Pengertian dari pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan dan selalu mengikuti perkembangan anak atau sasaran pendidikan dalam upaya tujuan pendidikan misalnya dalam pembinaan akidah dan moral, persiapan spiritual dan sosial, di samping selalu memperhatiakn dan menanyakan tentang situasi pendidikan jasmani dan daya hasil ilmiahnya.
Pendidikan dengan cara memberikan perhatian ini dianggap sebagai asas terkuat dalam pembentukan manusia secara utuh, yang menunaikan hak setiap orang yang memiliki hak dalam kehidupan, termasuk mendorongnya untuk melaksanakan tanggung jawab serta kewajibannya secara sempurna. Dengan usaha tersebut akan tercipta generasi muslim hakiki, sebagai batu pertama untuk membangun fondasi Islam yang kokoh. Dengan demikian, terwujudlah kemuliaan Islam, dan dengan mengandalkan dirinya, akan berdiri Daulah Islamiyah yang kuat dan kokoh. Dengan kultur, posisi dan eksistensinya, maka bangsa lain akan tunduk kepadanya.
Agama Islam, dengan prinsip universalitas dan peraturannya yang abadi, memberikan anjuran dan perintah kepada para orang tua baik bapak, ibu dan juga para pendidik untuk memperhatikan dan senantiasa mengikuti serta mengontrol anak-anaknya, dalam segala segi kehidupan dan pendidikan yang universal.
Dalam firman Allah di dalam Al Qur'an yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,- penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. 66:6)
Bagaimana para pendidik dan orang tua memelihara keluarga dan anak-anak dari api neraka jika ia tidak memerintah dan melarang mereka, tidak memperhatikan dan mengontrol mereka?
Sayyidina Ali ra. menafsirkan qu anfusakum, dengan "Didiklah dan ajarilah mereka". Sayyidina Umar ra. menafsirkan: "Melarang mereka dari apa yang dilarang Allah, dan memerintahkan kepada mereka apa yang diperintahkan oleh Allah. Dengan demikian terciptalah pemeliharaan mereka dari api neraka".
Dalam firman ALlah yang lain :
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. (Q.S. 20:132)
Apakah perintah atau memerintahkan mendirikan shalat hanya ketika melalaikan hak Allah Ta'ala?
Allah berfirman dalam al Qur'an yang artinya : Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. (Q.S. 2:233)
Bagaimana seorang ayah akan memberi makanan dan pakaian kepada keluarga dan anak-anaknya, jika ia tidak memperhatikan keadaan mereka dari segi jasmani dan kesehatan?
Terdapat banyak dalil dari hadits Nabi yang memerintahkan untuk selalu memperhatikan keluarga dan anak-anak, antara lain adalah sebagai berikut :
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar ra:
"Dan seorang laki-laki adalah penggembala dalam keluarganya, dan bertanggung jawab atas gembalaannya. Dan wanita adalah penggembala di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas gembalaannya. .."
Hadits yang lain tentang pentingnya metode perhatian dalam mendidik anak :
Al-Bukhari meriwayatkan dalam Al-Adabu 'l-Mufrid dari Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits, ia berkata:
At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Seorang laki-laki mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah dengan satu sha"'.
Abu Daud dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Masbarah ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
"Ajarilah anak shalat ketika ia berusia tujuh tahun, dan jika pada usia sepuluh tahun ia enggan mendirikan shalat, pukullah ia”.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ali ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Didiklah anak-anakmu atas tiga perkara: Mencintai Nabi mereka, mencintai keluarga Nabi dan membaca Al-Qur'an. . ."
Dalam firman Allah di dalam Al Qur'an yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,- penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. 66:6)
Bagaimana para pendidik dan orang tua memelihara keluarga dan anak-anak dari api neraka jika ia tidak memerintah dan melarang mereka, tidak memperhatikan dan mengontrol mereka?
Sayyidina Ali ra. menafsirkan qu anfusakum, dengan "Didiklah dan ajarilah mereka". Sayyidina Umar ra. menafsirkan: "Melarang mereka dari apa yang dilarang Allah, dan memerintahkan kepada mereka apa yang diperintahkan oleh Allah. Dengan demikian terciptalah pemeliharaan mereka dari api neraka".
Dalam firman ALlah yang lain :
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. (Q.S. 20:132)
Apakah perintah atau memerintahkan mendirikan shalat hanya ketika melalaikan hak Allah Ta'ala?
Allah berfirman dalam al Qur'an yang artinya : Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. (Q.S. 2:233)
Bagaimana seorang ayah akan memberi makanan dan pakaian kepada keluarga dan anak-anaknya, jika ia tidak memperhatikan keadaan mereka dari segi jasmani dan kesehatan?
Terdapat banyak dalil dari hadits Nabi yang memerintahkan untuk selalu memperhatikan keluarga dan anak-anak, antara lain adalah sebagai berikut :
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar ra:
وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى أَهْلِهِ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ٬ وَالْمَرَّأَةُ رَاعِيَةٌ فِيْ بَيْتِ زَوْجِهَا وَ مَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا ٠٠٠
"Dan seorang laki-laki adalah penggembala dalam keluarganya, dan bertanggung jawab atas gembalaannya. Dan wanita adalah penggembala di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas gembalaannya. .."
Hadits yang lain tentang pentingnya metode perhatian dalam mendidik anak :
Al-Bukhari meriwayatkan dalam Al-Adabu 'l-Mufrid dari Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits, ia berkata:
Kami
datang kepada Rasulullah saw. yang waktu itu kami adalah para pemuda
yang usia kami berdekatan. Kami tinggal bersama Rasulullah saw. selama
duapuluh malam. Maka beliau mengira kami ingin segera bertemu dengan
keluarga kami, dan bertanya kepada kami tentang siapa yang kami
tinggalkan dari keluarga kami, maka kabarkan kepada beliau, dan beliau
sahabat yang penuh kasih sayang. Beliau bersabda, "Pulanglah kalian
kepada keluarga kalian, ajarilah mereka dan suruhlah mereka, dan
shalatlah kalian sebagaimana shalatku yang kalian lihat, maka jika tiba
waktunya shalat, hendaknya salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan salah seorang yang paling tua dari kalian hendaknya menjadi imam/mengimami kalian".
At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
لأَنْ يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ وَلَدَهُ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ ٠
"Seorang laki-laki mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah dengan satu sha"'.
Abu Daud dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Masbarah ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
عَلِّمُوْا الصَّبِيَّ الصَّلاَةَ لِسَبْعِ سِنِيْنَ ٬ وَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا ابْنَ عَشْرٍ سِنِيْنَ ٠
"Ajarilah anak shalat ketika ia berusia tujuh tahun, dan jika pada usia sepuluh tahun ia enggan mendirikan shalat, pukullah ia”.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ali ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda:
أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ ׃ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَ حُبِّ آلِ بَيْتِهِ، وَ تِلاَوَةِ ألقُرْآنِ ٠٠٠
Didiklah anak-anakmu atas tiga perkara: Mencintai Nabi mereka, mencintai keluarga Nabi dan membaca Al-Qur'an. . ."
Apakah arti laki-laki bertanggung jawab? Apakah arti wanita bertanggung jawab? Apakah arti ajarkanlah dan pukullah mereka? Dan apa arti ta'dib (pendidikan) dalam kedua hadits di atas? Dan apa pula arti "pulanglah kalian kepada keluarga kalian, dan ajarilah mereka serta suruhlah mereka?
Semua hal tersebut berarti bahwa dalam mendidik dan pendidikan harus memperhatikan anak-anak didiknya, memperhatikan seluruh aspek baik gerak-gerik dan tindak-tanduknya? Sehingga, jika mereka melalaikan suatu hak, segera mendapat peringatan. Dan jika mereka melalaikan kewajiban, segera diluruskan. Jika melihat sesuatu yang munkar, dicegah agar tidak mendekatinya. Dan jika mereka berbuat ma'ruf, ucapkanlah terimakasih dan bersyukurlah, serta oerilah motivasi agar senantiasa melakukan perbuatan baik itu.
Mengontrol dan memperhatikan anak yang dilakukan oleh para orang tua dan juga pendidik, adalah dasar pendidikan yang paling utama. Hal ini disebabkan anak selamanya terletak di bawah proyeksi perhatian dan kontrol pendidikan terhadap segala aspek gerak-gerik, ucapan, perbuatan dan orientasinya. Jika melihat sesuatu yang baik, dihormati, maka doronglah sang anak untuk melakukannya. Dan jika. melihat sesuatu yang buruk atau jahat, cegahlah mereka, berilah peringatan dan jelaskanlah akibat yang membinasakan dan membahayakan. Jika para pendidik dan orang tua melalaikan anak didiknya, sudah barang tentu anak didik akan menyeleweng dan terjerumus ke jurang kehancuran dan kebinasaan.
Pendidik dan Pengajar pertama, pembawa petunjuk kepada kita, Nabi Muhammad saw. memberikan contoh teladan yang baik kepada para umatnya dalam memperhatikan para sahabatnya dengan cara sebaik-baiknya, yang selalu merasa kehilangan jika salah seorang dari mereka tidak tampak, selalu bertanya tentang hal ikhwal mereka, memberikan perhatian kepada mereka yang lalai, mendorong mereka yang baik, berbelas kasihan kepada mereka yang miskin dan fakir, mengajar dan mendidik anak-anak yang masih kecil, mendidik dan mengajar mereka yang bodoh.
Posting Komentar untuk "Cara Mendidik Anak dengan Perhatian"