Mengapa Orang Tercela dan Terhina Karena Maksiat

Termasuk dampak buruk maksiat Ialah dapat melenyapkan pujian dan kemuliaan pelakunya sehingga ia tercela dan terhina. Pelaku maksiat bisa kehilangan sebutan baik bagi dirinya seperti sebutan orang muk¬min, orang baik, orang suci, orang taat, orang ahli taubat, sang wali, orang yang bermartabat, orang yang ahli ibadah, dan lain- lain yang kemudian diganti dengan sebutan si pendosa, ahli mak¬siat, penyeleweng, penjahat, perusak, pezina, pencuri, pembunuh, pendusta, pengkhianat, dan lain sebagainya. Itu semua adalah julukan yang buruk, yang mengakibatkan hamba dimurkai Allah, masuk ke neraka, dan hidup dalam kehinaan. 

Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman.Q.S. Al-Hujurat[49] : 11)” 

Sebutan baik yang pertama itu dapat mendatangkan keridhaan Allah, masuk surga, dan nama yang mulia di tengah masyarakat. Seandainya akibat buruk dari kemaksiatan itu hanya sebatas sebutan-sebutan buruk dan kesudahannya saja, akal tentu tetap mencegah dari maksiat. Dan, seandainya balasan ketaatan hanya berupa keberuntungan dengan mendapatkan sebutan- sebutan baik dan kesudahannya saja, akal pasti memerintah untuk taat. Hanya saja, tiada yang bisa mencegah segala sesuatu yang Allah berikan dan tiada yang sanggup memberikan sesuatu yang Dia cegah. Tidak ada yang dapat mendekatkan sesuatu yang Dia jauhkan dan tidak ada yang sanggup menjauhkan sesuatu yang Dia dekatkan. 

Firman Allah Swt.: 

...Barang siapa yang dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sesungguhnya. Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki (Q.S. Al-Hajj [22] : 18). "