Bersabda Nabi saw:
مَنْ كاَنَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ ٬ كَبَّهُ اﷲُ لِوَجْهِهِ فِي النَّارِ ٠
"Barang siapa ada dalam hatinya seberat biji sawi kesombongan (sikap arogan), Allah akan menelungkupkan wajahnya di neraka." (HR. Ahmad)
Arogan, ialah kagum terhadap diri sendiri dan merasa lebih tinggi daripada yang lain. Dan tahukah kalian "khordal"? Tanyakan saja pada penjual minyak wangi, niscaya engkau dapatkan biji-biji kecil yang besarnya tak melebihi sebiji pasir. Dan siapa saja ada dalam hati dan perasaannya rasa ke-sombongan seberat biji sawi, Allah akan menelungkupkan wajahnya di neraka.
Nabi saw dalam pesan hadisnya mengatakan "Barang siapa dalam hatinya", beliau tidak mengatakan "dalam akalnya", sebab sentral perasaan pertama adalah hati, orang yang sombong, pada dasarnya jati dirinya tak berisi.
Dikisahkan, berangkatlah seorang ayah bersama anaknya mengunjungi persawahan yang ditanami padi. Sementara biji-biji padi sudah mulai menguning. Sang anak merasa kagum dengan biji padi yang lebih tinggi dari yang lain. Maka didekatilah biji padi tersebut lantas dipotong. Maka bertanyalah sang ayah kepada si anak apa yang ia kerjakan. Sang anak pun bercerita tentang kekagumannya atas biji-biji yang tinggi dan lebih atas daripada yang lain. Sebab menurutnya lebih banyak berisi... Sang ayah pun hanya tersenyum. Ia pegang biji-biji tersebut, dan ia buka dengan tangannya, ternyata biji kosong tak berisi. Maka berkatalah ia kepada si anak: wahai anak ...
Biji-biji berisi condong dengan rendah hati
Dan biji-biji kosong kepalanya menjulang
Beginilah tamsil tak berisinya orang-orang yang sombong.
Mungkin kalian bertanya-tanya: sampai sesadis inikah balasan orang-orang yang sombong, ditelungkupkan wajahnya di neraka? Saya jawab ringkas: Sesungguhnya sikap arogan —sebagaimana kalian tahu adalah bangga diri dan tertipu oleh jiwanya sehingga meremehkan orang lain (congkak), padahal congkak tidak boleh dipakai terkecuali bagi Sang Pencipta.
Seolah-olah orang yang sombong (Almu-takabbir) telah memukul dan menyerupai salah satu nama Asma'ul husna-Nya. Dan yang demikian berarti kekuiuran yang amat terang, sehingga berhak baginya (balasan) seperti ucapan Al-Qur'anul Kariim:
"Bukankah Jahannam itu, persediaan tempat tinggal bagi orang-orang sombong." (QS. az- Zumar: 60.)
Kesombongan pada dasarnya didorong oleh salah satu di antara motif-motif duniawi seperti kekayaan, kecantikan, dan lain-lain. Padahal yang demikian adalah harta benda yang sewaktu-waktu hilang dan musnah.
Harta, apabila merupakan bahan dagangan, berpotensi besar untuk rugi sebagaimana berpotensi untuk untung. Apabila kekayaan berupa perabot rumah, ia berpotensi terkena perubahan-perubahan situasi ekonomi. Kecantikan ... ia akan layu dan luntur seiring dengan pertambahan usia dan umur. Ini pun kalau ia tak terkena bencana lebih dahulu.
Terhadap harta kekayaan dan karunia yang amat luas, Nabi Sulaiman as. hanya mengatakan:
"Ini adalah karunia Rabbku, untuk mengujiku. Apakah aku bersyukur ataukah sebaliknya aku mengkufuri." (QS. an-Naml: 40.)
Begitu jua ketampanan dan kegagahan yang dimiliki Nabi Yusuf as. tidak menjadikannya tertipu, bahkan menjadikan fitnah dan ujiari, tetapi ia sabar dan bisa selamat.
Panutan kita Rasulullah saw mengatakan tentang "orang-orang sombong" vang dalam hatinya ada sebutir biji sawi kesombongan ini dengan mengatakan: Allah akan menelungkupkan wajahnya di neraka. Mengapa Allah bukannya mengatakan: mengumpulkannya? Kenapa ia ditelungkupkan di atas wajahnya? Kalian sering mendengar orang mengatakan sebagai pemberian istilah tentang orang-orang sombong: Hidungnya di langit. Artinya ia sombong dengan mengangkat hidungnya. Dan hidung adalah anggota badan yang menonjol di wajah. Sehingga apabila di- telungkupkan di atas wajahnya amatlah sesuai. Maka benarlah pernyataan Rasulullah saw