Bagaimana cara membantu orang miskin yang benar? Saling membantu, saling tolong-menolong antara sesama terutama orang miskin yang membutuhkan adalah merupakan ajaran Islam sebagaimana firman Allah dalam al-Quran Surat Al-Maidah ayat 2 yang artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Pribadi Rasulullah Nabi Muhammad saw. adalah insan yang paling mulia, pribadi yang gemar menolong, membantu orang miskin atau orang yang tidak mampu. Berikut ini adalah sebuah kisah cerita pribadi rasul yang gemar membantu orang miskin dan cara-cara Rasul dalam membantu orang miskin.
Pada suatu hari, Nabi Muhammad saw. sedang berkumpul bersama para sahabatnya, ada seseorang yang datang meminta-minta kepada Nabi Saw. Kemudian Rasulullah saw. bertanya kepada pengemis itu : apakah kamu memiliki sesuatu di rumahmu? Pengemis itu berkata : tentu, saya memiliki pakaian yang biasa untuk dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir. Kemudian, Rasulullah berkata : ambil dan serahkan kepada saya.
Kemudian, sang pengemis itu pun langsung pulang dan segera kembali kepada Rasulullah dengan membawa cangkir seperti apa yang diminta Rasul. Lalu, Rasulullah menawarkan cangkir tersebut kepada para sahabat. Rasul berkata : adakah di antara kamu yang ingin membeli ini?. Kemudian salah seorang sahabat menjawab : Saya beli dengan satu dirham. Rasulullah menawarkannya kembali kepada para sahabat yang lain. Ada salah seorang dari sahabat yang sanggup membeli cangkir tersebut dengan harga dua dirham. Kemudian, Nabi saw, memberikan dua dirham tersebut kepada pengemis tersebut. Rasulullah berharap agar uang dua dirham tersebut dipergunakan untuk membeli makanan bagi keluarganya, dan sisa uang setelah memberi makanan dipergunakan untuk membeli sebuah kapak.
Rasulullah berkata kepada pengemis : carilah kayu-kayu yang banyak dan kemudian juallah, dalam waktu dua minggu aku tidak ingin melihat kamu!. Setelah dua minggu berlalu, sang pengemis tersebut datang kembali menemui Rasulullah Saw., tetapi kedatangannya kepada Nabi saw, tidak untuk mengemis. Dia datang menemui Rasullah saw. dengan membawa uang sejumlah 10 dirham yang dihasilkannya dari kayu-kayu yang ia jual. Kemudian, Rasulullah Saw. menyuruh pengemis itu untuk membeli makanan dan pakaian keluarganya.
Rasulullah berkata : Hal yang seperti ini lebih baik bagimu, karena meminta-meminta hanya membuat noda pada wajahmu di akhirat kelak. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali karena tiga hal, fakir miskin yang sungguh-sungguh tidak memiliki sesuatu, utang yang tidak mampu dan bisa terbayar, dan penyakit yang menjadikan seseorang tidak bisa dan mampu berusaha.
Seandainya setiap orang di muka bumi ini bisa mencontoh perilaku Rasulullah saw. sebagaimana tersebut di atas. Dengan jalan memberikan sedekah atau memberikan pekerjaan, niscaya jumlah anak jalanan, pengemis, orang fakir miskin, serta pengangguran dapat terkurangi.
Demikianlah Rasullullah memberikan suri tauladan atau contoh bahwa kebaikan, kesalehan spiritual belum dapat dikatakan sempurna, apabila tidak diikuti dan dibarengi dengan kesalehan, kebaikan sosial.
Cara Nabi Muhammad dalam membantu orang miskin, tidak hanya dalam bentuk uang semata, namun juga dalam bentuk “kail” dalam hal ini diartikan sebagai pekerjaan dengan harapan agar nantinya orang yang tidak mampu tersebut dapat hidup mandiri.
Dalil dalam firman Allah dalam Al-Quran Al-Karim :
Pribadi Rasulullah Nabi Muhammad saw. adalah insan yang paling mulia, pribadi yang gemar menolong, membantu orang miskin atau orang yang tidak mampu. Berikut ini adalah sebuah kisah cerita pribadi rasul yang gemar membantu orang miskin dan cara-cara Rasul dalam membantu orang miskin.
Pada suatu hari, Nabi Muhammad saw. sedang berkumpul bersama para sahabatnya, ada seseorang yang datang meminta-minta kepada Nabi Saw. Kemudian Rasulullah saw. bertanya kepada pengemis itu : apakah kamu memiliki sesuatu di rumahmu? Pengemis itu berkata : tentu, saya memiliki pakaian yang biasa untuk dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir. Kemudian, Rasulullah berkata : ambil dan serahkan kepada saya.
Kemudian, sang pengemis itu pun langsung pulang dan segera kembali kepada Rasulullah dengan membawa cangkir seperti apa yang diminta Rasul. Lalu, Rasulullah menawarkan cangkir tersebut kepada para sahabat. Rasul berkata : adakah di antara kamu yang ingin membeli ini?. Kemudian salah seorang sahabat menjawab : Saya beli dengan satu dirham. Rasulullah menawarkannya kembali kepada para sahabat yang lain. Ada salah seorang dari sahabat yang sanggup membeli cangkir tersebut dengan harga dua dirham. Kemudian, Nabi saw, memberikan dua dirham tersebut kepada pengemis tersebut. Rasulullah berharap agar uang dua dirham tersebut dipergunakan untuk membeli makanan bagi keluarganya, dan sisa uang setelah memberi makanan dipergunakan untuk membeli sebuah kapak.
Rasulullah berkata kepada pengemis : carilah kayu-kayu yang banyak dan kemudian juallah, dalam waktu dua minggu aku tidak ingin melihat kamu!. Setelah dua minggu berlalu, sang pengemis tersebut datang kembali menemui Rasulullah Saw., tetapi kedatangannya kepada Nabi saw, tidak untuk mengemis. Dia datang menemui Rasullah saw. dengan membawa uang sejumlah 10 dirham yang dihasilkannya dari kayu-kayu yang ia jual. Kemudian, Rasulullah Saw. menyuruh pengemis itu untuk membeli makanan dan pakaian keluarganya.
Rasulullah berkata : Hal yang seperti ini lebih baik bagimu, karena meminta-meminta hanya membuat noda pada wajahmu di akhirat kelak. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali karena tiga hal, fakir miskin yang sungguh-sungguh tidak memiliki sesuatu, utang yang tidak mampu dan bisa terbayar, dan penyakit yang menjadikan seseorang tidak bisa dan mampu berusaha.
Seandainya setiap orang di muka bumi ini bisa mencontoh perilaku Rasulullah saw. sebagaimana tersebut di atas. Dengan jalan memberikan sedekah atau memberikan pekerjaan, niscaya jumlah anak jalanan, pengemis, orang fakir miskin, serta pengangguran dapat terkurangi.
Demikianlah Rasullullah memberikan suri tauladan atau contoh bahwa kebaikan, kesalehan spiritual belum dapat dikatakan sempurna, apabila tidak diikuti dan dibarengi dengan kesalehan, kebaikan sosial.
Cara Nabi Muhammad dalam membantu orang miskin, tidak hanya dalam bentuk uang semata, namun juga dalam bentuk “kail” dalam hal ini diartikan sebagai pekerjaan dengan harapan agar nantinya orang yang tidak mampu tersebut dapat hidup mandiri.
Dalil dalam firman Allah dalam Al-Quran Al-Karim :
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Artinya : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. QS. Ali-Imran : 134
Firman Allah di atas menjelaskan bahwa orang yang bertakwa adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang dapat menahan marah atau amarahnya serta memaafkan kesalahan orang.
Sesungguhnya kefakiran atau kemiskinan itu dapat menjerumuskan seseorang ke jurang kekafiran.
Apabila kita bisa membantu, berbagi dengan orang lain yang berada di sekeliling kita yang fakir dan miskin yaitu orang miskin dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah saw. pastinya pengangguran, kemiskinan akan berkurang, anak cucu kita terjamin pendidikan dan kesehatannya, serta masih banyak manfaat lain yang akan didapatkan dari saling berbagi dengan orang yang tidak mampu-orang miskin.
Firman Allah di atas menjelaskan bahwa orang yang bertakwa adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang dapat menahan marah atau amarahnya serta memaafkan kesalahan orang.
Sesungguhnya kefakiran atau kemiskinan itu dapat menjerumuskan seseorang ke jurang kekafiran.
Apabila kita bisa membantu, berbagi dengan orang lain yang berada di sekeliling kita yang fakir dan miskin yaitu orang miskin dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah saw. pastinya pengangguran, kemiskinan akan berkurang, anak cucu kita terjamin pendidikan dan kesehatannya, serta masih banyak manfaat lain yang akan didapatkan dari saling berbagi dengan orang yang tidak mampu-orang miskin.
Posting Komentar untuk "Cara yang Benar dalam Membantu Orang Miskin"