Faktor yang influentif dalam pembentukan personalitas anak secara intelektual, spiritual dan fisikal adalah mengadakan kerja sama antar rumah, masjid dan sekolah. Seperti telah kita ketahui bahwa tanggung jawab rumah berpusat pada derajat pertama dalam pendidikan jasmani. Sebab, orang yang menyia-nyiakan hak anak-anaknya dan menyepelekan kehidupan keluarganya, baginya dosa yang besar.
Abu Daud meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ اِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوْتُ٠
"Cukuplah bagi seseorang untuk mendapatkan dosa bahwa ia telah menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya".
Dan dalam riwayat Muslim:
كَفَى بِالْمَرْءِ اِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوْتَهُ ٠
"Cukuplah bagi seseorang untuk mendapatkan dosa bahwa ia menahan diri dari orang yang menjadi tanggungannya".
Pentingnya Masjid dalam pendidikan anak
Kita yakin bahwa misi (risalah) masjid dalam Islam berpusat dalam derajat pertama pendidikan ruhani. Masjid adalah tempat untuk mengerjakan shalat jama'ah dan membaca Al- Qur'an Al-Karim.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى جَمَاعَةٍ تَضْعُفُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَ فِى سُوْقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ ضِعْفًا ٬ وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ٬ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لاَ يُخْرِجُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ ٬ لَمْ يَحْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ ٬ وَحُطَّتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةٌ ٬ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّى عَلَيْهِ مَادَامَ فِى مُصَلاَّهُ مَالَمْ يُحْدِثْ ٬ تَقُوْلُ ׃اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلاَ يَزَالُ فِى صَلاَةٍ مَاانْتَظَرَ الصَّلاَةَ٠
"Shalat seseorang dengan berjamaah berlipat ganda pahalanya dibanding dengan shalatnya yang dikerjakan di rumah dan di pasarnya sebanyak dua puluh lima ganda. Hal itu karena, jika ia wudhu' dengan sempurna, lalu keluar menuju masjid, dia keluar semata-mata untuk shalat, ia tidak melangkah sedikit langkah pun kecuali di setiap langkahnya itu ia diangkat kedudukannya satu derajat, dan dengan satu langkah itu di hapus satu dosa. Dan jika ia shalat, Malaikat akan terus mendoakannya selama ia masih dalam tempat shalatnya, selama ia tidak berhadats. Malaikat itu berkata, 'Ya Allah, limpahkan kasih-Mu padanya, Ya Allah limpahkan kasih-Mu kepadanya'. Dan Malaikat itu senantiasa berdoa untuknya selama orang itu menunggu shalat berikutnya".
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اﷲِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اﷲِ٬ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ٬ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ ٬ وَحَقَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اﷲُفِيْمَنْ عِنْدَهُ٠
"Tidaklah suatu kaum berkumpul di dalam satu rumah Allah (masjid membaca Kitab Allah (Al-Qur'an), mempelajari di antara mereka, kecuali turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi rahmat dan Malaikat mengerumuni mereka, serta Allah menyebutnya sebagai orang yang dekat kepada-Nya. "
Pentingnya Sekolah dalam mendidik anak
Suatu yang telah disepakati bersama bahwa tugas sekolah berpusat pada derajat pertama pada pendidikan intelektual, karena ilmu pengetahuan memiliki pengaruh besar dalam pembentukan personalitas dan meninggikan kemuliaan manusia !
Dari sini, keutamaan ilmu pengetahuan sangat besar dalam pandangan Islam.
Di antara keutamaannya:
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اﷲِ حَتَّى يَرْجَعِ ٠
"Bahwa barang siapa yang keluar dalam mencari ilmu, maka ia berada dalam jalan Allah sehingga ia kembali". (H.R. At- Tirmidzi).
Di antara keutamaan mencari ilmu adalah:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اﷲُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ٠
"Barang siapa meniti jalan, pada jalan itu ia mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga". (H.R. Muslim).
Di antara keutamaan yang lain, bahwa Malaikat meletakkan sayapnya pada orang yang mencari ilmu, rela dengan apa yang ia perbuat, dan sesungguhnya orang yang berilmu pengetahuan, niscaya penduduk langit dan bumi akan memohonkan ampun untuknya hingga ikan-ikan besar yang berada di dalam air. Oleh Abu Daud dan At-Tirmidzi.
Keutamaan pencari ilmu atau orang yang berilmu lainnya:
فَضْلُ العَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ٠
"Bahwa keutamaan orang yang berilmu pengetahuan atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama atas segenap bintang-bintang". (H.R. Abu Daud dan At-Tirmidzi).Bagaimana mengadakan Kerjasama antar rumah masjid dan sekolah
Karenanya, ketika kita berkata tentang kerja sama antar rumah dengan masjid dan sekolah, ini berarti bahwa anak telah sempurna personalitasnya, terbentuk ruhani, jasmani, mental ilun spiritualnya. Bahkan ia menjadi anggota yang fungsional dalam kemajuan umat dan kehormatan agamanya.
Tetapi, kerja sama ini tidak dapat dilaksanakan secara sempurna kecuali jika dapat memenuhi dua syarat berikut ini:
- Pertama: Hendaknya tidak ada kontradiksi antara arahan rumah dengan arahan sekolah.
- Kedua: Kerja sama hendaknya bertujuan untuk mengalami kesempurnaan dan keseimbangan dalam membangun personalitas Islam.
Dalam pembicaraan kerja sama dengan sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Banyak para guru dan pengajar di sekolah dan di perguruan tinggi yang belum atau tidak mengetahui pendidikan secara benar, kecuali hanya meniru bangsa asing dalam tingkah laku dan moralnya, misalnya meniru dalam kebiasaan dan tradisinya, dalam prinsip, keyakinan dan pikiran-pikirannya.
Mereka mendidik anak-anak umat Islam dengan cara metode Barat yang belum tentu sesuai dan metode yang menyimpang dan tidak sesuai. Bahkan telah terlanjur mencintai kebendaan yang penampilannya gemerlapan.
- Buku-buku sekolah yang dipelajari anak-anak di sekolah yang berisi dengan tipu daya, ragu, menghina agama. Suatu contoh, dalam buku-buku sastra juga terdapat pemusatan terhadap hijab Islami, sebagai dikatakan bahwa hijab adalah simbol kemunduran zaman, simbol konserfatif, dan pemusatan pada sejarah Islam. Dikayakan bahwa ia adalah sejarah feodal, penindasan dan kerusakan ...")
- Pengajaran agama sangat lemah dibanding dengan materi pengetahuan umum dan sastra yang diterima murid di sekolah. Karenanya, seorang Muslim — dengan situasi seperti ini — sama sekali tidak akan dapat membaca AI-Qur'an dan tidak akan mengenal hukum-hukum syari'ah. Tidak mungkin menguasai kenyataan-kenyataan sejarah Islam! Sebab, sekolah tidak memberikan materi ini, sehingga murid keluar dari sekolah dengan pengetahuan yang terbatas, memiliki pengetahuan (pemahaman) yang sangat dangkal tentang peraturan Islam, ilmu-ilmu Al-Qur'an dan sejarah kejayaan agamanya!
Kesimpulannya, bahwa sang ayah, di rumah sangat bertanggung jawab terhadap pendidikan jasmani dan pendidikan moral anak. Di masjid, ia akan mendapat pendidikan ruhani. Dan di sekolah, ia akan terbentuk akidah, intelektual dan kulturnya
Jika sang ayah menyadari dan mengetahui bahwa di sekolah anaknya tidak terdidik pada prinsip-prinsip akidah Islam, tidak mendapatkan pengajaran-pengajaran syari'ah, maka hendaknya sang ayah mengambil alih tanggung jawab ini, mencakup pendidikan anak dengan apa saja yang berhubungan dengan Islam sebagai akidah, ibadah, moral dan syari'ah.
Bahkan ia harus meningkatkan upaya dan mempergunakan setiap kesempatan untuk melakukan segala sesuatu yang mendatangkan manfaat kepada anaknya. Ia juga harus menjalin hubungan antara anaknya dengan masjid dan alam ketuhanan, dengan teman sekolah yang baik, teman rumah yang baik, teman kampung yang baik, teman masjd yang baik atau dengan Guru yang tulus.
Dengan demikian, sang ayah telah membekali anaknya dengan akidah Islam yang kokoh dan pertahanan akhlak Islam yang lurus. Sehingga, ia tidak akan goyah menghadapi badai keluar dari islam, tidak akan terbawa arus dekadensi moral dan penyimpangan.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Kerjasama Rumah, Masjid, Sekolah bagi Anak"