Kita telah tahu, bahwa yang wajib dikeluarkan dalam menzakati binatang ternak ialah ternak-ternak itu sendiri, sebagaimana yang ditetapkan oleh Syari' pada tiap-tiap sejumlah tertentu dari ternak yang dimiliki. Sedangkan zakat itu merupakan hak Allah Ta'ala yang dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Dan selagi Syari' mengkaitkan hak ini dengan ketetapan nash-nya, maka tidak boleh mengubahnya kepada yang lain. Dan dengan demikian, maka yang wajib dilakukan ialah mengeluarkan zakat ternak berupa ternak itu sendiri, sebagaimana yang telah diterangkan di atas berikut dalil-dalilnya, dan tidak boleh mengeluarkannya dalam bentuk harganya, pengganti ternak-ternak itu.
Dan demikian pula halnya mengenai zakat tanaman dan buah-buahan. Karena Syari' di sini pun telah mengkaitkan hak dengan apa yang mesti dikeluarkan daripadanya, dalam sabdanya:
فِيْمَا سَقَتِ السَّمَاءُ
Artinya:
"Pada tanaman yang diairi oleh hujan
Namun demikian, ada yang dikecualikan dari ketentuan ini dalam keadaan-keadaan darurat. Contohnya, apabila seseorang wajib mengeluarkan seekor kambing untuk lima ekor untanya, sedang kambing itu lidak ada meski ia telah mencarinya ke mana-mana, padahal orang-orang fakir akan menderita bila ditangguhkan sampai didapatnya kambing itu. Contoh lain ialah, bila ada orang kaya menolak menunaikan zakat. Harta yang wajib dia zakatkan dia sembunyikan. Lalu pemerintah mendapatkan harta lain miliknya, rnaka pemerintah boleh meng- umbil seadanya