Maksiat dan Dampak Buruknya 2

Termasuk dampak maksiat adalah muncul kecenderungan untuk mengulangi dosa yang sama dan melahirkan dosa lainnya hingga si pelaku sulit untuk meninggalkannya. 

Ulama salaf mengatakan, "Termasuk di antara siksa akibat iosa adalah dosa lain yang muncul setelahnya. Dan, termasuk di mtara pahala kebaikan adalah datangnya kebaikan lainnya." 

Tatkala seorang hamba melakukan suatu kebaikan maka cebaikan yang lain pun berkata, "Kerjakan aku juga!" Apabila ia telah melakukannya, kebaikan yang ketiga juga berkata seperti yang sebelumnya, dan begitu seterusnya hingga keuntungannya terlipat ganda dan kebaikan-kebaikannya pun terus bertambah. 

Begitu pula yang terjadi dengan keburukan yang dikerjakan sehingga ketaatan dan kemaksiatan menjadi kepribadian yang nenancap dan sifat yang melekat. Jika orang baik meninggalkan cetaatan maka ia akan risau dan gundah. Ia ibarat ikan yang :erpisah dari air sampai ia terbiasa maka hatinya menjadi tenang sebab telah terbiasa meninggalkan ketaatan. 

Adapun pendosa, jika ia tidak melakukan maksiat dan rondong mengerjakan ketaatan maka hatinya menjadi risau, iadanya terasa sempit, dan lemah semangat hidupnya hingga ia terbiasa mengerjakan ketaatan. Tidak sedikit orang fasik yang nelakukan maksiat tanpa merasakan kelezatannya hanya karena perasaannya tidak enak ketika meninggalkannya. Ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh al-Hasan bin Hani' dalam untaian syairnya: 

Segelas minuman keras kuminum dengan penuh kenikmatan. 

Dan, yang selanjutnya hanya sekadar pelipur lara jiwaku. 

Ujar yang lainnya, “penyembuhku adalah penyakitku itu. 

Seperti peminum khamar berobat dengan meminum khamar” 

Ketika hamba terus menerus melakukan ketaatan, lalu ia menjadi terbiasa dan menyukainya maka Allah Swt. mengirimkan para malaikat kepadanya yang terus mendorong dan mendukungnya, bahkan juga membangunkannya dari kasur dan tempat duduknya untuk melakukan ketaatan. Sebaliknya, orang yang terus melakukan kemaksiatan,Talu ia menjadi terbiasa dan menyukainya hingga Allah mengirimkan para setan yang terus menariknya kepada kemaksiatan. 

Para malaikat adalah kekuatan prajurit ketaatan yang banyak membantu hamba dalam ketaatan. Adapun para setan adalah kekuatan tentara kemaksiatan yang banyak menarik seorang hamba kepada kemaksiatan yang membuatnya celaka. Di antara dampak buruk kemaksiatan yang paling meng¬khawatirkan ialah dapat melemahkan hati seorang hamba (dalam kebaikan) hingga keinginan bermaksiat menjadi kuat dan dorongan untuk bertaubat terkikis sedikit demi sedikit sampai lenyap seluruhnya. Jika setengah hatinya telah mati maka ia bertaubat seperti taubatnya para pendusta dengan mengucapkan istighfar, namun hatinya masih tetap terpaut dengan kemaksiatan dan berniat untuk melakukannya lagi di saat ada kesempatan. Ini merupakan penyakit paling gawat yang mengantarkan hamba kepada kebinasaan. 

Termasuk juga dampak buruk dari maksiat adalah lenyapnya rasa jijik pada maksiat dalam hati seorang hamba sampai ia merasa biasa dalam kemaksiatan. Ia juga tidak merasa risih dengan pandangan manusia dan komentar mereka terhadap perbuatannya. Bagi orang fasik, yang demikian ini adalah puncak penyelewengan dan kenikmatan yang sempurna hingga dirinya bangga pada kemaksiatan yang dilakukannya, bahkan memberitahukannya kepada orang lain seraya berkata, "Wahai fulan, aku telah melakukan dosa ini dan itu." 

 Golongan orang semacam ini termasuk orang-orang yang tidak akan dimaafkan hingga tertutup dan terkunci jalan serta pintu-pintu pertaubatan bagi meieka Nabi Saw. bersabda, "Setiap umatku bisa diampuni dosanya kecuali mereka yang bermaksiat secara terang-terangan. Di antara perbuatan maksiat yang dilakukan secara terang-terangan ialah ketika Allah menutupi aib seorang hamba, namun keesokan harinya ia malah menyebarkannya sendiri dengan berkata, 'Wahai fulan, aku telah melakukan dosa ini dan itu.' Ia telah menghancurkan kehormatannya sendiri, padahal Allah menjaganya." 

Maksiat merupakan warisan umat-umat sebelumnya yang telah dibinasakan oleh Allah Azza wa Jalla. Perilaku homoseksual adalah warisan dari kaumnya Nabi Luth As.. Berbuat curang dalam takaran adalah warisan kaumnya Nabi Syu'aib As.. Sombong dan berbuat kerusakan di atas bumi ialah warisan Fir'aun beserta kaumnya. Keangkuhan dan penindasan adalah warisan dari kaumnya Nabi Hud As. Ahli maksiat telah meniru umat-umat itu, padahal mereka adalah musuh-musuh Allah. 

Abdullah bin Ahmad meriwayatkan dalam kitab az-Zuhd, dari Malik bin Dinar yang berkata: "Allah mewahyukan kepada salah seorang nabi dari Bani Israil, 'Katakanlah kepada kaummu! Janganlah kalian masuk ke dalam golongan musuh-musuh-Ku, jangan mengenakan pakaian para musuh-Ku, jangan menaiki kendaraan mereka, dan jangan memakan yang mereka makan sebab jika kalian melakukannya, kalian pun akan menjadi musuh- musuh-Ku seperti mereka." 

Dalam Musnad Imam Ahmad diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Nabi Saw. bersabda, "Aku diutus dengan membawa pedang saat menjelang hari kiamat hingga hanya Allah yang disembah tiada yang menjadi sekutu bagi-Nya. Dia menjadikan rezekiku di bawah bayangan tombak, dan Dia jadikan kehinaan juga kerendahan atas siapa saja yang melanggar perintah-Nya. Barang siapa menyerupai suatu kaum, ia termasuk bagian dari mereka." 

Termasuk akibat buruk kemaksiatan ialah menyebabkan hinanya seorang hamba dan jatuh derajatnya dalam pandangan Tuhannya. Al-Hasan al-Bashri bertutur, "Mereka begitu hina dalam pandangan Allah sebab mereka durhaka kepada Nya. Seandainya mereka mulia dalam pandangan Allah, pastilah Dia menjaga mereka.” 

Apabila hamba lelah lima dalam pandangan Allah, tidak seorang pun yang akan menghormatinya sebagaimana yang telah difirmankan Allah Swt:

"...Dan barang siapa yang dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sesungguhnya, Allah berbuat apa yang dia kehendaki.(Q.S. Al-hajj [22] : 18) " 

Meskipun tampaknya orang-orang memuliakannya, namun itu adalah karena mereka mempunyai kepentingan terhadapnya atau mungkin takut atas kejahatannya. Sebenarnya, dalam hati mereka, ia merupakan orang yang paling hina dan rendah.