Bagaimana dan kapankah menggunakan kata insya allah? Apa makna dan arti insya allah yang benar dalam implementasi kehidupan sehari-hari?
Mengenai kata insya Allah, firman Allah swt. dalam Kitabullah Al-Qur’an al-Karim :
Mengenai kata insya Allah, firman Allah swt. dalam Kitabullah Al-Qur’an al-Karim :
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَاْيۡءٍ إِنِّي فَاعِلٞ ذَٰلِكَ غَدًا. إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ وَٱذۡكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلۡ عَسَىٰٓ أَن يَهۡدِيَنِ رَبِّي لِأَقۡرَبَ مِنۡ هَٰذَا رَشَدٗا
Artinya : Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". ( QS. al-kahfi ayat 2 3 - 2 4)
Untuk menambah pemahaman tentang makna dan arti insya allah, berikut adalah kisah cerita yang mengandung pengajaran tentang makna dan arti kata insya allah.
Pada suatu hari, utusan dari kaum Quraisy yang bernama Uqbah bin Abi Mu'ith dan an-Nadlr bin al-Harts datang bertemu dengan seorang pendeta Yahudi di kota Madinah untuk menanyakan tentang kenabian dari Muhammad. Setelah bertanya kepada pendeta itu, kemudian mereka menceritakan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan perkataan, perbuatan dan juga sikap Muhammad.
Kemudian, pendeta Yahudi tersebut berkata : tanyakanlah kepada Muhammad tentang tiga hal. Apabila dapat menjawab pertanyaannya, maka dia adalah Nabi yang diutus. Namun, apabila dia tidak dapat menjawab pertanyaannya, maka dia hanyalah seorang yang mengaku sebagai Nabi.
Pertanyaan pertama, tanyakanlah tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi kepada pemuda-pemuda itu.
Pertanyaan yang kedua, tanyakanlah kepada Muhammad mengenai seseorang pengembara yang sampai ke Maghrib dan Masyriq serta tanyakanlah apa yang terjadi pada pengembara tersebut.
Pertanyaan ketiga, tanyakan juga kepada Muhammad mengenai roh.
Kemudian, berangkatlah utusan kaum Quraisy itu untuk bertemu dengan Rasulullah Saw. dan mereka menanyakan ketiga persoalan atau pertanyaan sebagaimana tersebut di atas. Kemudian Nabi Muhammad Rasulullah Saw. bersabda : Aku akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian besok. Rasulullah saw. mengatakan itu tanpa disertai dengan kalimat atau kata insya Allah.
Nabi Saw. menunggu-nunggu datangnya wahyu hingga 15 malam, akan tetapi, Jibril tidak kunjung datang. Orang-orang penduduk Mekah pun mulai mencemooh Rasul dan Rasulullah saw. merasa sangat sedih, merasa malu dan gundah gulana, karena tidak tahu apa yang harus disampaikan kepada kaum Quraisy. Kemudian, datanglah Jibril dengan membawa wahyu yang menegur Rasulullah Saw. karena Nabi saw. memastikan sesuatu hal pada esok hari tanpa mengucapkan kalimat atau insya Allah. Sebagaimana Firman Allah swt. Di atas, dalam al-Qur’an Surat al-kahfi ayat 2 3 - 2 4.
Pada kesempatan itu juga, Jibril menyampaikan wahyu tentang pemuda-pemuda yang bepergian, yaitu persoalan Ashabul Kahfi ( QS. Al-Kahfi : 9 - 2 6 ), tentang seorang pengembara, yaitu Dzulqarnain ( QS. Al-kahfi : 8 3 - 1 0 1 ) dan permasalahan tentang roh ( QS. Al-Isra’: 8 5 ] .
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. ( QS. Al-Isra’: 8 5 ] .
Menyadur dari Kitab Jaami'ul Bayan dari Mufassir Ibnu Jarir ath-Thabari menjelaskan : Inilah pengajaran Allah kepada Rasulullah Saw. agar jangan memastikan sesuatu perkara akan terjadi tanpa halangan apapun, kecuali menghubungkannya dengan kehendak Allah Swt.
Sungguh agung arti atau makna dari kata insya Allah. Dimana arti insya allah sedikitnya terkandung empat makna atau arti, yaitu sebagai berikut :
Untuk menambah pemahaman tentang makna dan arti insya allah, berikut adalah kisah cerita yang mengandung pengajaran tentang makna dan arti kata insya allah.
Pada suatu hari, utusan dari kaum Quraisy yang bernama Uqbah bin Abi Mu'ith dan an-Nadlr bin al-Harts datang bertemu dengan seorang pendeta Yahudi di kota Madinah untuk menanyakan tentang kenabian dari Muhammad. Setelah bertanya kepada pendeta itu, kemudian mereka menceritakan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan perkataan, perbuatan dan juga sikap Muhammad.
Kemudian, pendeta Yahudi tersebut berkata : tanyakanlah kepada Muhammad tentang tiga hal. Apabila dapat menjawab pertanyaannya, maka dia adalah Nabi yang diutus. Namun, apabila dia tidak dapat menjawab pertanyaannya, maka dia hanyalah seorang yang mengaku sebagai Nabi.
Pertanyaan pertama, tanyakanlah tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi kepada pemuda-pemuda itu.
Pertanyaan yang kedua, tanyakanlah kepada Muhammad mengenai seseorang pengembara yang sampai ke Maghrib dan Masyriq serta tanyakanlah apa yang terjadi pada pengembara tersebut.
Pertanyaan ketiga, tanyakan juga kepada Muhammad mengenai roh.
Kemudian, berangkatlah utusan kaum Quraisy itu untuk bertemu dengan Rasulullah Saw. dan mereka menanyakan ketiga persoalan atau pertanyaan sebagaimana tersebut di atas. Kemudian Nabi Muhammad Rasulullah Saw. bersabda : Aku akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian besok. Rasulullah saw. mengatakan itu tanpa disertai dengan kalimat atau kata insya Allah.
Nabi Saw. menunggu-nunggu datangnya wahyu hingga 15 malam, akan tetapi, Jibril tidak kunjung datang. Orang-orang penduduk Mekah pun mulai mencemooh Rasul dan Rasulullah saw. merasa sangat sedih, merasa malu dan gundah gulana, karena tidak tahu apa yang harus disampaikan kepada kaum Quraisy. Kemudian, datanglah Jibril dengan membawa wahyu yang menegur Rasulullah Saw. karena Nabi saw. memastikan sesuatu hal pada esok hari tanpa mengucapkan kalimat atau insya Allah. Sebagaimana Firman Allah swt. Di atas, dalam al-Qur’an Surat al-kahfi ayat 2 3 - 2 4.
Pada kesempatan itu juga, Jibril menyampaikan wahyu tentang pemuda-pemuda yang bepergian, yaitu persoalan Ashabul Kahfi ( QS. Al-Kahfi : 9 - 2 6 ), tentang seorang pengembara, yaitu Dzulqarnain ( QS. Al-kahfi : 8 3 - 1 0 1 ) dan permasalahan tentang roh ( QS. Al-Isra’: 8 5 ] .
وَيَسَۡٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّي وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِيلٗا
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. ( QS. Al-Isra’: 8 5 ] .
Menyadur dari Kitab Jaami'ul Bayan dari Mufassir Ibnu Jarir ath-Thabari menjelaskan : Inilah pengajaran Allah kepada Rasulullah Saw. agar jangan memastikan sesuatu perkara akan terjadi tanpa halangan apapun, kecuali menghubungkannya dengan kehendak Allah Swt.
Sungguh agung arti atau makna dari kata insya Allah. Dimana arti insya allah sedikitnya terkandung empat makna atau arti, yaitu sebagai berikut :
- Arti pertama dari kata insya Allah adalah bahwa pada diri manusia mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap rencana dan ketentuan Allah (tauhid).
- Arti insya allah yang kedua adalah berkaitan dengan menghindari kesombongan karena semua kesuksesan, keberhasilan yang dicapai baik dalam hal kekayaan, politik,keilmuan, status social, kekayaan, keilmuan, dan lain sebagainya)
- Arti kata insya allah yang ketiga adalah menunjukkan ketawadhuan (rendah hati bahwa manusia mempunyai keterbatasan diri untuk melakukan dan mengerjakan sesuatu) baik di hadapan manusia dan di hadapan Allah Swt.
- Makna arti kata insya allah yang keempat adalah bermakna optimisme akan hari esok yang lebih baik.
Mempermainkan kata insya Allah
Bagaimana seandainya kata insya Allah dijadikan sebagai tameng untuk mengelabui atau memerdaya orang lain atau dijadikan sebagai dalih untuk melepaskan diri dari suatu tanggung jawab?
Sesungguhnya seseorang yang berperilaku demikian, maka mereka telah melakukan dua dosa.
Namun perlu diperhatikan, bahwa arti insya allah mengandung empat makna atau arti yang benar-benar harus dijalankan ke empat hal tersebut dengan sungguh-sungguh dan bukan hanya ucapan kata insya allah belaka tanpa adanya ke empat arti insya Allah dalam pelaksanaannya.
Mempermainkan kata Insya Allah, misalnya berkata insya allah, namun tidak sungguh-sungguh melaksanakannya adalah perbuatan dosa.
Bagaimana seandainya kata insya Allah dijadikan sebagai tameng untuk mengelabui atau memerdaya orang lain atau dijadikan sebagai dalih untuk melepaskan diri dari suatu tanggung jawab?
Sesungguhnya seseorang yang berperilaku demikian, maka mereka telah melakukan dua dosa.
- Dosa pertama, adalah mereka telah menipu karena menggunakan zat Allah swt.
- Dosa kedua, mereka telah menipu diri sendiri karena sesungguhnya mereka enggan menepatinya, kecuali hanya sekadar menjaga relasi hubungan baik semata dengan teman, rekan, relasi atau kawan.
Namun perlu diperhatikan, bahwa arti insya allah mengandung empat makna atau arti yang benar-benar harus dijalankan ke empat hal tersebut dengan sungguh-sungguh dan bukan hanya ucapan kata insya allah belaka tanpa adanya ke empat arti insya Allah dalam pelaksanaannya.
Mempermainkan kata Insya Allah, misalnya berkata insya allah, namun tidak sungguh-sungguh melaksanakannya adalah perbuatan dosa.
Posting Komentar untuk "Empat Makna, Arti Kata Insya Allah "