Rasulullah Nabi Muhammad saw. adalah manusia pilihan Allah swt. sebagai penyempurna akhlak. Pribadinya yang mempunyai akhlak paling mulia sebagai suri tauladan bagi umatnya. Rasulullah Muhammad saw. adalah syafa’atul ummah, pemberi syafaat bagi umatnya yang nantinya kita harap-harapkan syafaatnya selalu baik di dunia, lebih-lebih kelak di hari kiamat. Di hari hari pengadilan Allah, dari sekian banyak syafaat, syafaat dari Rasulullah Muhammad saw. adalah syafaat yang paling utama.
Baca juga
Baca juga
Kehidupan alam barzah
Berikut ini adalah sebuah kisah seorang hamba sahaya yang bernama tsauban adalah insan yang sangat begitu mencintai dan mengagumi kepribadian dan akhlak Rasulullah saw. sangat cinta dan kagumnya Tsauban kepada baginda Nabi Muhammad saw., dia mempunyai keinginan yang sangat besar untuk dapat berjumpa dengan Rasulullah Muhammad saw. Akan tetapi, dikarenakan tempat tinggalnya yang sangat jauh, dia tsauban begitu sulit mewujudkan niatnya.
Baca juga Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad
Hingga akhirnya pada suatu hari, dia dapat bertemu dengan baginda Rasulullah saw. Pada kesempatan tersebut dimanfaatkan betul-betul oleh Tsauban dengan baik mendengarkan tausiah dan nasehat dari Rasulullah Muhammad saw dengan seksama.
Melihat kondisi Tsauban, Rasulullah saw. begitu heran dan iba. Hal ini dikarenakan kondisi Tsuaban yang amat memprihatinkan dengan warna kulit yang tidak wajar dan terlihat tidak sehat, tubuhnya kurus serta wajahnya menampakkan kesedihan yang begitu dalam. Melihat demikian kemudian Rasulullah bertanya kepada Tsauban dan berkata: apa yang menyebabkan kamu seperti ini?
Kemudian hamba sahaya Tsauban berkata, wahai Rasulullah, yang menimpa padaku ini bukanlah karena penyakit, namun semua keadaan ini adalah dikarenakan rasa rinduku terhadapmu yang belum terobati, karena belum bertemu denganmu. Aku senantiasa gelisah selalu hingga akhirnya aku dapat berjumpa pada hari ini denganmu.
Pada saat teringat akan akhirat, aku merasa khawatir tidak akan dapat melihatmu lagi di akhirat yang kekal. Karena aku sadar, pastinya Rasul akan dimasukkan dan ditempatkan di tempat yang khusus di dalam surganya para Nabi. Kalaupun seandainya aku nanti masuk surge, aku pasti tidak akan dapat melihatmu kembali, karena aku ditempatkan di surga yang berbeda dengan surgamu. Apalagi kalu nanti aku dimasukkan ke dalam neraka, maka tentu aku tidak akan dapat melihat dirimu untuk selama-lamanya.
Baca juga
Tujuh pintu neraka jahanam dan penghuninya
Ditempatkan di surga atau di neraka?
Gambaran surga dan neraka dalam al-Qur'an
Mendengar perkataan dari Tsauban, Rasulullah saw. berkata: Insya Allah kamu (berkumpul) bersamaku di surga.
Cerita atau kisah pada zaman kehidupan Rasulullah Muhammad saw. di atas mengandung makna secara jelas akan ganjaran atau pahala bagi orang yang mencintai Rasulullah sampai-sampai kesehatannya menurun drastis, mengaguminya serta mengikuti semua ajarannya akan mendapatkan pahala berkumpul bersama Nabi di surga. Suhanallah….
Cinta kepada Rasulullah atau mencintai Rasulullah adalah salah satu bentuk hakikat cinta yang sesunggunya dalam islam yaitu cinta yang membawa ke surga.
Bentuk, rasa kecintaan kepada baginda Nabi Rasulullah saw. tidak dapat diukur dari seberapa banyak seseorang memuja atau memuji Rasul. Bentuk kecintaan kepada Rasulullah saw. hendaknya terwujud dalam sikap, perkataan, perbuatan, perilaku seseorang sehari-hari dalam melaksanakan segala hal yang dikerjakan dan diperintahkan oleh Rasulullah serta menjalankan semua sunnah-sunnahnya. Kecintaan kepada Rasulullah bukanlah hanya sekedar kata-kata manis belaka, akan tetapi kecintaan yang datangnya dari hati sanubari dan diamalkan dalam perbuatan, bukan hanya sekedar kata-kata.
Cara mencintai Rasulullah saw.
Mempelajari Sirah kehidupan Rasulullah.
Mungkin terdapat bermacam-macam fitnah yang buruk yang tertuju kepada Rasulullah, maka sebagai salah satu wujud kecintaan kepada Rasulullah adalah dengan banyak belajar, mengkaji, menelaah kembali sirah kehidupan Rasulullah dari berbagai referensi dan literature tentang pribadi-pribadi Rasul dari sumber-sumber yang sahih. Bekal pengeahuan yang serba kurang dan minim tentang diri dan pribadi Rasulullah saw. akan menjadikan celah bagi orang-orang tertentu yang dapat memutarbalikkan kenyataan.
Meneladani Rasulullah.
Adalah hal yang paling utama dalam menumbuhkan kecintaan dan sebagai bentuk cinta yang sungguh-sungguh kepada Rasulullah adalah dengan meneladani segala perkataan dan perbuatan Rasulullah saw, menaati semua yang diperintahkan dan semua yang dilarang oleh Rasulullah saw yang sumber larangan dan perintahnya adalah dari Allah swt.
Mencintai Rasulullah merupakan bentuk cinta yang sesungguhnya yaitu cinta yang akan membawa kita kepada surga. Niscaya, manakala kita mencintai Rasulullah dengan sesungguhnya insya Allah kita akan bersama beliau baginda Nabi di surga sebagaimana kisah cerita di atas. Amin....
Berikut ini adalah sebuah kisah seorang hamba sahaya yang bernama tsauban adalah insan yang sangat begitu mencintai dan mengagumi kepribadian dan akhlak Rasulullah saw. sangat cinta dan kagumnya Tsauban kepada baginda Nabi Muhammad saw., dia mempunyai keinginan yang sangat besar untuk dapat berjumpa dengan Rasulullah Muhammad saw. Akan tetapi, dikarenakan tempat tinggalnya yang sangat jauh, dia tsauban begitu sulit mewujudkan niatnya.
Baca juga Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad
Hingga akhirnya pada suatu hari, dia dapat bertemu dengan baginda Rasulullah saw. Pada kesempatan tersebut dimanfaatkan betul-betul oleh Tsauban dengan baik mendengarkan tausiah dan nasehat dari Rasulullah Muhammad saw dengan seksama.
Melihat kondisi Tsauban, Rasulullah saw. begitu heran dan iba. Hal ini dikarenakan kondisi Tsuaban yang amat memprihatinkan dengan warna kulit yang tidak wajar dan terlihat tidak sehat, tubuhnya kurus serta wajahnya menampakkan kesedihan yang begitu dalam. Melihat demikian kemudian Rasulullah bertanya kepada Tsauban dan berkata: apa yang menyebabkan kamu seperti ini?
Kemudian hamba sahaya Tsauban berkata, wahai Rasulullah, yang menimpa padaku ini bukanlah karena penyakit, namun semua keadaan ini adalah dikarenakan rasa rinduku terhadapmu yang belum terobati, karena belum bertemu denganmu. Aku senantiasa gelisah selalu hingga akhirnya aku dapat berjumpa pada hari ini denganmu.
Pada saat teringat akan akhirat, aku merasa khawatir tidak akan dapat melihatmu lagi di akhirat yang kekal. Karena aku sadar, pastinya Rasul akan dimasukkan dan ditempatkan di tempat yang khusus di dalam surganya para Nabi. Kalaupun seandainya aku nanti masuk surge, aku pasti tidak akan dapat melihatmu kembali, karena aku ditempatkan di surga yang berbeda dengan surgamu. Apalagi kalu nanti aku dimasukkan ke dalam neraka, maka tentu aku tidak akan dapat melihat dirimu untuk selama-lamanya.
Baca juga
Tujuh pintu neraka jahanam dan penghuninya
Ditempatkan di surga atau di neraka?
Gambaran surga dan neraka dalam al-Qur'an
Mendengar perkataan dari Tsauban, Rasulullah saw. berkata: Insya Allah kamu (berkumpul) bersamaku di surga.
Cerita atau kisah pada zaman kehidupan Rasulullah Muhammad saw. di atas mengandung makna secara jelas akan ganjaran atau pahala bagi orang yang mencintai Rasulullah sampai-sampai kesehatannya menurun drastis, mengaguminya serta mengikuti semua ajarannya akan mendapatkan pahala berkumpul bersama Nabi di surga. Suhanallah….
Cinta kepada Rasulullah atau mencintai Rasulullah adalah salah satu bentuk hakikat cinta yang sesunggunya dalam islam yaitu cinta yang membawa ke surga.
Bentuk, rasa kecintaan kepada baginda Nabi Rasulullah saw. tidak dapat diukur dari seberapa banyak seseorang memuja atau memuji Rasul. Bentuk kecintaan kepada Rasulullah saw. hendaknya terwujud dalam sikap, perkataan, perbuatan, perilaku seseorang sehari-hari dalam melaksanakan segala hal yang dikerjakan dan diperintahkan oleh Rasulullah serta menjalankan semua sunnah-sunnahnya. Kecintaan kepada Rasulullah bukanlah hanya sekedar kata-kata manis belaka, akan tetapi kecintaan yang datangnya dari hati sanubari dan diamalkan dalam perbuatan, bukan hanya sekedar kata-kata.
Cara mencintai Rasulullah saw.
Mempelajari Sirah kehidupan Rasulullah.
Mungkin terdapat bermacam-macam fitnah yang buruk yang tertuju kepada Rasulullah, maka sebagai salah satu wujud kecintaan kepada Rasulullah adalah dengan banyak belajar, mengkaji, menelaah kembali sirah kehidupan Rasulullah dari berbagai referensi dan literature tentang pribadi-pribadi Rasul dari sumber-sumber yang sahih. Bekal pengeahuan yang serba kurang dan minim tentang diri dan pribadi Rasulullah saw. akan menjadikan celah bagi orang-orang tertentu yang dapat memutarbalikkan kenyataan.
Meneladani Rasulullah.
Adalah hal yang paling utama dalam menumbuhkan kecintaan dan sebagai bentuk cinta yang sungguh-sungguh kepada Rasulullah adalah dengan meneladani segala perkataan dan perbuatan Rasulullah saw, menaati semua yang diperintahkan dan semua yang dilarang oleh Rasulullah saw yang sumber larangan dan perintahnya adalah dari Allah swt.
Mencintai Rasulullah merupakan bentuk cinta yang sesungguhnya yaitu cinta yang akan membawa kita kepada surga. Niscaya, manakala kita mencintai Rasulullah dengan sesungguhnya insya Allah kita akan bersama beliau baginda Nabi di surga sebagaimana kisah cerita di atas. Amin....
Posting Komentar untuk "Cinta Kepada Rasulullah, Insya Allah Masuk Surga"