Hilangnya Sifat Ihsan Karena Dosa Maksiat

Termasuk dampak buruk maksiat adalah dapat mengeluarkan hamba dari ihsan sehingga ia tidak dapat mendapatkan pahala orang-orang yang muhsin. Jika telah menancap dalam hati, ia bisa mencegah kemaksiatan. Seseorang yang beribadah kepada Allah seolah-olah ia melihat-Nya tidak mungkin ia dapatkan hal demikian kecuali karena terus-menerus berdzikir, cinta, takut, serta berharap kepada-Nya dalam hatinya hingga ia seakan-akan menyaksikan-Nya. Kondisi seperti itu pasti menghalanginya dari keinginan berbuat maksiat, terlebih lagi untuk merutinkannya. 

Apabila hamba telah keluar dari ihsan, ia akan terlepas dari hubungan khususnya dengan Allah, juga terlepas dari kehidupannya yang tenteram penuh dengan kenikmatan yang sempurna. Jika Allah menghendaki kebaikan kepada hamba- Nya, Dia menetapkannya dalam golongan orang-orang yang beriman. Namun, jika ia keluar dari imannya, berarti ia seperti yang telah disabdakan Rasulullah Saw., "Tidak mungkin seseorang melakukan zina sedangkan ia beriman. Tidak mungkin seseorang meminum khamar dalam keadaan beriman. Tidak mungkin orang mencuri dalam kondisi beriman. Tidak mungkin orang merampok barang berharga dengan dilihat oleh orang banyak, sementara ia beriman." 

Oleh karena itu, jauhilah dosa-dosa dan bertaubatlah segera! 

Barang siapa tidak berkumpul dengan orang-orang yang beriman, lalu ia keluar dari iman maka ia tidak akan mendapatkan pembelaan dari Allah yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Allah selalu membela orang-orang mukmin. Sementara ia telah terlepas dari kebaikan yang telah di tetapkan Allah dalam kitab-Nya sebagai balasan orang yang beriman. Sekitar seratus kebaikan telah Dia janjikan yang tiap satu kebaikan nilainya lebih baik daripada dunia seisinya. 

Di antaranya ialah:
Pahala yang besar. 

"...Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang- orang mukmin (Q.S. An-Nisaa [4] : 146).”
Perlindungan dari keburukan dunia dan akhirat.

"Sesungguhnya, Allah melindungi orang orang yang beriman.(Q.S. Al-Hajj [22] : 38)”
Para malaikat pemikul Arsy memohonkan ampunan bagi mereka. 

"Para malaikat pemikul Arsy dan para malaikat di sekitarnya bertasbih memuji Tuhan mereka, beriman kepada-Nya, dan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman (Q.S. Al-Mu’min [40] : 7)" 

Pemeliharaan Allah atas mereka sehingga tidak mungkin orang yang dipelihara oleh Allah akan menjadi hina. 

"Allah adalah wali bagi orang-orang yang beriman.(Q.S. Al-Baqarah [2] : 257) ” 

Perintah Allah kepada para malaikat untuk meneguhkan hati mereka yang beriman. 

"Tuhan mewahyukan kepada para malaikat, 'Aku bersama kalian maka teguhkanlah orang-orang yang beriman (Al-Anfaal [8] : 12)” 

Orang-orang yang beriman mendapatkan derajat yang luhur di sisi Tuhan, ampunan serta rezeki yang mulia. 

Mereka juga mendapatkan kemuliaan. 

"...Kemuliaan adalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang - orang yang beriman...(Q.S. Al-Munaafiquun [63] : 8)." 

Allah menyertai orang-orang yang beriman. 

"Sesungguhnya, Allah bersama orang-orang yang beriman.(Q.S. Al-Anfaal [8] : 19) " 

Mendapatkan ketinggian derajat di dunia dan akhirat. 

"...Allah meluhurkan derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (Q.S. Al-Mujaadilah [58] : 11)." 

Allah memberi orang-orang yang beriman dua bagian rahmat- Nya, yaitu cahaya untuk berjalan dan ampunan bagi mereka. 

Kecintaan yang di berikan Allah kepada mereka yang beriman sehingga mereka dicintai oleh Allah, para malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan hamba-hamba-Nya yang shalih. 

Mendapatkan rasa aman di hari yang sangat menakutkan.

... Barang siapa yang beriman dan beramal shalih, mereka tidak akan merasa takut dan bersedih.(Q.S. Al-An’am [6] : 48) " 

Mendapatkan kenikmatan sebagaimana Dia memerintahkan kepada kita untuk berdoa memohon petunjuk dalam sehari semalam sebanyak 17 kali. 

Al-Qur'an menjadi petunjuk dan penyembuh bagi mereka. 

Katakanlah bahwa ia (al-Qur'an) bagi orang-orang yang beriman adalah petunjuk dan penyembuh. Adapun orang-orang yang tidak beriman terdapat sumbatan di telinga mereka dan al-Qur'an adalah kebutaan bagi mereka. Mereka dipanggil dari tempat yang jauh.(Q.S. Fushilat [41] : 44) 

Iman merupakan sebab yang menarik segala kebaikan, baik kebaikan di dunia maupun di akhirat. Bagaimana mungkin seorang hamba mudah berbuat sesuatu yang dapat mengeluarkan serta memisahkan dirinya dari iman, tetapi ia tidak keluar dari kelompok orang-orang muslim?! jika ia terus dan tetap melakukan dosa-dosa, dikhawatirkan hatinya akan berkarat hingga ia keluar dari Islam secara total. Maka dari itu, orang-orang salaf sangat khawatir sebagaimana sebagian dari mereka mengatakan, "Kalian khawatir akan dosa-dosa, sementara aku khawatir terhadap kekufuran."