Al-Asmau al-Husna artinya adalah nama-nama yang baik dan indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Nama-nama Allah Swt. yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan keagungan-Nya.
Dalam al-Asmau al-Husna terdapat sifat-sifat Allah Swt. yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan oleh orang yang beriman dalam bersikap dan berperilaku.
Orang yang beriman akan menjadikan tujuh sifat Allah Swt. dalam al- Asmaul al-Husnā sebagai pedoman hidupnya, dengan berperilaku adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada orang lain, suka bersedekah, dan sebagainya.
Al-Mukmin dapat dimaknai Allah sebagai Maha Pemberi rasa aman bagi makhluk ciptaan-Nya dari perbuatan żalim. Allah Swt. adalah sumber rasa aman dan keamanan dengan menjelaskan sebab-sebabnya.
Al-Karim mempunyai arti Yang Mahamulia, Yang Mahadermawan atau Yang Maha
Pemurah. Allah Mahamulia di atas segala-galanya, sehingga apabila
seluruh makhluk-Nya tidak ada satu pun yang taat kepada-Nya, tidak akan
mengurangi sedikitpun kemuliaan-Nya.
Al-Wakil mempunyai arti Yang Maha Pemelihara atau Yang Maha Terpercaya. Allah memelihara dan menyelesaikan segala urusan yang diserahkan oleh hamba kepada-Nya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai.
Al-Jāmi’ berarti Allah Maha Mengumpulkan dan mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Kemampuan Allah Swt. tersebut tentu tidak terbatas, sehingga Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu, baik yang serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang gaib, yang terjangkau oleh manusia maupun yang tidak dapat dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya.
Al-Matin
berarti bahwa Allah Swt. Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya.
Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya, Allah Swt. tidak akan
melemahkan sifat-sifat-Nya. Allah juga Mahakukuh dalam kekuatan-
kekuatan-Nya.
Al-Ākhir berarti Żat Yang Mahaakhir. Mahaakhir di sini dapat diartikan bahwa Allah Swt. adalah Żat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah Swt. tetap ada dan kekal.
Al-Adl berarti Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak dipengaruhi apa pun dan siapa pun. Allah Swt. Mahaadil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Mahasempurna.
Setelah mempelajari keimanan kepada Allah Swt. melalui sifat-sifatnya dalam al-Asmau al-Husnā, sebagai orang yang beriman, kita wajib merealisaikannya agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Perilaku yang mencerminkan sikap memahami al-Asmā’u al-Ĥusnā, tergambar dalam aktivitas- aktivitas berikut.
Menjadi orang yang bertakwa
Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir adalah dengan cara seperti berikut.
- Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti śalat lima waktu, patuh dan hormat kepada orang tua dan guru, puasa, dan kewajiban lainnya.
- Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt. seperti mencuri, minum-minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang tua, dan larangan lainnya
Menjadi orang yang jujur dan dapat memberikan rasa aman
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu’min adalah seperti berikut.
- Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya atau ketakutan.
- Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan yang dapat membahayakan pengguna jalan.
- Membantu orang tua atau anak-anak yang akan menyeberangi jalan raya.
Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-Wakil dapat berupa hal-hal berikut.
- Menjadi pribadi yang mandiri, melakukan pekerjaan tanpa harus merepotkan orang lain.
- Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh karena Allah Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak mau berusaha.
Menjadi orang yang dermawan
Sifat
dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Karim (Maha Pemurah), sehingga
sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus menjadi orang yang pandai
membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau
bukan. Wujud kedermawanan tersebut, misalnya seperti berikut.
- Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari Jum’at yang
- diedarkan oleh petugas Rohis.
- Membantu teman yang sedang dalam kesulitan.
- Menjamu tamu yang datang ke rumah sesuai dengan kemampuan.
Berkarakter pemimpin
Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’, di antaranya seperti berikut.
- Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.
- Rajin melaksanakan śalat berjama’ah.
- Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain.
Menjadi pribadi yang kuat dan teguh pendirian
Perwujudan meneladani dari sifat Allah Swt. al-Matin dapat berupa hal-hal berikut.
- Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan tercela.
- Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang dihadapi.
Berlaku adil
Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl, misalnya seperti berikut.
- Tidak memihak atau membela orang yang bersalah, meskipun orang tersebut saudara atau teman kita.
- Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman.
Posting Komentar untuk "Mencontoh, Menerapkan Perilaku Mulia dari Asmaul Husna"