Ketahuilah, bahwasanya disunnatkan bagi setiap, insan mengingat mati banyak-banyak, karena sebuah hadits menyatakan:
اَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللّذَّاتِ
Banyak-banyaklah mengingat pemutus segala kelezatan. (HR. Ibnu Hib- ban: 2559, dan lainnya).
Maksudnya, maut yang memenggal Segala kelezatan dengan tiba-tiba.
Dan juga, agar bersiap-siap menghadapi maut dengan bertaubat dan teguh menunaikan perintah Allah Ta'ala, baik itu pemuda, orang tua maupun kakek-nenek yang sudah lanjut usia. Begitu pula orang yang sehat maupun sakit. Karena ajal itu tidak diketahui dan merupakan ra-hasia Allah Ta'ala. Maut tidaklah lebih dekat kepada si tua bangka daripada kepada si muda belia. Dan juga tidak lebih dekat kepada si sakit daripada kepada si sehat. Berapa banyak seorang anak muda disambar maut, sementara dia sedang tenggelam dalam segala kesenangan masa muda. Dan berapa banyak orang yang tua bangka, masih juga hidup, padahal setiap hari menunggu-nunggu kapan datangnya maut.
Maka dari itu, apabila seseorang ditimpa penyakit, maka ingatan kepada mati harus lebih-lebih lagi, dan harus lebih matang dan mantap persiapan menghadapinya.