Mencontoh Kepemimpinan Nabi yang Bijaksana

Pemimpin dalam hal ini tidak hanya pemimpin sebuah negara, namun pemimpin dalam rumah tangga, pemimpin suatu organisasi, pemimpin kelompok, hingga pemimpin setingkat lokal atau daerah hendaknya mencontoh kepemimpinan yang bijaksana dari pribadi Rasulullah saw. berikut ini adalah kisah cerita tentang pribadi yang bijaksana dari Nabi Muhammad saw. dalam memimpin umatnya yang dapat kita jadikan contoh suri tauladan yang baik bagi seorang pemimpin.

Salah satu kisah cerita tentang kepemimpinan yang bijaksana dari Nabi Muhammad saw. adalah pada saat itu Nabi Rasulullah  Muhammad Saw. bersama-sama dengan para sahabat sedang sholat berjamaah, perasaan sahabat Nabi Umar bin khattab yang berada barisan depan merasa terganggu pikirannya memperhatikan gerakan Tubuh Nabi Saw. yang kelihatannya terasa berat dan sukar seperti terasa sakit. Pada gerakan Nabi seperti terdengar bunyi-bunyian yang mencolok seperti seolah-olah tulang persendian Nabi saling bergesekan di antara tulang satu dengan tulang lain. Dan sahabat Umar bin Khattab merasa bahwa Sholat pada waktu itu terasa lebih lama dari biasanya.

Setelah shalat jama’ah tersebut, Umar bin Khattab r.a. yang merasa begitu khawatir dengan keadaan Nabi Muhammad Rasulullah saw. menjumpai Nabi saw. Kemudian, Umar duduk mendekati Rasulullah saw dengan hati-hati di sisi beliau dan bertanya kepada Rasulullah : Ya Nabi, kami melihat engkau seolah-olah sedang menanggung beban penderitaan yang sangat berat, apakan engkau sakit, ya Rasul?. Nabi Muhammad Saw. menjawab : Tidak, Umar; Alhamdulilah aku sehat." Sembari menggeleng dan tersenyum.

Sembari memperlihatkan ekspresi wajah yang penuh kasih sayang, khawatir dan prihatin, Umar berkata : mengapa engkau setiap kali menggerakkan tubuh, kami seperti mendengar seolah-olah sendi di tubuhmu saling bergesekan?" Kami  yakin  kalau engkau sedang dalam keadaan sakit wahai Rasul."

Nabi Rasulullah saw. meskipun keadaan beliau agak lemah dan pucat, namun Rasulullah Saw. masih tetap tersenyum. Sepertinya senyuman Nabi saw. itu hanya sebuah usaha menjadi pelipur lara dari sesuatu masalah yang tidak  beliau ungkapkan meskipun kepada sahabat dekat beliau Umar.

Namun, kemudian beliau merasa jawaban Nabi yang berucap 'tidak' sudah tidak bisa menjadi mencukupi karena perasaan Umar yang begitu prihatin, Nabi Rasulullah Saw. kemudian mengangkat jubah sehingga bagian perutnya terlihat dengan jelas. Umar dan para sahabat pun terpana melihat perut Rasulullah saw. yang begitu kempis, dililiti dengan kain yang berisi dengan batu kerikil. Ternyata batu kerikil itulah yang menyebabkan bunyi seperti persendian Nabi yang bergesekan ketika beliau menjadi imam Sholat berjamaah yang memberikan penafsiran Umar dan para sahabat bahwa Nabi saw. sedang dalam keadaan sakit berat.

Suara Umar bergetar dengan rasa iba dan penyesalan, kemudian berkata : Ya Rasul, apakah bila engkau mengatakan kepada kami tidak punya makanan dan sedang lapar, kami tidak akan menyiapkan dan menyediakan makanan kepadamu?

Setelah membuka jubahnya, Rasulullah kembali menutup perutnya sambil menatap sahabat Umar dengan tatapan yang penuh dengan pancaran cinta. "Tidak, wahai Umar. Aku tahu, bahwa kalian akan mengorbankan apa pun demi aku, namun di hadapan Allah, apa yang akan aku katakan kelak nanti apabila sebagai pemimpin aku menjadi beban bagi umat yang aku pimpin?"

Kemudian Rasulullah saw. menyampaikan kepada sahabat-sahabat yang hadir : biarlah  kelaparanku  ini adalah sebagai hadiah dari Allah untuk diriku  agar  kelak umatku  tidak ada yang kelaparan di dunia ini, terlebih nanti di akhirat. Demikianlah ujar Rasulullah.

Mendengar demikian, semua yang hadir pun terdiam, bahkan ada yang terisak haru mendengat perkataan Rasulullah tesebut. Dan Umar pun maklum dan tidak dapat berbuat apapun terpaksa mengikuti keinginan beliau Rasulullah. Sungguh mulia Allah mengutus utusannya sebagai pemimpin yang begitu bijaksana yang tidak memberikan beban kepada umat yang dipimpinnya. Pemimpin seperti inilah yang menjadi idaman setiap rakyatnya dan kelak pemimpin seperti inilah yang akan dinaungi oleh Allah dalam lindungannya. Wallahu ‘alam.

Posting Komentar untuk "Mencontoh Kepemimpinan Nabi yang Bijaksana"