Iman kepada Allah mempertinggi nilai-nilai moril manusia dengan mengaitkannya dengan Tuhan sebagai sumber kesempurnaan dan keagungan.
Manusia yang bermoral tinggi menilai kebaikan dan kebahagiaan hidup dari sudut moral dan akhlak dan tidak akan mengukurnya dengan ukuran materiil dan keduniawian. Ia memandang kejujuran, dan keadilan adalah pangkal kebahagiaan dan kesentausaan hidup dan bukan kekayaan atau kesenangan yang diberikan oleh hawa nafsu. Maka terdorong oleh pandangan hidupnya yang bersumber pada moral yang tinggi itu, ia memfokuskan semua usaha dan amalnya untuk kebaikan umatnya dan kebaikan manusia seluruhnya. Demikianlah hubungan iman dengan amal dan sikap seseorang, karena iman itu adalah sumber yang memancarkan segala amal salih dan kelakuan yang baik.
Firman Allah dalam Surat Yunus 9 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang penuh kenikmatan”. (Yunus 9)
Firman allh dalam Surat Alhajj ayat 54 yang artinya:
“Dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”. (Alhajj 54)
Firman Allah dalam Surat Attaghabun ayat 11 yang artinya:
"Dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya”. (Attaghabun 11.)
Dan jika hati seorang telah mendapat hidayah (petunjuk) dari Allah maka tidak ada kebajikan yang akan luput dari jangkauannya.