Berbagai macam kemuliaan dan manfaat dari shalat sunnah telah dipaparkan pada bahasan yang terdahulu yang salah satu kemuliaannya adalah dapat menghantarkan ke surga. Berikut ini adalahh jenis atau macam-macam dari shalat sunnah rawatib, kedudukan dan keutamaan shalat sunnah rawatib berdasarkan pada sumber dalil hadits Nabi Muhammad saw.
Kedudukan shalat sunnah rawatib
Kedudukan shalat sunnah rawatib adalah merupakan shalat-shalat sunnah yang dikerjakan guna mengiringi shalat fardhu atau sholat wajib lima waktu. Shalat sunnah rawatib ini ada yang dikerjakan sebelum mengerjakan sholat fardhu atau disebut shalat sunnah qabliyah. Sedangkan shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah mengerjakan shalat fardhu disebut shalat sunnah Ba’diyah.
Shalat sunnah rawatib merupakan shalat sunnah muakkadah yang artinya adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Nabi Muhammad saw. selalu rutin mengerjakan shalat sunnah rawatib ini dan hampir tidak pernah beliau lalaikan, kecuali apabila beliau sedang dalam perjalanan jauh.
Jenis atau macam shalat sunnah rawatib dan keutamaannya
Keseluruhan Shalat sunnah rawatib baik shalat sunnah Qabliyah maupun Ba’diyah yang dianjurkan untuk selalu dikerjakan semuanya berjumlah 22 rakaat. Rincian dari 22 rakaat shalat sunnah rawatib secara urut adalah sebagai berikut:
- Dua (2) rakaat sebelum shalat fardhu subuh (sholat sunnah Qobliyah subuh). Tidak ada shalat sunnah ba’diyah subuh. Apabila shalat sunnah Qabliyah subuh ini tertinggal, maka boleh diganti atau diqada sesudah shalat Subuh, dengan syarat sebelum terbit matahari. Dalil hadits Nabi: shalat dua rakaat sebelum Subuh lebih berharga dari dunia dan isinya (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasai).
- Empat (4) rakaat sebelum sholat zuhur dan dua (2) rakaat setelah shalat zuhur (sholat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah zuhur). Dalam sebuah hadits Nabi menerangkan: orang yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum Zuhur akan dimintakan ampunan dari dosa-dosanya oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai malam hari.
- Empat (4) rakaat sebelum shalat ashar (shalat sunnah Qabliyah ashar). Tidak ada sholat sunnah rawatib ba’diyah ashar. Dalil hadits Nabi menerangkan bahwa Nabi SAW mendoakan orang yang shalat empat rakaat sebelum Asar agar selalu mendapatkan rahmat dari Allah SWT. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Hibban).
- Dua (2) rakaat sebelum magrib (shalat sunnah Qabliyah magrib- ghairu muakkad/sedikit keutamaannya dibandingkan yang sunnah muakkad) dan Dua (2) rakaat setelah shalat magrib (shalat sunnah Ba’diyah magrib.
- Dua (2) rakaat sebelum sholat isya’ (shalat sunnah Qabliyah Isya’) dan Empat (4) rakaat sesudah shalat Isya (shalat sunnah Ba’diyah Isya’). Riwayat hadits Nabi: Aisyah menceritakan bahwa, Rasulullah SAW terbiasa shalat 4 rakaat sesudah Isya, lalu pergi tidur.
Disamping shalat sunnah rawatib yang kesemuanya ada 22 rakaat, Nabi saw. juga menganjurkan bagi umatnya untuk mengerjakan shalat-shalat sunnah yang lain di antaranya shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu jum’at yaitu dua atau empat rakaat sebelum dan sesudah shalat jum’at.
Di antara dua puluh dua rakaat dari shalat sunnah rawatib, terdapat 12 rakaat yang mempunyai kedudukan sangat ditekankan, dianjurkan untuk dikerjakan atau sunnah muakkad. 12 rakaat shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan tersebut berdasarkan hadits nabi sebagai berikut:
Barang siapa yang membiasakan diri dengan 12 rakaat (shalat sunnah setiap harinya), maka Allah azza wajalla akan membangunkan baginya rumah khusus di surga, yaitu: 4 (empat) rakaat sebelum Zuhur, 2 (dua) rakaat sesudah Zuhur, 2 (dua) rakaat sesudah Maghrib, 2 (dua) rakaat sesudah Isya, dan 2 (dua) rakaat fajar (sebelum Subuh).” (HR. Abu Daud dari Atha dari Abi Rabah, dari Aisyah).
Panduan dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib
Dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib baik shalat sunnah qabliyah maupun shalat sunnah ba’diyah, hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
- Shalat sunnah rawatib lebih afdhol atau utama apabila dikerjakan di rumah.
- Niat dari shalat sunnah rawatib adalah berdasarkan dari macam shalat wajib yang diiringinya.
- Tidak harus dengan adzan dan iqamah
- Lebih utama dan afdhol apabila dikerjakan secara munfarid atau tidak dengan berjamaah
- Bacaan shalat tidak dinyaringkan
- Apabila mengerjakan shalat sunnah rawatib lebih dari dua rakaat, maka tiap-tiap dua rakaat satu salam.
- Diutamakan tempat mengerjakan shalat sunnah rawatib adalah pindah atau bergeser sedikit dari tempat mengerjakan shalat fardu.
- Dalam keadaan sedang dalam perjalanan jauh atau musafir, maka tidak disunnahkan untuk mengerjakan shalat sunnah, kecuali shalat sunnah Fajar dan Witir
- Bagi yang sudah terbiasa mengerjakan shalat sunnah 2 rakaat Fajar, dan karena sesuatu hal tidak sempat mengerjakannya maka diperbolehkan mengqada’ atau menggantinya di waktu Dhuha.
Nabi saw. senantiasa mengerjakan dan hampir tidak pernah lalai dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib terutama yang kedudukannya sunnah muakkad atau sangat ditekankan untuk dianjurkan. Karena berdasarkan dalil hadits yang sudah disematkan di atas, terdapat ganjaran atau pahala yang begitu besar yaitu dibangunkan rumah khusus di surga. Semakin banyak shalat sunnah yang dikerjakan maka akan semakian banyak sujud yang dikerjakan. Sebagaimana bahasan yang telah lalu pada dahsyatnya keutamaan shalat sunnah, dalam sebuah kutipan hadits Nabi menerangkan bahwa apabila kita ingin bersama Nabi di surga, dapat dengan memperbanyak sujud. Wallahu a’lam.
Posting Komentar untuk "Macam Shalat Sunnah Rawatib dan Keutamaannya"