Setiap amal perbuatan seseorang nantinya akan diperlihatkan oleh Allah swt. Berikut ini adalah sebuah kisah cerita yang berisi wasiat bahwa sekecil amal seseorang baik itu amal keburukan (dosa) ataupun amal kebaikan itu akan diperlihatkan oleh Allah dan mendapatkan balasan juga dari Allah swt dan dihisab oleh Allah swt dalam persidangan Allah swt. kelak nanti di hari kiamat.
Pada suatu ketika, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. meninggal dunia dan Nabi saw. hadir dan ikut serta mengantarkan jenazah sahabatnya tersebut ke kuburan (alam kubur). Setelah semua acara tersebut selesai, kemudian Nabi Muhammad saw. bersilaturahmi dengan berkunjung ke rumah keluarga yang ditinggalkan untuk menghibur keluarganya. Dan pada saat tersebutlah terjadi tanya jawab yang menarik di antara istri almarhum sahabat Nabi saw dengan Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad Rasulullah bertanya kepada istri almarhum : adakah wasiat dari suamimu?. Karena istri almarhum tidak merasa yakin, apakah yang dia dengar itu suatu wasiat atau itu hanyalah rintihan sakitnya sakaratul maut, istri almarhum pun merasa ragu untuk mengucapkan apa yang dia dengar dari suaminya. Akan tetapi, karena Rasulullah saw yang bertanya, kemudian istri almarhum sahabat Nabi itu pun menceritakan apa yang dia dengar dari suaminya sebelum meninggal.
Pada suatu ketika, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. meninggal dunia dan Nabi saw. hadir dan ikut serta mengantarkan jenazah sahabatnya tersebut ke kuburan (alam kubur). Setelah semua acara tersebut selesai, kemudian Nabi Muhammad saw. bersilaturahmi dengan berkunjung ke rumah keluarga yang ditinggalkan untuk menghibur keluarganya. Dan pada saat tersebutlah terjadi tanya jawab yang menarik di antara istri almarhum sahabat Nabi saw dengan Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad Rasulullah bertanya kepada istri almarhum : adakah wasiat dari suamimu?. Karena istri almarhum tidak merasa yakin, apakah yang dia dengar itu suatu wasiat atau itu hanyalah rintihan sakitnya sakaratul maut, istri almarhum pun merasa ragu untuk mengucapkan apa yang dia dengar dari suaminya. Akan tetapi, karena Rasulullah saw yang bertanya, kemudian istri almarhum sahabat Nabi itu pun menceritakan apa yang dia dengar dari suaminya sebelum meninggal.
Istri almarhum pun berkata : wahai Rasul, sebelum suamiku meninggal, dia berkata dengan lirih, “Andaikan lebih panjang. Andaikan yang baru, dan Andaikan semuanya”. Namun, Saya tidak tahu apa yang ia ucapkan, apakah itu sebuah wasiat atau hanya rintihan sakitnya sakaratul maut."
Mendengar istri almarhum berkata demikian, Rasulullah saw. Pun tersenyum, kemudian beliau menjelaskan arti dari perkataan almarhum. Begini wahai istri sahabatku, apa yang engkau dengarkan dan apa yang diucapkan oleh almarhum suamimu memanglah benar. Suamimu almarhum tidaklah sedang mengigau yang dikarenakan sakitnya sakaratul maut. Pada waktu itu, almarhum sedang melihat pahala dari amalan selama hidup beliau."
Rasulullah menjelaskan tentang yang diucapkan almarhum adalah bahwa amalan tersebut terjadi pada saat dia pergi ke masjid. Di dalam perjalanannya, dia bertemu dengan orang buta yang mempunyai maksud yang sama yaitu hendak pergi ke masjid, kemudian dia menuntun orang butan tersebut ke masjid. Sehingga, di akhir hayat hidupnya dia menyesal. Seandainya jalan menuju ke masjid tersebut lebih panjang lagi, maka pasti pahala yang diperoleh akan lebih besar pula dari yang dia lihat sekarang.
Tentang ucapan yang kedua, Rasulullah menjelaskan bahwa pada suatu hari almarhum juga akan pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat Subuh. Di dalam perjalanan, beliau almarhum bertemu dengan orang yang dalam keadaan kedinginan. kemudian, dia memberikan salah satu dari dua mantel yang dia kenakan. Dan, mantel yang dia berikan tersebut adalah bukan mantel yang baru. Karena salah satu mantel yang baru tersebut dia pakai sendiri. Sehingga, di akhir hidupnya dia menyesal. Seandainya mantel yang dia berikan tersebut adalah mantel yang baru, maka pasti pahalanya akan lebih besar dari yang ia saksikan sekarang.
Kemudian Rasulullah menjelaskan tentang ucapan dari almarhum yang ketiga. Pada suatu hari saat engkau menyiapkan makanan untuk almarhum suamimu. Pada saat makanan tersebut hendak dia makan, tiba-tiba dating seorang pengemis. Kemudian, almarhum suamimu memberikan setengah dari makanan tersebut. Sehingga, di akhir hayat hidupnya dia menyesal. Seandainya makanan yang dia berikan tersebut semuanya, maka pasti pahalanya akan lebih besar dari yang dia saksikan sekarang," Ucapan Rasulullah saw. kepada istri almarhum sahabatnya tersebut.
Dari kisah cerita tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbuatan, tindakan, amalan sekecil apapun yang dikerjakan oleh seseorang akan diperlihatkan oleh Allah Swt dan akan mendapatkan balasan sesuai dengan kadar amal perbuatannya. Baik perbuatan amalan baik maupun buruk. Semakin besar amal perbuatan baik, maka semakin besar pula pahala yang akan diperoleh. Demikian juga sebaliknya, semakin besar perbuatan amal buruk seseorang maka niscaya akan mendapatkan balasannya.
Sebagaimana firman Allah swt dalam kitabullah al-Qur’an al-Karim yang berbunyi :
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُ. وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.(QS az-Zalzalah: 7-8).
Sehingga tidak mengherankan, apabila kelak nanti di akhirat sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an, bahwa orang-orang kafir akan memohon kepada Allah swt. untuk memohon dikembalikan kembali ke dunia walaupun hanya sesaat. Orang-orang kafir itu berjanji kepada Allah swt. Akan beramal sholeh dan kebaikan dengan waktu yang sesaat tersebut. Akan tetapi, dalam ayat tersebut Allah Swt. langsung memberikan jawaban bahwa itu hanyalah perkataan yang diucapkannya saja.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mukminun yang berbunyi :
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ. لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ كَلَّآۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَاۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرۡزَخٌ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ
Artinya : (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS Al Mukminun : 99 -100 ).
Oleh sebab itulah, sebelum kontrak hidup di dunia kita habis, bersegeralah kita untuk beramal sholeh sebanyak-banyaknya dan sebaik-baik yang kita mampu. Juga sudah sewajibnya sebagai hamba yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa, mari bersegera untuk menjauhi perbuatan dan amal keburukan serta maksiat sekuat tenaga sebelum amalan-amalan tersebut diperlihatkan kepada kita.
Posting Komentar untuk "Wasiat Berharga dari Sahabat Nabi sebelum Meninggal"