Beberapa ungkapan tentang arti ketakwaan dari pemimpin orang-orang yang bertakwa, Amirul Mukminin 'Ali a.s.
Ketika membaca ayat: Bertasbih kepada-Nya di dalam masjid itu, pada waktu pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula olehjual-beli dari mengingat Allah, beliau berkata, "Sesungguhnya Allah Yang Mahasuci menjadikan zikir sebagai cahaya bagi hati yang mendengar dengannya walaupun tuli, melihat dengannya walaupun buta, dan tunduk dengannya walaupun ada perlawanan. Dalam masa demi masa dan pada waktu ketiadaan nabi yang diutus, Allah— Yang Mahaagung karunia-Nya—selalu memiliki hamba-hamba yang diajak berdialog dalam pikiran mereka dan diajak bicara dalam akal mereka. Dengan demikian, dengan cahaya ketetjagaan dalam penglihatan, pendengaran, dan hati, mereka terus-menerus mengingat kenikmatan-kenikmatan Allah dan menjadikan [orang lain] takut akan kedudukan-Nya seperti para pemandu di hutan belantara. Barangsiapa menempuh tujuan itu, mereka memuji jalannya dan memberinya kabar gembira akan keselamatan. Namun, barangsiapa mengambil jalan ke kanan dan ke kiri, mereka mencela jalannya dan mengingatkannya akan kebinasaan. Dengan begitu, mereka seperti pelita-pelita dalam kegelapan dan pemandu-pemandu dalam keragu-raguan."
"Ada orang-orang yang selalu berzikir, yang menjadikannya ganti dari hal-hal keduniaan sehingga perniagaan dan jual-beli tidak memalingkan mereka darinya. Mereka berbicara kepada telinga yang lalai, memperingatkan terhadap hal-hal yang diharamkan Allah, mereka menyuruh orang lain untuk menegakkan keadilan, dan mereka sendiri telah melaksanakannya. Mereka mencegah orang lain melakukan kemungkaran dan mereka sendiri telah menahan diri darinya. Seakan-akan mereka telah menempuh perjalanan dunia ini menuju akhirat iliin mereka ada di dalamnya sehingga mereka menyaksikan apa yang ada di baliknya. Seakan-akan mereka melihat kegaiban penghuni barzakh selama mereka tinggal di sana dan kiamat memenuhi janjinya kepada mereka. Oleh karena itu, mereka menyingkap tabir itu bagi penghuni dunia sehingga seakan-akan mereka melihat apa yang tidak terlihat oleh manusia dan mendengar apa yang tidak terdengar oleh manusia."
"Apabila kamu menggambarkan mereka dalam pikiranmu dan kedudukan mereka yang terpuji dan majelis mereka yang mengagumkan, ketika mereka telah membuka catatan-catatan amal mereka dan siap untuk menyampaikan tanggungjawab tentang diri mereka sendiri atas setiap hal kecil dan hal besar yang diperintahkan kepada mereka tetapi mereka lalaikan, atau apa yang diperintahkan kepada mereka agar di hindari tetapi mereka langgar, dan mereka memikulkan beban dosa mereka ke atas punggung mereka sehingga mereka lemah untuk menanggungnya, maka mereka menangis dengan getir dan berkata satu sama lain seraya meratap kepada Tuhan mereka dalam penyesalan dan pengakuan. Akan kamu dapati mereka sebagai panji-panji hidayah dan pelita-pelita dalam kegelapan. Para malaikat telah mengelilingi mereka dan ketenangan telah meliputi mereka. Pintu-pintu langit dibukakan bagi mereka dan tempat-tempat duduk kemuliaan telah disiapkan untuk mereka dalam tempat duduk yang Allah menyaksikan mereka sehingga meridhai usaha mereka dan memuji kedudukan mereka. Mereka menghirup udara pengampunan dalam berdoa kepada-Nya."
"Mereka sangat berharap akan rahmat-Nya dan menunduk hina terhadap keagungan-Nya. Panjangnya kesedihan memedihkan hati mereka dan panjangnya tangisan memerihkan mata mereka. Mereka mengetuk setiap pintu harapan kepada Allah. Mereka memohon kepada Dia yang kemurahan Nya tidak membuat sempit dan orang-orang yang berharap kepada-Nya tidak menjadi kecewa. Oleh karena itu, evaluasilah dirimu untuk kepentingan dirimu sendiri, karena evaluasi terhadap diri orang lain akan dilakukan oleh orang selainmu."
Sebelum memasuki pembahasan dalam buku ini, yang merupakan syarah hadis tentang menempa diri dari buku Empat Puluh Hadis (al- Arba'un Haditsan) karya Imam Khomeini r.a., terdapat dua pengantar yang sebaiknya dikemukakan: pertama, beberapa karakteristik buku al- Arba’un Haditsan, kedua, sekumpulan pembahasan sebagai pendahuluan untuk memasuki syarah buku tersebut.
Kita memohon kepada Allah SWT agar menjadikan kami termasuk orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan, Se-sungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan permohonan. Hanya Allah sajalah Pemberi pertolongan.
- Ketahuilah, wahai hamba-hamba Allah, ketakwaan adalah rumah perlindungan bagi orang yang mulia, sedangkan kedurhakaan adalah rumah perlindungan bagi orang yang hina, yang tidak mencegah penghuninya dan tidak pula mendapatkan orang yang berlindung padanya. Ketahuilah, dengan ketakwaan kalian memutuskan kesengsaraan atau kebahagiaan abadi. Oleh karena itu, berbekallah kalian pada hari-hari kefanaan untuk hari-hari keabadian. Kalian lelah ditunjukkan pada perbekalan, diperintahkan untuk berangkat, dan didorong untuk melakukan perjalanan. Kalian seperti rombongan yang sedang berdiri [menanti]. Mereka tidak tahu kapan diperintahkan untuk berjalan. Ketahuilah, apa yang dilakukan untuk dunia oleh orang yang diciptakan untuk akhirat dan apa yang diperbuat dengan harta yang tidak lama lagi akan diambil, pertanggung jawaban dan penghisaban atasnya kekal.
- Dan mewasiatkan kepada kalian agar bertakwa, menjadikannya puncak keridhaan-Nya, dan kebutuhan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah yang kalian dalam pengawasan-Nya, ubun-ubun kalian di tangan-Nya, dan bolak-balik kalian dalam genggaman-Nya. Jika kalian rahasiakan [apa pun], Dia mengetahuinya danjika kalian tampakkan, Dia mencatatnya. Dengan begitu, semuanya terpelihara [sehingga] mereka tidak menggugurkan kebenaran dan tidak meneguhkan kebatilan.
Ketahuilah, barangsiapa bertakwa, maka Allah memberikan kepadanya jalan keluar dati segala cobaan dan cahaya dari kegelapan. Dia mengekalkannya di dalam apa pun yang diinginkannya dan menempatkannya pada kedudukan yang mulai di sisi-Nya, di negeri yang Dia ciptakan untuknya, yang naungannya adalah Arsy-Nya, cahayanya adalah Keagungan-Nya, para pengunjungnya adalah para malaikat-Nya, dan para pendampingnya adalah para rasul-Nya. Oleh karena itu, bergegaslah menuju tempat kembali (maad) dan berlombalah menuju kematian, karena harapan hampir terputus harapan dari manusia, ajal hampir mendekati mereka, dan pintu tobat hampir tertutup bagi mereka. Kalian menjadi seperti kembali yang ditanyakan orang-orang sebelum kalian. Kalian adalah anak- anakjalanan dalam peijalanan dari negeri yang bukan negeri kalian. Kalian telah didorong agar berangkat darinya dan diperintahkan untuk berbekal di dalamnya.Ketahuilah, kulit yang lembut ini tidak tahan terhadap api [neraka]. Oleh karena itu, kasihanilah diri kalian. Kalian telah mengalami musibah-musibah di dunia. Apakah kalian melihat sakit salah seorang dari kalian karena duri yang menusuk dirinya, kejatuhan yang membuatnya berdarah, dan [cuaca] panas yang membual nya terbakar? Apalagi jika di antara kedua sisi api [neraka | ditemani batu dan didampingi setan .Tali u kali kalian, ketika Malik (malaikat penjaga neraka) marah pada api itu, bagian-bagiannya mulai saling bertabrakan karena kemarahannya, dan ketika ia menghardiknya, nyala itu melompat di antara pintu-pintu neraka sambil menjerit karena hardikannya.
- Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya ketakwaan kepada Allah telah melindungi para pencinta Allah dari segala keharaman (lan menanamkan ketakutan kepada-Nya ke dalam hati mereka sehingga malam-malam mereka dilewatkan dengan terjaga dan siang- siang mereka dilalui dengan kehausan. Oleh karena itu, mereka mendapatkan ketenangan melalui kesusahan dan kelegaan melalui kehausan. Mereka memandang ajal telah dekat sehingga karenanya mereka bergegas kepada pengamalan dan meninggalkan angan- angan sehingga mereka melihat kematian.
- Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah. Betapa banyak orang mengharapkan sesuatu yang tidak dicapainya, yang membangun [rumah] tanpa mendiaminya, dan mengumpulkan sesuatu yang akan ditinggalkannya. Kadang-kadang yang dikumpulkannya adalah kebatilan, yang dihindarinya adalah kebenaran, yang dikerjakannya adalah keharaman, dan karenanya ia menanggung dosa. Akibatnya, ia kembali dengan [membawa] dosanya dan menemui Tuhannya dalam penyesalan dan kesedihan. Ia telah merugi di dunia dan akhirat. Itulah kerugian yang nyata.
- Barangsiapa banyak bicara, maka banyak punya kesalahannya. Barangsiapa banyak kesalahannya, maka sedikit rasa malunya. Barangsiapa sedikit rasa malunya, maka sedikit kewaraannya. Barangsiapa sedikit kewaraannya, maka matilah hatinya. Barangsiapa yang mati hatinya, maka ia masuk ke neraka.
- Ketakwaan adalah pokok akhlak.
- Ketahuilah, sesungguhnya dalam kesehatan terdapat ketakwaan hati.
- Tidak ada kemuliaan yang lebih baik daripada ketakwaan dan tidak ada benteng yang lebih baik daripada kewaraan. Berikut ini adalah ucapan Imam 'Ali a.s. dalam menerangkan sifat- sifat orang-orang yang bertakwa.
Ketika membaca ayat: Bertasbih kepada-Nya di dalam masjid itu, pada waktu pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula olehjual-beli dari mengingat Allah, beliau berkata, "Sesungguhnya Allah Yang Mahasuci menjadikan zikir sebagai cahaya bagi hati yang mendengar dengannya walaupun tuli, melihat dengannya walaupun buta, dan tunduk dengannya walaupun ada perlawanan. Dalam masa demi masa dan pada waktu ketiadaan nabi yang diutus, Allah— Yang Mahaagung karunia-Nya—selalu memiliki hamba-hamba yang diajak berdialog dalam pikiran mereka dan diajak bicara dalam akal mereka. Dengan demikian, dengan cahaya ketetjagaan dalam penglihatan, pendengaran, dan hati, mereka terus-menerus mengingat kenikmatan-kenikmatan Allah dan menjadikan [orang lain] takut akan kedudukan-Nya seperti para pemandu di hutan belantara. Barangsiapa menempuh tujuan itu, mereka memuji jalannya dan memberinya kabar gembira akan keselamatan. Namun, barangsiapa mengambil jalan ke kanan dan ke kiri, mereka mencela jalannya dan mengingatkannya akan kebinasaan. Dengan begitu, mereka seperti pelita-pelita dalam kegelapan dan pemandu-pemandu dalam keragu-raguan."
"Ada orang-orang yang selalu berzikir, yang menjadikannya ganti dari hal-hal keduniaan sehingga perniagaan dan jual-beli tidak memalingkan mereka darinya. Mereka berbicara kepada telinga yang lalai, memperingatkan terhadap hal-hal yang diharamkan Allah, mereka menyuruh orang lain untuk menegakkan keadilan, dan mereka sendiri telah melaksanakannya. Mereka mencegah orang lain melakukan kemungkaran dan mereka sendiri telah menahan diri darinya. Seakan-akan mereka telah menempuh perjalanan dunia ini menuju akhirat iliin mereka ada di dalamnya sehingga mereka menyaksikan apa yang ada di baliknya. Seakan-akan mereka melihat kegaiban penghuni barzakh selama mereka tinggal di sana dan kiamat memenuhi janjinya kepada mereka. Oleh karena itu, mereka menyingkap tabir itu bagi penghuni dunia sehingga seakan-akan mereka melihat apa yang tidak terlihat oleh manusia dan mendengar apa yang tidak terdengar oleh manusia."
"Apabila kamu menggambarkan mereka dalam pikiranmu dan kedudukan mereka yang terpuji dan majelis mereka yang mengagumkan, ketika mereka telah membuka catatan-catatan amal mereka dan siap untuk menyampaikan tanggungjawab tentang diri mereka sendiri atas setiap hal kecil dan hal besar yang diperintahkan kepada mereka tetapi mereka lalaikan, atau apa yang diperintahkan kepada mereka agar di hindari tetapi mereka langgar, dan mereka memikulkan beban dosa mereka ke atas punggung mereka sehingga mereka lemah untuk menanggungnya, maka mereka menangis dengan getir dan berkata satu sama lain seraya meratap kepada Tuhan mereka dalam penyesalan dan pengakuan. Akan kamu dapati mereka sebagai panji-panji hidayah dan pelita-pelita dalam kegelapan. Para malaikat telah mengelilingi mereka dan ketenangan telah meliputi mereka. Pintu-pintu langit dibukakan bagi mereka dan tempat-tempat duduk kemuliaan telah disiapkan untuk mereka dalam tempat duduk yang Allah menyaksikan mereka sehingga meridhai usaha mereka dan memuji kedudukan mereka. Mereka menghirup udara pengampunan dalam berdoa kepada-Nya."
"Mereka sangat berharap akan rahmat-Nya dan menunduk hina terhadap keagungan-Nya. Panjangnya kesedihan memedihkan hati mereka dan panjangnya tangisan memerihkan mata mereka. Mereka mengetuk setiap pintu harapan kepada Allah. Mereka memohon kepada Dia yang kemurahan Nya tidak membuat sempit dan orang-orang yang berharap kepada-Nya tidak menjadi kecewa. Oleh karena itu, evaluasilah dirimu untuk kepentingan dirimu sendiri, karena evaluasi terhadap diri orang lain akan dilakukan oleh orang selainmu."
Sebelum memasuki pembahasan dalam buku ini, yang merupakan syarah hadis tentang menempa diri dari buku Empat Puluh Hadis (al- Arba'un Haditsan) karya Imam Khomeini r.a., terdapat dua pengantar yang sebaiknya dikemukakan: pertama, beberapa karakteristik buku al- Arba’un Haditsan, kedua, sekumpulan pembahasan sebagai pendahuluan untuk memasuki syarah buku tersebut.
Kita memohon kepada Allah SWT agar menjadikan kami termasuk orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan, Se-sungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan permohonan. Hanya Allah sajalah Pemberi pertolongan.