Dzikir Pelindung dari Api Neraka

Berdzikirlah al-baqiyat ash-shalihaat yaitu empat kata subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa Allah, wa Allah Akbar, ambillah dan teguklah ia sampai datang kematian. Maka saat kamu dalam keeadaan sangat kehausan, kamu akan mendapatkan kesegaran dan kesenangan.

Dalil Hadits Diriwayatkan oleh Sumarah bin Jundub, Rasnhdlah saw bersabda, "Perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah arba' kalimat [empat kalimat], tidaklah berbahaya bagimu darimana pun kamu memulainya: subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa Allah, wa Allah Akbar.

  سبحان الله , والحمد لله , ولا إله إلا الله , والله اكبر 

artinya: maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Ambillah tameng/perisaimu yang melindungimu dari api neraka: Subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa Allah, wa Allah Akbar, (maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar). Kata-kata itu akan datang pada hari kiamat memberikan pertolongan, kata-kata itu adalah al-baqiyat ash-shalihaat."

Dalam riwayat lain ditambahkan dengan "la haula wala quwwata illa billah-
 
لا حَوْلَ وَ لا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّهِ

" (tidak ada daya dan upapa kecuali kepada Allah)

Diriwayatkan oleh Sa’id al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, "Perbanyaklah membaca al-baqiyat ash-shalihat!" Para sahabat bertanya, "Apa itu Ya Rasulullah?" beliau menjawab, "Subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa Allah, wa Allah Akbar, la haula wala quwwata illa billah (maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, tidak ada daya dan upapa kecuali kepada Allah).

Setiap muslim haruslah menjadikan dzikir seperti air yang selalu dicari dan dibutuhkan tubuh. Sebab itulah diteruskan dengan kalimat seperti yang sudah diutarakan pada paragaraf awal “Teguklah ia sampai meninggal.”

Bait kata yang diutakan di atas yaitu dia memperoleh kesegaran dan kesenangan saat kehausan pada hari kiamat, disebabkan keutamaan dzikir yang dia baca.

Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan tentang keutamaan dzikir secara umum dan al-baqiyat ash-shalihat secara khusus:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا . وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا 

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. [Q.s Al Ahzab : 41-42]

 ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ 

"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring." (Ali Imran [3]:191)

Diriwayatkan oleh Abu Darda, Rasulullah saw bersabda, "Apakah kalian ingin aku beritahu perbuatan yang paling baik dan paling suci di hadapan Tuhan kalian, paling mengangkat derajat kalian, lebih baik bagi kalian daripada infak dengan emas atau uang, dan paling baik bagi kalian daripada menghadapi musuh lalu kalian memenggal leher mereka atau mereka memenggal leher kalian." Mereka menjawab, Tentu Ya Rasulullah.” Beliau berkata, "dzikir kepada Allah (dzikrullah). "HR. Tirmidzi, Ibn Majjah dan Hakim)

Diriwayatkah oleh Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah saw ditanya, siapa manusia yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di sisi Allah pada hari kiamat?”beliau menjawab, "Orangyang banyak berdzikir pada Allah." orang itu bertanya, “Bagaimana dengan orang yang berperang di jalan Allah?” beliau menjawab, "Sekiranya dia memukul pedang ke musuhnya sampai terputus dan mengeluarkan darah, maka orang yang berdzikir lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya." (HR. Tirmidzi)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, Aku membaca Subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa llah, wa Allah Akbar, lebih aku sukai daripada terbitnya matahari." HR. Muslim)

Diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud, Rasulullah saw bersabda, "Aku bertemu dengan Ibrahim pada malam aku diisrakan (isra' mi'raj) ia berkata, 'Wahai Muhammad, sampaikan salamku untuk umatmu dan beritahu kepada mereka sesungguhnya surga itu tanahnya indah, airnya jernih, ia adalah dataran (tidak ada gunung dan perbukitan), dan tanamannya adalah subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa Allah, wa allahu Akbar." (HR.Tirmidzi)

Diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba apabila membaca, 'Subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa Allah, wa Allah Akbar' maka malaikat menangkapnya dan menyimpannya di bawah sayapnya, lalu dia naik dengan membawanya. Dan tidaklah dia melewati kumpulan dari malaikat kecuali mereka memohonkan ampun untuk orang yang membacanya. Sampai malaikat itu menghadap kepada Allah Yang Maha Pengasih Yang Maha Agung dan Tinggi. Inilah yang dimaksud dari firman Allah, 'Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.'" (al-Fathir [35]:10)

Diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya apa yang mereka baca dari mengagungkan Allah seperti membaca tasbih (subhanallah), tahmid (al-hamdulillah), takbir (Allah Akbar) dan tahlil (lailahailallah). Maka bacaan itu berputar di sekitar Arsy dengan mengeluarkan suara, suaranya seperti suara tawon, dan ia menyebutkan nama orang yang membacanya. Apakah di antara kalian tidak senang menjadi orang yang disebutkan namanya di sana?" (HR. Ibn Majjah dan Hakim)

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda, "Tidaklah seseorang di atas muka bumi ini membaca: Subhanallah, wa al-hamdulillah, wa laa ilaha illa Allah, wa Allah Akbar kecuali akan diampuni dosa-dosanya, walaupun seperti buih di lautan." (HR. Hakim). Al-Hafizh Ibn Qayyim al-Jaudzi rahimahullah ta'alas berkata, Tirmidzi berkata, “Hadits ini hadits hasan.” Hakim berkata, “Sanad haditsnya shahih.

Allah berfirman seperti yang sudah disampaikan di atas yang artinya :

“berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (al-Ahzab [33] : 41)

Dalam ayat ini, Allah menyebutkan dzikir (dzikran) diiringi dengan kata sebanyak – banyaknya (katsiran). Ini mengandung arti bahwa dzikir itu sangat diperlukan oleh manusia dan tidak mungkin seseorang dapat melepaskan diri dari dzikir walaupun hanya sekejap mata. Barangsiapa yang sekejap saja tidak berzikir maka baginya kerugian di hari kiamat.

Diriwayatkan oleh Aisyah ra., Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah anak Adam melewati satu jam tanpa berzikir kepada Allah, kecuali ia akan merugi di hari kiamat.” (HR. Baihaqi)

Mu’ad bin Jabal ra., berkata: “Tidaklah merugi bagi ahli surga kecuali satu jam yang dilaluinya tanpa dzikir kepada Allah.”

Abu Darda’ ra., berkata: “Setiap sesuatu memiliki pembersih dan pembersih hati adalah dzikir kepada Allah.”

Dalam Sunnan Baihaqi disebutkan: “Setiap sesuatu memiliki pengasah dan pengasah hati adalah dzikir kepada Allah.”

Kethuilah! Hati itu bisa berkarat seperti berkaratnya besi, maka untuk menjaga agar tidak berkarat adalah dzikir. Karena dzikir dapat membersihkan hati dari karat, sehingga ia menjadi seperti kaca yang bening. Karat yang dimaksud adalah kelalaian dan dosa. Maka untuk membersihkannya hanya dengan dzikir dan istighfar.

Apabila ia dibiarkan tanpa ada usaha untuk membersihkannya, maka ia akan menghalangi untuk melihat hakikat sesuatu. Ia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran atau kebenaran dalam bentuk kebatilan. Bahkan apabila terus dibiarkan ia akan menjadi hitam atau gelap, dan itu akan menutupi hatinya dari kebenaran.

Allah berfirman: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (al-Muthaffifi n [83]:14)

Pada saat itu, pandangan hidupnya menjadi rusak. Ia tidak menerima kebenaran dan tidak pula menentang kebatilan. Dan, ini merupakan hukuman paling berat bagi hati, dalam firman-Nya : “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam  dada.” (al-Hajj [22]:46)

Sebab utama semua itu adalah kelalaian dari zikir kepada Allah dan mengikuti hawa nafsu dalam kemurkaan Allah. Karena kedua perbuatan itu akan menghapus cahaya pandangan bathin (bashirah),

“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya.” (al-Kahfi [18]:28)

Jadi, apabila kamu ingin mengikuti seseorang, lihatlah terlebih dahulu apakah dia seorang yang selalu berdzikir atau lalai dalam berdzikir? Apakah dia menguasai hawa nafsunya atau dia dikuasai oleh hawa nafsu? Seandainya dia seorang yang lalai dalam berdzikir dan menjadi budak hawa nafsu, maka jangan ikuti dia dan jauhilah. Karena Allah melarang untuk taat kepadanya.

Posting Komentar untuk "Dzikir Pelindung dari Api Neraka"