Mereka ini menyembah langit dan benda-benda angkasa lainnya, seperti matahari dan bulan. Di samping itu, mereka juga menyembah sungai nil. Bangsa Mesir kuno beranggapan bahwa sebagian tumbuh-tumbuhan di dunia ini terdapat yang disucikan. Tetapi dewa-dewa yang terdiri dari hewan-hewan lebih dikenal dibanding dewa tumbuh-tumbuhan.
Menurut mereka, dewa yang paling dianggap agung adalah dewa Ra, Osiris, dan Osis. Di dalam suatu proses tertentu, dewa Ra dan dewa Amun serta dewa fattah membentuk satu kesatuan yang disebut Trinitas.
Raja Mesir sendiri adalah merupakan salah seorang di antara dewa-dewa mereka, yang biasanya dipegang oleh dewa Amun dan dewa Ra. Dan sang Raja memerintah kerjaan Mesir atas dasar keturunan dewa yang untuk sementara tinggal di bumi.
Ketika tampuk pemerintahan Mesir dipegang oleh Akhnatun, maka diadakanlah suatu revolusi terhadap segala bentuk kerusakan yang melanda rakyat Mesir. Akhirnya Akhnatun mengumumkan kepada rakyatnya bahwa semua dewa dan upacara ritualnya adalah merupakan ajaran animisme, yang menganggap tuhan yang menguasai alam ini hanya satu bernama Atun.
Tetapi, setelah Akhnatun wafat, dan digantikan oleh Tutkhan ‘Amun, maka rakyat diajak kembali menyembah dewa yang dianggap sebagai Tuhan” (Dari kitab Qishah Al-Hadharah oleh W. L Deorant juz II).
Posting Komentar untuk "Tinjauan Kaum Musyrik Bangsa Mesir Kuno"