Yang dimaksud dengan teman sekolah atau bekerja adalah teman anak yang sebaya di sekolah, yang sekelas atau lain kelas, yang biasa pergi sama-sama atau belajar bersama, dan teman di tempat kerja.
Pada bagian ini mari kita sebagai para pendidik dan orang tua untuk meberikan perhatian tentang suatu kenyataan yang harus kita bicarakan.
Kenyataan tersebut, tersimpul sebagai berikut: Bahwa sekolah di negara yang dikuasai oleh pikiran-pikiran sesat, aliran-aliran non-agamis, prinsip-prinsip non-Islami, akan menjadi tempat gembala yang subur bagi pikiran-pikiran ini, prinsip-prinsip non-agamis, non-Islami ini. Siapa yang memberikannya?
Ialah para pengajar yang menjual dhamir-nya kepada setan yang bernaung di bawah lembaga atau organisasi sesat, tujuannya semata-mata untuk menimbulkan keraguan terhadap agama dan memerangi Islam.
Organisasi tersebut dikelola oleh para pelajar yang dilindungi oleh lembaga-lembaga untuk menyampaikan missi sesatnya kepada para anggota yang terdiri dari anak-anak sekolah yang diharuskan masuk ke dalam organisasi itu.
Organisasi itu juga ambil peranan dalam menyebarkan pikiran-pikiran sesat dan menyesatkan, organisasi-organisasi wanita yang mempunyai missi dan tujuan hanya untuk menentang hijab Islami (jilbab) yang merupakan syi'ar kesucian dan ke-'iffah-an, untuk menentang peraturan Islam yang menduakan hak wanita, menentang prinsip-prinsip Islam yang memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Betapa banyak wanita-wanita yang terlibat dalam organisasi seperti ini, meneriakkan semboyan dan slogan atas nama pembebasan kaum wanita. Bahkan, atas nama persamaan (emansipasi) hak laki-laki dan kaum wanita?
Selain apa yang ada dalam lingkungan sekolah, yakni orientasi pikiran yang serba kontradiksi, sedikit sekali kita jumpai di sekolah, orang yang berada dalam lingkungan sekolah, menyeru kepada agama yang lurus, menyeru kepada Islam yang hak dan akhlak yang mulia, atau prinsip-prinsip pendidikan yang benar.
Setelah dikemukakan kenyataan yang penting untuk diketahui dan harus kita lakukan, tidak lain hanyalah meningkatkan daya kita untuk menyelamatkan dari lingkungan yang dapat membawa anak kepada kekufuran dan kesesatan ini, mengangkat dari lingkungan yang sesat dan menyesatkan. Kita tidak dapat menyelamatkan anak dengan baik kecuali dengan memilih teman sekolahnya yang baik, sadar dan sigap, yang dengan pergaulan itu, anak kita bergaul dalam menerima pelajaran dan pembentukan kebudayaan, bilik di tingkat sekolah dasar, lanjutan pertama, lanjutan atas atau tingkat perguruan tinggi. Hendaknya kita lebih mengutamakan teman sekolah sekampung atau yang biasa pergi bersama-sama ke masjid dan pengajian. Ini semua jika memang dimungkinkan, agar persahabatan mereka akan lebih akrab, dan menghasilkan lebih banyak kebaikan. Jika memang tidak mungkin, sang anak tidak memiliki teman sekampung atau sepengajian yang juga sebagai teman sekolah, maka pengertian teman didasarkan pada pengertian, kebaikan akhlak dan kelurusan akidah yang tercermin dalam melaksanakan ibadah sehari-hari, khususnya shalat.
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada yang berkata:
jika kamu dapat berpeganglah dengan anak orang merdeka
karena orang merdeka
di dunia ini
sedikit sekali
jika kamu dapat berpeganglah dengan anak orang merdeka
karena orang merdeka
di dunia ini
sedikit sekali
Berbicara masalah sekolah, saya ingin mengemukakan suatu kenyataan lain yang harus kita perhatikan, yaitu keadaan anak gadis kita di sekolah, pengaruh emosional dan spiritualnya.
Kita sama-sama mengetahui bahwa wanita adalah makhluk lemah yang sangat emosional, mudah terpengaruh oleh angan-angan dan bujukan, mudah tunduk oleh cobaan budaya modern, dan hiasan kehidupan dunia yang menipu. Wanita mudah sekali berpaling dari kebenaran, terpengaruh oleh lingkungan, terbawa arus hawa nafsu, tanpa pengendalian agama, dan dhamir, tanpa mempertimbangkan akal atau melihat akibatnya.
Oleh karena itu, kita harus lebih memperhatikan anak gadis dibanding perhatian kepada anak laki-laki, dikhawatirkan terjadi kegagalan iman, penyimpangan akhlak, atau terpeleset ke jurang kenistaan atau masuk ke organisasi (partai) yang non-agamis. Sehingga, anak terlepas dari sesuatu yang paling berharga, yaitu Islam dan kehormatan. Islam mewajibkan kita untuk menyediakan bagi anak gadis kita lingkungan yang baik, di rumah dan di sekolah, agar terjauh dari sesuatu yang tidak kita inginkan.
Salah satu cara menyediakan lingkungan yang baik adalah menjalin hubungan antara anak gadis kita dengan guru wanita yang tulus dan saleh, yang selalu berhubungan dan berkumpul dengannya. Sebagai salah satu caranya juga menyediakan teman wanita yang saleh untuk teman bergaulnya, baik yang masih ada hubungan famili di rumah atau hanya sekedar teman di sekolah. Di samping ini, kita harus meningkatkan pengawasan, senantiasa memperhatikan perkembangannya, agar tetap pada iman, istiqamah, akhlak luhur, berpegang pada prinsip-prinsip Islam, dan ajaran-ajarannya yang universal.
Jika kita tidak mampu menyediakan sarana penjagaan untuk anak gadis kita, mempersiapkan lingkungan yang baik bagi buah hati kita, jangan harapkan anak gadis itu dapat mempertahankan sesuatu yang paling berharga pada dirinya: agama dan kehormatannya.
Jika di sekolah anak gadis harus mendapatkan anak gadis yang saleh, temannya, demikian juga di tempat kerjanya, laboratorium atau perusahaan. Sangat disayangkan, perusahaan-perusahaan yang ada kini sering dipadati orang-orang yang tidak berakhlak, tidak mempunyai etika dan agama. Bahkan di antara mereka, dari yang berpangkat rendah hingga yang berpangkat tinggi, ada yang memeluk paham komunis, ada pula yang ikut organisasi yang sama sekali tidak menghormati agama, penentang ajaran dan nilai etika yang dibawa agama Islam. Ada pula yang hidup dengan gaya "kehidupan binatang", menganut keserbabolehan, amoral, tujuan hidupnya semata-mata hanya untuk memuaskan hawa nafsu, bersenang-senang dalam lumpur dosa, berkubang dalam minuman keras dan lacur dengan segala tingkatannya, mendengarkan lagu-lagu dan musik yangt idak senonoh, menghadiri pertemuan (perkumpulan) dan sandiwara yang hina, menjual kelaki-lakian dan kehormatannya kepada penyanyi dan penari yang melacurkan diri.
Dalam kesempatan yang sama, memang ada sebagian mereka yang beragama, istiqamah, berakhlak dan berjalan di atas metode yang dibawa Rasulullah saw. Tetapi orang seperti ini jumlahnya dapat dihitung dengan sebelah jari, dibanding kelompok amoral yang memenuhi laboratorium, pabrik dan perusahaan di banyak negara.
Maka, Islam mengharuskan kepada kita untuk mencari kelompok yang sholeh ini dalam tempat kerja anak kita, teman yang beriman dan berakhlak. Sehingga bergaul dengan mereka. Jika anak kita lalai, mereka akan memperingatkan. Jika ia memperingatkan orang lain, mereka akan mendukungnya. Jika mereka mendapatkan anak kita menyimpang, mereka akan segera meluruskannya. Dengan demikian, anak kita tetap akan berada dalam petunjuk dan jalan yang lurus.
Posting Komentar untuk "Teman Sekolah yang Baik untuk Anak"