Adab, Tata Cara dalam Berdoa

Berdoa hendaknya senantiasa kita lakukan setiap saat, setiap waktu, dimanapun dan kapanpun dengan niat yang benar dan sungguh-sungguh. Berdoa bukanlah kegiatan yang bisa dilakukan sembarangan, tetapi perlu tata cara, adab-adab serta syarat-syarat tertentu.

Doa adalah sebuah pekerjaan yang agung dan sangat utama. Sebagai inti dari suatu ibadah, dalam pelaksanaan doa pun harus khusyuk, tidak main-main yang artinya harus dengan serius, penuh harap, penuh keyakinan, dan juga harus punya rasa takut. Di samping itu, dalam berdoa dianjurkan harus dengan menggunakan suara yang lirih, merendahkan diri (tawadhu’), tenang, tidak tergesa-gesa, serta dengan keimanan yang mantap, di samping mengetahui persis perihal yang diminta. Kesemuanya itu dilakukan dengan tujuan agar permohonan yang kita panjatkan, mendapatkan perhatian serius dan selanjutnya dapat dikabulkan oleh Allah SWT.

Hal tersebut di atas sebagaimana Firman Allah SWT. di dalam Al-Qur’an Yang berbunyi:

ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعٗا وَخُفۡيَةًۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ

Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg melampaui batas.” (QS. Al-A’raf, 7: 55).

Adab-adab sebelum berdo’a

Sebelum memanjatkan doa sebaiknya kita mempersiapkan diri baik secara lahir maupun batin, hal ini karena kita akan menghadap Allah swt. Zat Yang Memiliki alam dan seisinya, Zat Yang Maha Tinggi dan Maha Penting. Wajarlah apabila ada ungkapan yang mengatakan, ”Menghadap presiden atau gubernur saja penuh dengan persiapan, baik penampilan, kebersihan diri maupun keteraturan tutur kata, apalagi ketika kita akan Allah SWT, tentunya harus lebih banyak persiapan, apalagi dalam rangka untuk meminta sesuatu kepada Allah SWT.”

Tutur kata atau perkataan yang santun hanya dapat dikeluarkan dari hati yang santun dan tenang. Kesantunan hati dapat terbentuk dari keimanan yang mendalam, sedangkan ketenangan hati dapat diwujudkan dengan keinginan yang kuat untuk tidak terpengaruh oleh nafsu dunia, yang terbina oleh kemantapan iman. Ketenangan, kesantunan, atau kelemahlembutan jiwa, akan mendatangkan rahmat bagi diri pemiliknya, sebagaimana dalil hadits Nabi SAW. yang artinya:

“Ambillah kesempatan berdoa ketika hati sedang lemah lembut karena itu adalah rahmat.’’ (HR. Ad-Dailami)

Sebelum berdoa, sebaiknya kita sudah menyiapkan kalimat¬kalimat yang indah untuk disampaikan kepada Allah SWT Sang Pencipta, setelah diawali dengan membersihkan diri terlebih dahulu, minimal dengan berwudhu. Apabila memungkinkan, kita bahkan dianjurkan untuk menyemprotkan wewangian ke pakaian yang kita kenakan atau ke bagian tubuh. Ingatlah bahwa Allah SWT itu Maha Indah dan Maha Suci, sehingga Allah SWT sangat menyukai yang indah-indah dan bersih-bersih.

Berdzikir dengan Zikir-zikir yang indah untuk dipersembahkan kepada Allah SWT, selain dapat memuluskan dikabulkannya doa oleh Allah SWT, juga mengandung banyak faedah dan manfaat bagi kita. Di samping itu, dianjurkan juga untuk lebih banyak melafalkan shalawat kepada Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam dalil-dalil hadits Nabi di bawah ini yang artinya:
  • Ucapan Subhanallah dan Alhamdulillah akan memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi (HR. Muslim)
  • Ucapan Alhamdulillah akan memenuhi timbangan (amal kebajikan seorang hamba) (HR. Muslim)
  • Jangan banyak bicara selain Dzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
  • Orang yang terdekat denganku di hari kiamat, adalah yang terbanyak shalawatnya” (HR. At-Tirmidzi)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam adab tata cara berdoa,  ialah mengetahui waktu-waktu mustajab untuk berdoa. Pada dasarnya kita dibolehkan berdoa kapan saja, namun ada waktu-waktu tertentu di mana berdoa sangat disunahkan, salah satunya adalah ketika selesai mengerjakan shalat fardhu. Segala doa yang dipanjatkan pada waktu khusus tersebut, Insya Allah, akan dikabulkan oleh Allah SWT. Pembahasan hal ini akan dibahas secara panjang lebar pada bab selanjutnya.

Adab-adab yang harus diperhatikan ketika berdoa setelah melaksanakan shalat fardhu, antara lain, yaitu: usahakan sebaiknya masih dalam keadaan suci/belum lepas dari wudhu, mengangkat kedua tangan ke atas, dan memanjatkan permintaan sesuai dengan yang diinginkan. Khusus bagi kaum perempuan, usahakan posisi kedua tangan tidak merenggang, alias mengepit ketiak pada saat menadahkan tangan seperti kaum laki-laki ketika melakukan takbir dalam shalat.

Adab berdoa yang juga sebaiknya diperhatikan adalah hendaknya menutup aurat. Ketika berdoa hendaknya jangan sampai dalam keadaan terbuka aurat, sesuai anjuran di dalam Al-Qur’an. Berdoa juga sebaiknya dilakukan dengan menghadap ke arah kiblat.

Adab-adab ketika berdoa

Ketika berdoa, mulailah dengan kalimat pembuka berupa puji-pujian kepada Allah SWT, dan shalawat kepada Rasulullah SAW kekasi Allah SWT. Berdoa harus disertai dengan kesungguhan hati, tidak ragu-ragu atau plin-plan. Setelah selesai melafalkan doa, tutuplah kembali doa yang kita panjatkan dengan puji-pujian kepada Allah SWT. Kemudian, diakhiri dengan mengusapkan kedua tangan ke wajah dilengkapi bacaan penutup: "Aamiin”, yang artinya, ’’perkenankanlah atau kabulkanlah ya Allah”.

Wajarlah apabila doa yang kita panjatkan sering kali lama terkabul, bahkan tertolak, karena kita tindakan sendiri sering menyepelekan dan menggampangkan banyak hal ketika berdoa. Belum lagi, prasangka buruk yang kita tujukan kepada Allah SWT manakala doa yang kita panjatkan dan ucapakan tidak kunjung terkabul, tentu hal ini makin menambah penghalang akan terkabulnya doa. Berprasangka buruk kepada sesama manusia saja dilarang dan mendatangkan dosa, apalagi berprasangka buruk kepada Allah SWT. Semoga kita semua terhindar dari sikap yang demikian.

Adab dalam berdoa tidak hanya terkait pada baik dan bagusnya isi doa dan kepatuhan pada tata tertib dalam berdoa, akan tetapi juga harus terkait dengan perilaku, tindakan atau sikap dari si pemohon doa dengan memedulikan lingkungan sekitarnya. Hal ini dijelaskan oleh sebuah hadits, yang artinya:

“Ali KW berkata. Rasulullah SAW lewat ketika aku sedang mengucapkan doa: ’Ya Allah, rahmatilah aku’. Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata: ’Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi.”’ (HR. Ad-Dailami)

Dengan demikian, kepedulian kepada sesama manusia merupakan bagian dari adab berdoa. Kepedulian yang demikian kemungkinan besar akan ’’memengaruhi” Allah SWT dalam meluluskan atau mengabulkan doa-doa yang sifatnya pribadi. Kepedulian terhadap sesama merupakan bentuk dari persaudaraan atau ukhuwah islamiah atau silaturahmi yang teramat penting dan dianjurkan dalam ajaran Islam.

Oleh sebab itu, dari keterangan-keterangan di atas, sudah seharusnya dalam berdoa hendaknya mematuhi tata cara atau adab-adab yang dipersyaratkan ketika berdoa, agar janji-janji Allah SWT untuk mengabulkannya menjadi kenyataan. Semuanya itu tentu terpulang kepada diri kita sendiri, apakah ingin doa kita dikabulkan oleh Allah SWT, atau sebaliknya doa tidak dikabulkan.

Posting Komentar untuk "Adab, Tata Cara dalam Berdoa"