"Andai kata tidak ada tabir indah dari Allah (yang menjadi ampunan dari Allah), tentu tidak ada amal yang patut diterima".
Sebab manusia itu bisa beramal maka ia bisa merasa sangat bangga dengan keadaan dirinya. Oleh karena itu ia telah merasa apa yang sudah dikerjakan berupa ibadah kepada Allah SWT. itu adalah sesuatu yang sangat hebat baginya, lalu ia menjadi riya' dengan apa yang telah dikerjakannya itu dipamerkan ke¬pada manusia.
Yang dimaksud dengan syirik khafi itu ialah : Merasa segala apa yang sudah dikerjakan atau ibadahnya kepada Allah itu hebat baginya, sehingga menimbulkan perbuatan riya' yang dipamerkan kepada manusia. Dan lawan dari syirik khafi itu adalah ikhlas hakiki.
Yang menjadi syarat diterimanya suatu amal ibadah itu ialah ikhlas, sebab amal ibadah itu akan menjadi perbuatan manusia munafik, amal yang sia-sia, bila tanpa disertai dengan niat yang ikhlas.
Amal ibadah yang dikerjakan semata-mata hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala itulah amal ibadah yang diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan kekurangan manusia dalam hal ibadah, seperti kurangnya ikhlas, Ujub dan lain sebagainya, sehingga amal si hamba itu akan menjadi suatu amal yang diperhitungkan oleh Allah SWT. serta semata-mata hanya menunggu-nunggu suatu karunia dari Allah SWT..
Akan tetapi kekurangan dari amal seseorang itu oleh Allah SWT. akan ditutupinya, sehingga membuat diterima atau ditolaknya amal ibadah seseorang, sementara itu si hamba akan mengembalikan semua amal ibadahnya tersebut dan membiar¬kan Allah SWT. saja yang akan menilai amal perbuatan dari para hamba-hamba-Nya.
Dan yang menyebabkan hal tersebut sampai terjadi itu lantaran karena bebasnya manusia dari perbuatan yang tidak Ikhlas serta tertutupnya manusia dari pemberian Allah SWT..
"Jika Allah SWT. meminta agar manusia berlaku Ikhlas, maka akan menjadi hilanglah semua amal perbuatan mereka, apabila amal telah menjadi lenyap, baru kemudian mereka berhajat kepada Allah SWT., dan mereka pun akan membebas¬kan diri bergantung kepada sesuatu yang lain, lalu mereka kem¬bali kepada Allah SWT. dengan hati yang tulus ikhlas", Menu¬rut perkataan dari Abu Abdullah Al-Qurasyi.