Kesederhanaan dan ketaqwaan. Sudah bukan rahasia umum dan diketahui oleh siapapun bahwa di dalam Islam, ciri-ciri atau tanda dari orang yang ahli surga secara umum adalah ketaqwaan dalam hidup kepada Allah swt. atau disebut muttaqin. Di dalam Al-Quran, banyak disebutkan, diterangkan dan dijelaskan secara lebih detail mengenai sifat-sifat orang yang bertaqwa atau muttaqin. Yaitu antara lain sebagai berikut:
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. al-Baqarah [2]: 2-4)
Baca juga maksud dan tujuan diturunkannya al-Qur’an
Juga dijelaskan di dalam al-Qur’an mengenai ciri orang yang taqwa:
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. QS. Ali Imran:133 -135 ).
Dari penjelasan di atas, menerangkan bahwa semua amalan ibadah dari seorang yang ahli surga yaitu orang yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa adalah dicintai oleh Allah swt. salah satu amalan yang sering disebut dalam ayat di atas di antaranya adalah menafkahkan harta.
Dan sebaliknya amalan ahli neraka tidak akan dicintai oleh Allah swt. dan di antara sifat orang yang ahli neraka adalah hidup bermewah-mewahan. Sebagaimana firman Allah swt. dalam al-Qur’an yang berbunyi:
Artinya: Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan
Baca juga
Arti taqwa yang sebenarnya dalam Islam menurut Syara'
Hidup bermewah-mewahan dan kehancuran umat
Masuk ke Surga ataukah di neraka?
Gambaran surga dan neraka dalam al-Qur'an
Arti Hisab di hari kiamat dalam al-Qur'an
Hidup bermewah-mewahan dalam hidup di dunia akan banyak berpengaruh negatif pada diri pelakunya dan juga bagi lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa sebab sebagai berikut:
Bahaya sifat arogansi
Arti dan Pengertian sombong menurut Islam
Hidup sederhana tidak akan susah
Hidup sederhana mencontoh pribadi rasul
Sifat berlebih-lebihan dan menyia-nyiakan nikmat
Kemehawan, hidup bermewah-mewahan dapat membawa seseoang tergelincir ke dalam nafsu korupsi, kolusi serta nepotisme. Hal ini dikarenakan tuntutan mereka yang berlebihan dalam mewujudkan hidup yang bermewah-mewahan sehingga mereka menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, ajaran Islam melarang kepada pemeluknya bermewah-mewahan dalam hidup.
Firman Allah swt. dalam al-Qur’an:
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
Juga dalil hadits Nabi Muhammad saw, yang menegaskan bahwa : Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan kesombongan." (HR Ahmad dan Abu Daud].
Sehingga jelas sudah bahwa hidup dengan bermewah-mewahan dan kesombongan adalah tidak diperkenankan oleh ajaran Islam. Hal ini dikarenakan hidup bermewah-mewahan dapat mengakibatkan berbagai macam sebab yang dapat merusak diri pribadi dan juga lingkungan masyarakat sekitarnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Juga diterangkan di dalam al-Qur’an bahwa tempat kesombongan adalah neraka jahanam. Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk hidup sederhana. Karena hidup sederhana tidak akan susah. Hidup sederhana adalah merupakan pola hidup yang dianjurkan Islam dan mencontoh pribadi Rasulullah saw.
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ. ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ. وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. al-Baqarah [2]: 2-4)
Baca juga maksud dan tujuan diturunkannya al-Qur’an
Juga dijelaskan di dalam al-Qur’an mengenai ciri orang yang taqwa:
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ. ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ. وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. QS. Ali Imran:133 -135 ).
Dari penjelasan di atas, menerangkan bahwa semua amalan ibadah dari seorang yang ahli surga yaitu orang yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa adalah dicintai oleh Allah swt. salah satu amalan yang sering disebut dalam ayat di atas di antaranya adalah menafkahkan harta.
Dan sebaliknya amalan ahli neraka tidak akan dicintai oleh Allah swt. dan di antara sifat orang yang ahli neraka adalah hidup bermewah-mewahan. Sebagaimana firman Allah swt. dalam al-Qur’an yang berbunyi:
وَأَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ. فِي سَمُومٖ وَحَمِيمٖ. وَظِلّٖ مِّن يَحۡمُومٖ. لَّا بَارِدٖ وَلَا كَرِيمٍ. إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ مُتۡرَفِينَ
Artinya: Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan
Baca juga
Arti taqwa yang sebenarnya dalam Islam menurut Syara'
Hidup bermewah-mewahan dan kehancuran umat
Masuk ke Surga ataukah di neraka?
Gambaran surga dan neraka dalam al-Qur'an
Arti Hisab di hari kiamat dalam al-Qur'an
Hidup bermewah-mewahan dalam hidup di dunia akan banyak berpengaruh negatif pada diri pelakunya dan juga bagi lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa sebab sebagai berikut:
- Hidup bermewah-mewahan dapat mengakibatkan kurang taat dalam menunaikan kewajiban agama.
- Bermewah-mewahan akan cenderung menjadikan seseorang mencari-cari pendapat yang paling dari para ulama dalam segala hal serta mudah menerjang yang dilarang atau haram oleh Allah swt.
- Menyebabkan diri pelaku cenderung bergulat dengan hal-hal yang remeh-temeh.
- Karena bersenang-senang dan tenggelam dalam kemewahan sehingga dapat berakibat kerasnya hati, dan sering melupakan ilmu.
- Bermewah-mewahan dapat menyebabkan seseorang jarang melakukan introspeksi dan evaluasi diri atau muhasabah.
- Bermewah-mewahan akan menjadikan seseorang kurang mampu menghadapi ujian, cobaan, dan menanggung beban hidup yang berat.
- Seorang yang bermewah-mewahan akan lebih cenderung sering menyimpang dari jalan yang haq atau benar, menjadi sombong, serta meremehkan orang lain.
Bahaya sifat arogansi
Arti dan Pengertian sombong menurut Islam
Hidup sederhana tidak akan susah
Hidup sederhana mencontoh pribadi rasul
Sifat berlebih-lebihan dan menyia-nyiakan nikmat
Kemehawan, hidup bermewah-mewahan dapat membawa seseoang tergelincir ke dalam nafsu korupsi, kolusi serta nepotisme. Hal ini dikarenakan tuntutan mereka yang berlebihan dalam mewujudkan hidup yang bermewah-mewahan sehingga mereka menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, ajaran Islam melarang kepada pemeluknya bermewah-mewahan dalam hidup.
Firman Allah swt. dalam al-Qur’an:
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
Juga dalil hadits Nabi Muhammad saw, yang menegaskan bahwa : Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan kesombongan." (HR Ahmad dan Abu Daud].
Sehingga jelas sudah bahwa hidup dengan bermewah-mewahan dan kesombongan adalah tidak diperkenankan oleh ajaran Islam. Hal ini dikarenakan hidup bermewah-mewahan dapat mengakibatkan berbagai macam sebab yang dapat merusak diri pribadi dan juga lingkungan masyarakat sekitarnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Juga diterangkan di dalam al-Qur’an bahwa tempat kesombongan adalah neraka jahanam. Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk hidup sederhana. Karena hidup sederhana tidak akan susah. Hidup sederhana adalah merupakan pola hidup yang dianjurkan Islam dan mencontoh pribadi Rasulullah saw.
Posting Komentar untuk "Kesederhanaan, Hidup Sederhana dalam Al-Qur’an"