Nabi Muhammad saw. adalah sebaik-baik manusia dengan akhlak yang paling mulia di antara manusia, menjadi suri tauladan bagi kita umatnya dalam setiap perkataan dan tindak tanduknya. Berikut ini adalah sedikit kisah cerita yang menceritakan keteladanan beliau dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbedaan di antara sesama dalam kehidupan bermasyarakat.
Istri Nabi Aisyah menceritakan sebagai berikut : pada suatu hari datanglah orang-orang Yahudi menemui Nabi Rasulullah saw., kemudian mereka berkata : Kehancuran atas kalian. Dan kemudian Aisyah menjawabnya dengan berkata : Begitu juga atas kalian. Mudah-mudahan Allah memurkai dan melaknat kalian.
Kemudian Nabi Muhammad Saw. Bersabda : wahai Aisyah, tenanglah! Hendaklah engkau berlemah lembut dan jauhilah kekerasan (kekejaman) serta ucapan yang kotor."
Istri Nabi Aisyah menceritakan sebagai berikut : pada suatu hari datanglah orang-orang Yahudi menemui Nabi Rasulullah saw., kemudian mereka berkata : Kehancuran atas kalian. Dan kemudian Aisyah menjawabnya dengan berkata : Begitu juga atas kalian. Mudah-mudahan Allah memurkai dan melaknat kalian.
Kemudian Nabi Muhammad Saw. Bersabda : wahai Aisyah, tenanglah! Hendaklah engkau berlemah lembut dan jauhilah kekerasan (kekejaman) serta ucapan yang kotor."
Istri Nabi Aisyah pun menjawab dengan berkata : wahai Rasulullah, apakah kamu tidak mendengar apa yang telah mereka katakan?.
Kemudian Nabi Rasulullah saw. Bersabda : apakah kamu juga tidak mendengar apa yang telah aku katakana? Aku juga telah menjawabnya, (doaku) kepada diri mereka dikabulkan, sedangkan [doa mereka) kepada diriku tidak dikabulkan." (HR. Bukhari-M uslim ).
Juga diceritakan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa ; pada suatu hari terdapat orang Arab Badui yang buang air kecil di masjid. Kemudian Para sahabat marah dan hampir memukuli orang arab badui tersebut. Akan tetapi Rasulullah saw. mencegah para sahabat untuk memukulinya dan bersabda : "Biarkan ia (menyelesaikan kencingnya), dan siramlah kencingnya menggunakan seember air. Sesungguhnya kalian itu diutus untuk memberikan (keringanan) kemudahan dan tidak untuk memberikan kesulitan." (HR Bukhari).
Sikap dan perilaku yang lemah lembut adalah sifat dan sikap yang diteladankan oleh Nabi Muhammad Rasulullah Saw. dalam kehidupan beliau sehari-hari dalam pergaulan bermasyarakat. Kelemahlembutan dalam kehidupan bermasyarakat merupakan refleksi atau cerminan dari ajaran Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam dan tidak membeda-bedakan baik dari sisi latar belakang, agama, suku, etnis, maupun antar golongan.
Tentang kehidupan bermasyarakat Allah menjelaskan dalam firman Allah dalam Kitabullah al-Qur’an al-Karim yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat : 13)
Islam sebagai agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamin), Islam berlaku umum atau universal sehingga manfaat dan kehadirannya harus dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia, baik umat Muslim maupun umat yang bukan Muslim.
Firman Allah dalam al-Qur’an :
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ
Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam, baik manusia maupun alam lainnya. (QS al-Anbiya [21 ]: 1 07 ).
Oleh sebab itu, Rasulullah Nabi Muhammad Saw. dalam menyampaikan dakwah-dakwahnya beliau senantiasa mengedepankan pendekatan yang amat sangat bijaksana (hikmah), penuh dengan kearifan, dengan menggunakan nasihat yang baik atau dalam bahasa arab adalah mau-idzatul hasanah), melahirkan dan menciptakan kondisi yang damai, dan memperbanyak dialog (wajadilhum billati hiya ahsan) dan sejuk. Dengan demikian akan tercipta suasana saling pengertian dan memahami di antara sesame manusia.
Dalil dalam firman Allah swt. :
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِين
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS an-Nahl [16]: 125).
Dalam kehidupan bermasyarakat baik lingkungan yang kecil maupun besar, mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, kelompok, organisasi hingga masyarakat bernegara tentunya terdapat berbagai macam perbedaan yang dapat mendorong terjadinya peristiwa kekerasan, pertikaian, keberingasan antar sesama manusia sehingga dapat menelan korban material maupun korban jiwa.
Oleh sebab itu, hendaknya kita meniru keteladanan sifat dan sikap Nabi Muhammad saw. dalam menyelesaikan masalah perbedaan di atara sesama manusia dengan mengedepankan sifat lemah lembut, dialog dan kesejukan serta asa kebersamaan dalam menyelesaikan masalah dalam menyelesaikan masalah perbedaan. Sehingga akhirnya dapat terhindarkan dari penyelesaian masalah dengan cara kekerasan.
"Tidak ada gunanya dan manfaatnya menyelesaikan sesuatu masalah dengan kekerasan, amarah, perkataan kasar dan buruk" "Hal tersebut hanya akan mengotori hati"
Posting Komentar untuk "Pendekatan Rasulullah dalam Menyelesaikan Masalah"