Mendidik Anak, Macam-Macam Sholat Sunnah

Sholat sunnah banyak jenis dan macamnya. Sholat sunnah atau disebut juga sholat nawafil atau sholat nafilah adalah sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan, tetapi tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan. Sholat sunnah yang dianjurkan diajarkan dan diikatkan kepada anak dalam upaya mendidik anak antara lain sebagai berikut:

Sholat sunnah Dhuha
Sebagaimana diriwayatkan Muslim dari Abu Dzar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً ٬  وَيَجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهَا مِنَ الضُّحَى٠

"Setiap pagi hari, dianjurkan bagi setiap sendi seseorang di antara kalian untuk melakukan sedekah dan hal itu cukup di­tunaikan hanya dengan dua raka'at sholat sunnah Dhuha yang diker­jakannya ".

Muslim juga meriwayatkan dari 'Aisyah ra.:

كاَنَ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى الضُّحَى أَرْبَعًا٬ وَيَزِيْدُ مَاشَآءَ٠

"Rasulullah saw. shalat sunnah dhuha empat raka'at dan beliau tambah berapa sesukanya".

Muslim meriwayatkan dari Ummu Hani ra.:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ

"Bahwa Rasulullah saw. sholat (dhuha) delapan raka'at".

Kesimpulan dari tiga riwayat ini adalah, bahwa shalat sunnah dhuha paling sedikitnya dua raka'at, pertengahannya empat rakaat dan paling afdhal delapan rakaat.

Waktu sholat sunnah dimulai kurang lebih setengah jam setelah terbit matahari, hingga kurang lebih satu jam menjelang waktu zhuhur.

Sholat sunnah Awwabin. 

Yaitu enam raka'at setelah shalat Maghrib, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Majah dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ  لَمْ يَتَكَلَّمْ بَيْنَهُنَّ بِسُوْءٍ عَدِلْنَ لَهُ بعِبَادَةِ اثْنَتَيْ عَثْرَةَ سَنَةً٠

"Barang siapa sholat setelah sholat Maghrib enam raka'at, ia tidak bercakap-cakap buruk di antara sholat-sholat itu, maka shalatnya itu seimbang dengan ibadah dua belas tahun". 

Dan dilakukan dua raka'at dua raka'at.

Sholat sunnah Dua raka'at tahiyatu 'l-Masjid: 

Sebagaimana diriwayatkan Muslim dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلاَ يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ ٠

"Jika salah seorang dari kamu masuk masjid, hendaknya ia tidak duduk kecuali setelah sholat dua raka'at".

Sholat sunnah Dua raka'at setelah wudhu’

Sebagaimana diriwayatkan Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra. ia berkata:

Rasulullah saw. berkata kepada Bilal ra., "Kabarkanlah ke­padaku tentang perbuatan yang paling kamu harapkan pahalanya, yang engkau kerjakan dalam Islam, karena sesungguhnya aku mendengar bunyi kedua sandalmu di dekatku di surga". Bilal berkata, "Saya tidak melakukan suatu pekerjaan yang paling diharapkan pahalanya, kecuali bahwa aku tidaklah bersuci baik di malam hari atau disiang hari, kecuali aku shalat sesudahnya, semampu aku melakukannya".

Sholat sunnah malam. 

Sebagaimana diriwayatkan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ اَلْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ٠

"Shalat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat malam" (tahajjud)".

Muslim meriwayatkan dari Jabir, ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَيُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اﷲَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيّاهُ ٬ وَ ذَلِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ ٠

"Sesungguhnya di malam hari terdapat satu saat yang jika kebetulan ada salah seorang Muslim minta kepada Allah ke­baikan dunia dan akherat, mesti Allah mengabulkan permin­taannya itu, dan itu terdapat di setiap malam".

At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Umamah, dari Rasulul­lah saw. bahwasanya beliau bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اَللَّيْلِ فَاِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ ٬ وَهُوَ قُرْبَةٌ اِلَى رَبِّكُمْ وَمُفَكِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ ٬ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ٠

"Kerjakanlah shalat malam, karena ia adalah kebiasaan orang-orang saleh, dan ia merupakan salah satu jalan untuk mende­katkan diri kepada Tuhanmu, juga sebagai penebus dosa, dan mencegah berbuat dosa".

Sholat malam, sedikitnya dua raka'at, dan banyaknya tidak terbatas. Shalat ini adalah yang paling utama karena lebih dekat kepada ikhlas.

Sholat sunnah Tarawih. 

Yaitu duapuluh raka'at dengan sepuluh salam di setiap malam bulan Ramadhan, dilaksanakan berjama'ah setelah shalat 'Isya sebagaimana diriwayatkan Al-Baihaqi dari As-Saib bin Yazud Ash-Shahabi ra.:

"Pada zaman Umar bin Khaththab, pada bulan Ramadhan mereka mendirikan shalat tarawih sebanyak duapuluh raka'at, dan mereka membaca duaratus surah. Dan pada zaman 'Utsman bin 'Affan, mereka mengerjakannya bertelekan pada tongkat mereka karena lamanya mereka berdiri".

Sholat sunnah Istikharah. 

Yaitu sebanyak dua raka'at dan se­sudahnya membaca doa seperti riwayat Jabir, yang terdapat dalam Shahih Al-Bukhari:

اَللَّهُمَّ إِنِيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ ٬ وَأَسْتَقْدِرُكَ  بِقُدْرَتِكَ ٬ وَأَسْأَلُكَ  مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ ٬ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ٬ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الغُيُوْبِ ٠ اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ َتَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِىْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِي وََعَاقِِبَةِ أَمْرِيْ ٬ فَاقْدُرْهُ لِيْ ٬ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ ٠

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta agar Engkau memilih­kan mana yang baik menurut-Mu, dan aku memohon agar Engkau memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu, dan aku mohon kemurahan-Mu yang agung, karena sesungguhnya Eng­kau kuasa dan aku tidak kuasa, Engkau mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang gaib. Ya Allah jika Engkau tahu bahwa 'perkara ini' baik bagiku dalam agamaku, hidupku dan baik akibatnya, maka berikanlah perkara ini kepadaku dan mudahkanlah bagiku, kemudian berkatilah bagiku di dalamnya. Dan jika Engkau tahu bahwa 'perkara ini' buruk bagiku, dalam agamaku, hidupku dan buruk akibatnya, maka jauhkanlah perkara ini daripadaku, dan jauh­kanlah diriku daripadanya. Berilah aku kebaikan di mana saja aku berada, kemudian jadikanlah aku ini manusia yang rela menerima segala anugerah-Mu".

Kata-kata 'perkara ini' dapat diganti dengan kata-kata yang sesuai dengan kebutuhan yang dimaksud. Apa-apa yang datang, kuat dan mantap dalam hati, untuk dikerjakan atau ditinggal­kan, maka itulah yang harus dilaksanakan.

Sholat sunnah Hajat. 

Yaitu shalat dua rakaat, kemudian setelah mengerjakan shalat tersebut membaca doa di bawah ini:

لاَإِلَهَ إِلاَّ اﷲُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ٬ سُبْحَانَ اﷲِ رَبِّ الْعَرْشِ العَظِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَميْنَ ٬ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رْحْمَتِكَ ٬ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ٬ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ ٬ لاَ تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلاَّ  غَفَرْتَهُ وَ لاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتهُ ٬ وَ لاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًى إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ٠

"Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pemurah. Maha Suci Allah, Tuhan Yang Memelihara 'Arsy Yang Maha Agung. Segala puji hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu apa-apa yang mewajib­kan rahmat-Mu, dan apa-apa yang mendatangkan ampunan dari-Mu, dan keuntungan dari segala kebaikan, selamat dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa bersisa kepadaku kecuali Engkau mengampuninya. Dan tidak pula kesusahan kecuali Engkau menghilangkannya, dan tidak pula suatu kebu­tuhan yang Engkau ridhai kecuali Engkau mengabulkannya, wahai Allah Yang Lebih Penyayang dari segala Penyayang". (H. R. At-Tirmidzi).

اَللَّهُمَّ إِنِيْ أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّيْ فِى حَاجَتِيْ لِتَقْتَضِيَ لِيْ اَللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ٠

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, meng­hadap kepada-Mu dengan Nabi-Mu, Muhammad , Nabi pem­bawa rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku bersama­mu menghadap Tuhanku dalam hajatku agar Tuhan menga­bulkannya. Ya Allah jadikanlah Muhammad syafa'at bagiku".

Posting Komentar untuk "Mendidik Anak, Macam-Macam Sholat Sunnah"