maka ia tidak akan mendapatkan kasih sayang".
Dan dalam Shahihain dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Seorang Badawi datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, 'Sesungguhnya engkau menciumi anak kecil. Aku. tidak pemah menciumi mereka!' Maka bersabdalah Rasulullah saw., "Apakah engkau tidak takut, Allah mencatat kasih sayang (rahmat) dari hatimu?"
Ini juga menunjukkan bahwa Rasulullah saw. sangat memperhatikan agar seorang pendidik tampil di muka anak didiknya dengan penampilan kasih sayang, agar memberikan contoh yang baik kepada mereka.
Jika rahmat atau kasih sayang dicabut dari hati seorang pendidik, maka apakah akan bermanfaat pendidikan bagi anak-anak? Apakah metode pendidikan yang influentif akan berguna? Apakah nasihat akan diterima? Apakah anak didik akan tumbuh dalam akhlak yang mulia?
Jawabnya, mutlak "Tidak!"
Maka, tidak ada cara bagi para pendidik selain harus bersikap kasih sayang, dan menerapkan dalam seluruh kehidupan sehari-hari, dalam kewajiban dakwah dan mendidik, agar anak tumbuh dengan akhlak yang baik, dan terdidik dalam kemuliaan.
Posting Komentar untuk "Pedoman Pendidikan Anak: Memberikan Contoh yang Baik"