Keutamaan Ilmu dan Pahala yang Terus Mengalir

Salah satu keutamaan ilmu dari sekian banyak keutamaan ilm adalah Bahwa sesungguhnya orang yang berilmu pahalanya akan terus mengalir hingga setelah kematiannya dari ilmu yang telah dia sebarkan, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengambil manfaat dengan ilmunya selama hidupnya dan setelah kematiannya.

pahala menuntut ilmu

Dalil keutamaan ilmu dan pahala yang terus mengalir

Berikut ini adalah dalil-dalil baik firman Allah SWT dalam al-Qur’an dan juga dalam Hadits Nabi Muhammad Saw.

Firman Allah Swt:

إِنَّا نَحۡنُ نُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُواْ وَءَاثَٰرَهُمۡۚ وَكُلَّ شَيۡءٍ أَحۡصَيۡنَٰهُ فِيٓ إِمَامٖ مُّبِينٖ  

Artinya; “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang­-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas­bekas yang mereka tinggalkan.Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS. Yaasin : 12).

Makna dari firman Allah Swt (Sesungguhnya Kami menghidupkan orang­ orang mati) artinya adalah hari kiamat, dan makna (dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan) artinya adalah apa yag telah mereka kerjakan di dalam kehidupan mereka di dunia yang berupa amalan­ amalan, dan makna (dan bekas­bekas yang mereka tinggalkan) artinya bekas­bekas yang mereka tinggalkan setelah kematian mereka, jika itu baik maka baik pula, dan jika itu jelek maka akan jelek pula, seperti shadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat yang pahalanya mengalir untuk orang yang memiliki ilmu tersebut, juga seperti kebid’ahan, kesesatan, yang dosanya akan mengalir kepada orang yang melakukannya dan setelah kematiannya sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits­hadits yang sebagian akan kami jelaskan.

Ibnu Katsir menyebutkan pendapat kedua tentang (Dan bekas­bekas mereka) bahwa yang dimaksud dengan hal itu adalah bekas­bekas langkah mereka apakah kepada ketaatan atau kepada kemaksiatan. Perkataan ini walaupun mengandung makna bahasa namun perkataan yang pertama adalah yang rajih (kuat) insyaAllah, karena adanya firman Allah Swt: (Bekas­bekas mereka) yang menjawab dari (apa yang telah mereka kerjakan) ini adalah apa yang mereka kerjakan bagi diri mereka sendiri di dalam kehidupan mereka, dan disana ada hal­hal yang telah mereka tinggalkan bekas­bekasnya setelah kematian mereka.

Dalil Hadits Nabi Muhammad Rasulullah Saw:

Keterangan dalam hadits Nabi saw tentang keutamaan dari ilmu sebagaimana keterangan di atas antara lain sebagai berikut:

Raslullah saw bersabda:

مَن دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فاَعِلِهِ دَعاَ

Artinya; “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya” (HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al Badri Ra).

Juga dalil hadits Nabi Muhammad Saw:

مَن دَعاَ إِلَى هُدَى كاَنَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَن تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِن أُجُورِهِم شَيئاً وَمَن دَعاَ إِلَى ضَلاَلَةٍ كاَنَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثاَمِ مَن تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِن آثاَمِهِم شَيئاً

Artinya; “Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka dia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang­orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Ra).

Sabda Rasulullah Saw yang lain:

إِذاَ ماَتَ ابْنُ آدَمَ انقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِن ثَلاَث : صَدَقَةٌ جاَرِيَةٌ أَو عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَو وَلَدٌ صاَلِحٌ يَدْعُو لَهُ

Artinya; “Jika anak adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Ra).

Dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah secara marfu darinya: (Sesungguhnya termasuk hal yang mengikuti seorang mukmin dari amal dan kebaikannya setelah kematiannya adalah ilmu yang dia pelajari dan disebarkannya, anak shalih yang dia tinggalkan, mus­haf yang dia wariskan, atau masjid yang dia bangun, atau rumah bagi para musafir yang dia bangun, atau sungai yang dia buat, atau shadaqah yang dia keluarkan dari hartanya ketika sehatnya dan hidupnya, maka semua itu akan menemuinya setelah kematiannya”.

Maka lihatlah kepada besarnya pahala ini, sesungguhnya Nabi Saw meneriman pahala seperti pahala orang yang berbuat baik dari umatnya, begitu juga para shahabat menerima pahalanya, karena merekalah yang membawa ilmu ini kepada kita dari Nabi Saw dan mereka telah menyampaikan kepada kita disetiap generasi, kemudian para ulama yang pandai setelah mereka hingga hari kiamat, setiap mereka akan mendapatkan pahala orang yang mengambil  manfaat dari ilmu mereka dan buku­buku mereka, maka setiap orang yang membaca shahih Al Bukhaari dan mengambil manfaat darinya – contohnya – maka Al Bukhaari akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang membacanya, dan orang­orang yang menjadi sanad Al Bukhaari mendapatkan seperti pahala ini hingga sanad ini naik sampai pada Nabi Saw. Maka bandingkanlah hal ini.

Termasuk dalam hal ini juga adalah mewaqafkan buku­buku ilmu yang bermanfaat seperti Al Qur­aan, kitab­kitab tafsiir, hadits dan fiqh, jika kamu membeli satu mush­haf dan kamu waqafkan di masjid, maka kamu akan mendapatkan pahala seperti pahala setiap orang yang membaca mush­haf itu, dalil akan hal itu adalah hadits yang telah disebutkan (Atau ilmu yang bermanfaat), karena Al Qur­aan adalah pokok ilmu­ilmu syar’iy dan dasarnya, Allah Swt berfirman:

فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ  

Artinya; Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.  (QS. Ali Imraan : 61).

Namun bentuk ini bukan termasuk dalam permasalahan (Apakah Mayyit akan mendapatkan pahala dari orang yang membaca Al Qur­aan dan menghadiahkan pahala untuknya?), akan tetapi itu adalah masalah lain dan dalilnya telah kami sebutkan.

Sedangkan permasalahan Apakah mayyit akan mendapatkan pahala dari bacaan orang yang masih hidup? Maka di dalamnya terdapat perselisihan, dan syaikh Ibnu Taimiyyah memilih pendapat bahwa dia akan mendapatkan pahalanya, lihat (Majmu’ Al Fataawa XXIV/300, 321­324 dan 366 serta XXXI/41). Dan itu juga pilihan Ibnul Qayyim Rh, Ibnul Qayyim Rh berkata: (Sedangkan bacaan Al Qur­aan dan menghadiahkan untuknya ­­­ artinya si mayyit ­­­ yang sesuai dengan sunnah tanpa minta imbalan maka ini akan sampai kepadanya sebagaimana sampai pahala puasa dan haji) (Ar Ruuh, hal.191­192) karangan Ibnul Qayyim, cet. Maktabah Al Madani.

Posting Komentar untuk "Keutamaan Ilmu dan Pahala yang Terus Mengalir"