Berikut ini adalah Gerakan-Gerakan Islam dan Pelatihan Militer di Mesir setelah Kematian Gamal Abdul Naseer.
Era keterbukaan di Mesir memunculkan berbagai jamaah yang bertekad memperjuangkan Islam. Namun demikian, belum ada kerja sama di antara mereka. Beragam jamaah ini secara intern berusaha memanfaatkan suasana yang relatif tenang.
Para anggota jamaah Aiman Azh-Zhawahiri memanfaatkannya dengan berlatih memanah, menggunakan senjata, dan beberapa latihan perang sederhana lainnya. Pelatihan di Kairo dilakukan di padang Dahsyur, di daerah dekat Piramida Giza, serta Thaffat Al-Khathathibah. Sementara pelatihan di daerah lain berlangsung di areal pegunungan.
Latihan ini berlangsung dengan tujuan persiapan menghadapi berbagai kemungkinan di masa mendatang. Sebenarnya tidak ada niatan untuk menentang pemerintah secara langsung.
Konsep kelompok Aiman Azh-Zhawahiri sangat berbeda dengan kelompok lain. Kelompok radikal lain secara tegas menyatakan penentangannya pada pemerintah dan dengan segera melakukan ‘ammaliyat (aksi bersenjata). Namun, Aiman berpendapat bahwa cara seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah. Keberhasilan sebuah operasi kecil tidak menjamin keberlangsungan jihad secara kontinu, yang diperlukan untuk menegakkan syariat Islam.
Menurut Aiman, gerakan Islam di Mesir belum memiliki pengaruh signifikan di tubuh militer. Mereka belum menguasai jabatan-jabatan strategis di dalamnya. Misalnya terjadi kudeta, mereka akan berada pada posisi yang sulit karena kekuatan Angkatan Bersenjata akan berhadapan dengan mereka.
Meskipun beberapa kesatuan dan korps bisa dikuasai, kegagalan akan segera ditemui. Yang penting dilakukan bukanlah asal melakukan kudeta, tetapi harus ada persiapan yang matang dan cengkraman yang kuat di tubuh militer.
Posting Komentar untuk "Gerakan-Gerakan Islam dan Pelatihan Militer di Mesir"