Penyembuhan Rasa Berdosa Pada Seseorang

Para ahli ilmu jiwa telah sepakat mengatakan bahwa manusia akan selalu merasakan bosan, guncang dan lemah jasmani. Semua itu akan memerlukan pengaduan. Salah satu di antara keluhan-keluhan yang sering mengganggu jiwa manusia adalah rasa berdosa.

Tetapi yang dijadikan pegangan untuk menolong penakit jiwa sesuai dengan metode terbaru, ialah memberikan pertolongan agar penderita bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya. Sebab, pengakuan ini akan memberikan ketenangan terhadap jiwanya yang sedang mengalami keguncangan, dan akan mengembalikan stabilitas jiwanya. Dalam hal ini Sigmund Freud telah berhasil menemukan suatu metoda terbaru yang dinamakan “pengakuan bebas”. Terapi yang dilakukan dengan metoda ini ialah meminta kepada penderita agar mengatakan apa yang terdapat di dalam dirinya tanpa tedeng aling-aling. Hal ini dilakukan setelah penderita membaringkan dirinya di dalam suatu kamar yang diterangi dengan lampu redup dan jauh dari kebisingan. Semua fasilitas ini adalah merupakan syarat yang harus dipenuhi di dalam melakukan pengobatan penyakit jiwa, agar penderita merasakan suasana yang paling nyaman. Untuk keterangan lebih lanjut, kami tidak akan menerangkan secara panjang lebar, dan kami akan menyampaikan secara garis besar.

Adapun sikap islam terhadap pengobatan melalui metoda pengakuan ini juga mengakui kebenarannya. Tetapi islam lebih menitikberatkan pengakuan tersebut kepada Allah swt. semata. Menurut pandangan islam, perbuatan dosa atau kesalahan itu, hubungannya adalah antara pelaku dengan Tuhannya. Sebab, hanya Allah-lah yang akan menghitung dosa-dosa yang dilakukan umat manusia. Atau dengan perkataan lain, prngakuan ini hanya dikhususkan kepada Allah swt. jadi, seseorang tidak diperbolehkan mengadakan pengakuan terhadap manusia lainnya, karena yang menjadi tempat pengaduannya adalah bukan manusia yang lemah seperti dirinya.

Setiap manusia yang telah melakukan perbuatan dosa kemudian menyesali perbuatan yang pernah dilakukannya, maka ia dapat secara langsung mohon ampunan kepada Tuhannya melalui shalat dan bertaubat serta tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Al-Qur’an telah memberikan suatu gambaran tentang pengakuan ini agar dijadikan teladan bagi setiap individu muslim. Begitu pula agar setiap muslim dapat membebaskan diri dari perasaan berdosa yang selalu membayanginya. Dengan demikian, maka ia akan memulai kehidupan-kehidupannya yang baru dengan merubah jalan yang lebih utama.

Inilah salah satu contoh yang diutarakan di dalam Al-Qur’an mengenai pengakuan Nabi Adam dan Hawa setelah mereka melanggar perintah Allah :

“Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.(QS.S. 7 : 23).

Al-Qur’an juga mengutarakan perkataan Nabi Musa ketika ia mengakui perbuatan dosa yang dilakukannya :

“Musa mendo’a : ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku’. Maka Allah mengampuninya.”(Q.S. 28 : 16).

Al-Qur’an juga mengajak kepada segenap umat Islam agar memohon ampunan kepada Allah swt. atas segala dosa yang dilakukannya. Di samping itu Al-Qur’an telah memberitahukan kepada umat Islam bahwa Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih :

“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Q.S. 4 :110)

“Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Q.S. 74 : 20)

Permohonan ampunan seseorang kepada Allah atas dosa-dosa yang pernah dilakukannya, berarti pengakuan berasalah pelaku dosa di hadapan Allah. Dan apabila pelaku dosa merasa yakin bahwa Allah akan mengampuninya, maka keyakinan ini akan menghapus rasa berdosa di dalam hatinya. Bukankah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang? Setelah itu kini hatinya akan dipenuhi perasaan tenang. Dan dari ketenangannya ini, pelaku dosa yang telah bertaubat, jiwanya akan kembali sehat.

Berbagi :