Setelah Kematian Gamal Abdul Naseer mulaialah berdirinya jamaah islamiyah. Jamaah Al-Ikhwanul Muslimun mulai memelopori pelaksanaan pelbagai syari’at Islam waktu itu. Namun, Anwar Sadat tidak suka kalau jamaah ini masuk ke kampus-kampus di Mesir dengan membawa nama Jamaah Al-Ikhwanul Muslimun.
Dipakailah nama yang baru, yaitu Jamaah Islamiyah. Al- Ikhwanul Muslimun masuk dalam organisasi “Persatuan Mahasiswa dan Pelajar Mesir” (Wadah berbagai organisasi resmi pelajar di universitas dan sekolah.) dengan ini memakai nama Jamaah Islamiyah, hal ini supaya mereka diterima oleh pemerintah dan tidak dilarang seperti ketika nama “Al-Ikhwanul Muslimun” digunakan.
Jamaah Islamiyah mulai menerbitkan pelbagai judul buku dan media, seperti “Shaut Al-Haq” dan “Shaut Al-Jama’ah Al- Islamiyyah”. Melalui organisasi “Persatuan Mahasiswa dan Pelajar”, jamaah ini mulai menyebar di berbagai universitas. Pada setiap universitas dan fakultas terdapat kepengurusan organisasi tersebut. Para pengurus berkumpul setiap hari Kamis, biasanya di kawasan Al-Qashr Al-‘Aini, di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo. Tempat ini adalah pusat aktivitas Al-Ikhwan kala itu.
Ini terjadi di lapisan bawah, di permukaan yang menonjol adalah nama “Jamaah Islamiyah”, yang didukung oleh Jamaah Al-Ikhwanul Muslimun. Pembinaan jaringan ini tidak hanya dilakukan di ibukota Mesir, Kairo, namun mereka juga aktif melakukan hal yang sama di Universitas Asyuth, di selatan Mesir.
Syahid Sayyid Quthub adalah salah seorang pemikir Islam Mesir terkemuka yang menjelang akhir hayatnya bergabung menjadi anggota Al-Ikhwanul Muslimin. Ia divonis mati dengan cara digantung karena tulisan-tulisannya. Sayyid Quthub menerapan Islam secara menyeluruh; konsep yang sangat bertentangan dengan gaya sekuler Gamal Abdul Nasser.
Posting Komentar untuk "Berdirinya Jamaah Islamiyah di Mesir setelah Gamal Abdul Naseer"