Jalan Surga, Keselamatan, Kebahagiaan Orang Baik

Dalam sebuah syair dikatakan:
Katakan kepada Bilal: 
Tekad itu dari hati yang benar 

Kami senang dengannya jika engkau shalat dengan sesungguhnya Berwudhulah sekarang dengan air tobat secara ikhlas 

 Niscaya engkau menjumpai pintu surga yang delapan 

Pada hari Jumat Rasulullah berdiri di atas mimbar masjidnya dalam musim panas yang sangat terik. Anas mengisahkan, "Demi Allah, kala itu di langit tak ada awan dan tidak pula mendung. Ketika beliau sedang berkhotbah di hadapan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, para syuhada, dan orang-orang baik, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman dari pintu barat masjid itu, lalu mengatakan, 'Wahai Rasulullah, wahai Rasulullah, wahai Rasulullah.' Maka Nabi pun berhenti. Orang itu berkata lagi, 'Berdoalah kepada Allah agar Ia menurunkan hujan kepada kami. Jalan-jalan terpecah, keluarga mengalami kelaparan, dan harta pun hilang.' Demi Allah, beliau tidak bimbang, tidak berhenti, dan tidak berpikir, melainkan mengangkat kedua tangannya di tengah-tengah khotbah, lalu beliau mengucapkan, 'Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.' 

Anas mengatakan, "Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Di langit ketika itu tak ada awan dan tak ada mendung, lalu beberapa saat kemudian langit bergetar dan kemudian hujan pun turun. Demi Allah, belum lagi beliau turun dari mimbarnya, hujan membasahi wajah beliau yang mulia. Beliau tersenyum dengan nikmat ini seraya mengatakan, 'Aku bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah.' Kami juga bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah. Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah. Kami bersaksi bahwa engkau telah menunaikan amanah dan telah menunjukkan jalan surga kepada kami. Hujan itu terus turun selama seminggu penuh. 

Pada Jumat berikutnya, beliau berkhotbah dengan menyampaikan tema yang lain. Lalu masuklah orang Arab itu dari pintu yang sama, kemudian mengatakan, "Wahai Rasulullah, keluarga kami mengalami kelaparan, harta berhilangan, dan jalan-jalan terpecah-pecah karena hujan yang terus-menerus. Berdoalah kepada Allah agar Ia menjauhkan hujan dari kami." 

Maka beliau pun mengangkat tangannya seraya tersenyum karena orang Arab pedalaman ini pertama-tama datang meminta hujan dan kini ia menginginkan agar hujan diangkat. Beliau berdoa:

 اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا اَللَّهُمَّ عَلَى الظَّرَابِ وَ بُطُوْنِ الأَوْدِيَةِ وَ مَنَابِتِ الشَّجَرِ ٠ Ya 

Allah, kami mohon hujan itu turun di sekeliling kami, bukan di tempat kami. Ya Allah kami mohon ia turun di atas bukit-bukit, di perut lembah-lembah, dan di tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.( Di-takhrij-kan oleh al-Bukhari (nomor 1000,1001, dan lain-lain), dan oleh Muslim (nomor 2028,2029) 

Sahabat mengatakan, "Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, tidak ada suatu tempat pun yang beliau sebut melainkan hujan turun padanya." 

Mukjizat-mukjizat beliau menurut para ahli ilmu di dalam Islam berjumlah lebih dari seribu mukjizat; setiap mukjizat cukup untuk membuat seorang kafir memeluk Islam, seorang yang sombong menjadi tunduk, dan seorang yang suka berbuat keji masuk ke dalam agama ini. 

Nabi saw memiliki batang kurma yang beliau gunakan untuk berkhotbah (sebagai mimbarnya) pada hari Jumat. Lalu beliau berkata kepada orang-orang Anshar, "Buatkanlah untukku mimbar yang baru untuk aku gunakan berkhotbah." Maka mereka pun membawakan untuknya mimbar dari kayu. 

Setelah dibawakan mimbar yang baru untuk berkhotbah, maka beliau tinggalkan batang yang lama (batang kurma). Jabir bin Abdullah menceritakan, "Demi Allah, ketika beliau meninggalkannya, kami mendengar batang kurma itu merintih seperti riuntihan unta dan menangis bagai tangisan seorang anak hingga orang- orang yang berada di masjid mendengarnya." 

Batang pohon kurma menangis kepada Rasulullah. Hadits ini terdapat dalam Shahih al-Bukhari.( Nomor 2520, 2071, 3508)

 Sedangkan dalam Shahih Muslim dikatakan, "Maka berlinanglah air mata Rasulullah saw, lalu beliau turun menghampiri batang kurma itu untuk menenangkannya. Beliau menenangkan batang itu seraya mengatakan, "Diamlah engkau dengan izin Allah. Aku Rasulullah," sehingga batang itu pun terdiam. 

Allah SWT berfirman, "Telah dekat [datangnya] saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, '[Ini adalah] sihir yang terus-menerus. 'Dan mereka mendustakan [Nabi] dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya." (QS. al-Qamar: 1-3) 

Suatu ketika Rasulullah saw keluar menjumpai kaum kafir Quraisy yang sedang berada di Baitullah, lalu beliau berseru, "Wahai manusia, ucapkanlah laa ilaaha Mallah, niscaya kalian beruntung. Wahai manusia, aku tak dapat membebaskan kalian dari ketentuan Allah sedikit pun. Wahai manusia, sesungguhnya aku ini pemberi peringatan bagi kalian di hadapan azab yang pedih." 

Lalu berkatalah Abu Jahal seraya bersumpah dengan menyebut tuhan-tuhannya, "Aku tak akan masuk Islam, tak akan beriman kepadamu, dan tak akan membenarkanmu sampai engkau belah bulan di malam purnama." Kemudian Nabi saw bertanya, "Jika aku dapat membelahnya, apakah engkau akan masuk Islam dan beriman?" 

"Ya," jawabnya. 

Lalu Nabi saw berdoa kepada Tuhan dengan mengatakan, "Ya Allah, belahlah bulan ini." Setelah itu beliau menunjuk bulan dengan tangannya. Maka terbelahlah bulan itu menjadi dua, di mana belahan yang satu bergerak ke Arafat sedangkan yang satu lagi ke Jabal Abu Qubais. Lalu beliau berkata, 'Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah." 

Kemudian kaum kafir Quraisy berdiri menyingsingkan bajunya seraya berseru, "Muhammad telah menyihir kita. Muhammad telah menyihir kita.( Di-takhrij-kan oleh at-Tirmidzi (nomor 3413) dan oleh Ahmad (nomor 16431). Sedangkan kejadian terbelahnya bulan di takhrijkan oleh al-Bukhari pada lebih dari satu riwayat, diantaranya nomor 3556 dan 4745, juga oleh Muslim (nomor 7020). Di dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibn Katsir menyebutkan riwayat-riwayat tentang kejadian terbelahnya bulan (17/120)." Lalu Allah SWT berfirman, "Telah dekat [datangnya] saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang- orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, '[Ini adalah] sihir yang terus-menerus. 'Dan mereka mendustakan [Nabi] dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan [dari kekafiran]." (QS. al-Qamar: 1- 4) 

Demi Allah, telah datang kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat membuat seorang anak menjadi beruban; telah datang kepada mereka pelajaran-pelajaran yang membuat seorang kafir beriman; telah datang kepada mereka bukti-bukti dan peringatan-peringatan yang membuat gunung-gunung hancur lebur. Tetapi di mana hati mereka? Tidak ada yang masuk Islam, kecuali sedikit saja.