Seperti apakah cinta sesungguhnya? Arti cinta yang sesungguhnya dalam ajaran islam adalah cinta yang membawa ke surga. Apa saja cinta yang sesungguhnya yang diajarkan Islam? Berikut ini adalah keterangan-keterangan dari Kitabullah Al-Qur’an dan juga dalil Hadits Nabi mengenai cinta yang sesungguhnya yaitu cinta yang akan membawa kepada surga.
Cinta yang pertama adalah mencintai Allah swt
Allah swt. adalah Tuhan pencipta seluruh alam. Sudah sepatutnya dan seharusnya kita sebagai hamba-Nya dan ciptaannya wajib mencintai-Nya dan mentaatinya dengan sebenar-benarnya taat yaitu dengan takwa yang sebenar-benarnya. Dengan mencintai Allah swt. mengikuti perintah dan menjauhi larangannya, maka Allah swt. akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Dengan dikasihi Allah sang pencipta dan mendapatkan ampunan-Nya, Insya Allah akan dapat meraih surga.
Allah swt. berfirman :
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ. قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Artinya : Katakanlah: "Apabila kamu (sungguh-sungguh) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; apabila kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". Ali-Imran 31-32
Mencintai Rasulullah saw.
Telah diterangkan dalam hadits bahwa sesungguhnya bagi siapa saja yang lebih mencintai Allah swt. dan Rasulullah Nabi Muhammad saw., maka mereka akan mendapat manisnya iman dan diselamatkan dari Neraka. Sebagaimana Dalil hadits Sabda Nabi saw. :
Diriwayatkan oleh Anas ra ia berkata : Nabi SAW bersabda: Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka dia akan dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang-orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada mencintai yang lain, mencintai yang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali kepada kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad)
Juga keterangan dari hadits lain yang diriwayatkan Anas bin Malik ra ia berkata: Nabi SAW bersabda: Seorang hamba tidak disebut beriman sebelum Aku lebih dicintainya daripada keluarganya, hartanya dan semua orang. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, Ad Darami]
Mencintai kedua orang tua
Sesungguhnya surga itu ada di bawah telapak kaki ibu (orang tua). Berbakti kepada kedua orang tua baik bapak ataupun ibu adalah merupakan kewajiban anak kepada orang tuanya dan merupakan amalan-amalan yang paling mulia. Salah satu cara berbakti kepada kepada orang tua adalah dengan cara mencintainya karena Allah swt.
Dalil sabda Nabi saw. diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: Pekerjaan apakah yang paling utama? Rasul menjawab: Sholat pada waktunya. Aku bertanya kembali, kemudian apa? Nabi menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Kemudian aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Rasul menjawab: Berjuang di jalan Allah. Aku pun tidak bertanya kembali kepada Nabi untuk menjaga perasaannya. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’I, Tirmidzi, Ahmad, Ad Darami]
Mencintai keluarga atau saudara
Sesungguhnya dalam islam, terdapat kewajiban dan hak di antara muslim yang satu dengan muslim yang lain. Dalam hal cinta mencintai di antara sesama, baik itu keluarga ataupun saudara, Rasulullah saw. menjelaskan dalam haditsnya bahwa seorang tidak akan disebut beriman manakala mereka tidak mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
Hadits diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra ia berkata: Nabi SAW bersabda: Salah satu di antara kalian tidak disebut beriman sebelum ia mencintai saudaranya (atau beliau bersabda: tetangganya) seperti mencintai diri sendiri. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, Ad Darami]
Juga Hadits lain diriwayatkan oleh Nukman bin Basyir ra ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam perkara saling sayang menyayangi, saling kasih dan saling cinta adalah seperti satu tubuh, apabila salah satu anggotanya sakit, maka anggota tubuh yang lain pun akan ikut merasakan sulit tidur dan demam. [HR. Bukhari, Muslim, Ahmad]
Dengan demikian, untuk mendapatkan cinta Allah, maka hendaknya kita melaksanakan apa yang menjadi tuntunan dalam Islam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan kemudian berkata sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian dia (jibril) menyeru kepada para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia! Para penghuni langit pun mencintainya. Kemudian si fulan pun diterima di bumi, dan jika Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah kepadanya. Para penghuni langit pun membencinya. Kemudian kebencian pun merambat ke bumi. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Malik].
Jadi. dalam islam arti hakikat cinta yang sesungguhnya dalam islam adalah cinta yang membawa ke surga. Keempat bentuk cinta di atas adalah merupakan ajaran dan juga perintah dari Allah dan Rasulullah saw. melaksanakan ajaran dan perintah Allah swt serta menjauhi apa-apa yang dilarang adalah merupakan bentuk dari takwa yang sebenarnya. Dengan demikian fainsya allah kita akan mendapatkan kasih saying dan cinta dari Allah swt. dan juga cinta dari Rasulullah saw. yang dapat membawa kita menuju ke surga. amin
Posting Komentar untuk "Cinta Sesungguhnya dalam Ajaran Islam"