Bangsa Samiri
Bangsa Samiri ini tinggal di daratan Irak, yang diperkirakan hidup pada tahun 4500 SM. Kebudayaan bangsa ini sebenarnya sangat menonjol dan maju, tetapi mereka menyembah dewa-dewa yang sangat banyak jumlahnya. Hampir setiap kota atau daerah mempunyai dewa-dewa tersendiri. Begitu pula setiap aktifitas manusia mempunyai dewa tersendiri yang mengatur dan memberi wahyu.
Bangsa Samiri ini tinggal di daratan Irak, yang diperkirakan hidup pada tahun 4500 SM. Kebudayaan bangsa ini sebenarnya sangat menonjol dan maju, tetapi mereka menyembah dewa-dewa yang sangat banyak jumlahnya. Hampir setiap kota atau daerah mempunyai dewa-dewa tersendiri. Begitu pula setiap aktifitas manusia mempunyai dewa tersendiri yang mengatur dan memberi wahyu.
Di antara sesembahan mereka yang paling diagungkan adalah dewa matahari. Di samping itu mereka masih mempunyai banyak dewa, di antaranya dewa bumi, dewa pengairan, dewa pertanian, dewa bulan dan dewa-dewa lainnya. Menurut keyakinan mereka, para dewa tersebut banyak mendiami kuil-kuil yang di dalamnya terdapat orang-orang yang percaya terhadap dewa-dewa tersebut dengan menghidangkan kurbannya berupa harta benda, makanan, dan istri-istri mereka yang dipersembahkan untuk dewa. Semua yang mereka suguhkan kepada para dewa ini membuat para juru kunci menjadi kaya. Setelah itu, para juru kunci tersebut tergolong orang-orang yang memiliki kekayaan dan pengaruh yang luar biasa. Bahkan, secara tidak langsung mereka ini telah menjadi penguasa yang mengatur sebagian besar kepentingan rakyat. Di samping itu, para juru kunci juga berkewajiban menyampaikan ilmu-ilmu kepada rakyat berupa mithos dan khurafat. Tidak diragukan lagi, lantaran para juru kunci mempunyai media untuk menyampaikan ilmu kepada rakyat, maka mereka berhasil mengisi otak rakyat dengan sesuatu ide yang dapat menunjang kelestarian kekuasaan mereka (Ibid)
Bangsa Babilonia
Di Babilonia, jumlah dewa terhitung secara resmi sebanyak enam puluh ribu dewa (60.000). keadaan tersebut melibatkan suasana Babilonia sekitar abad kesembilan. Setiap kota mempunyai dewa tersendiri yang bertugas sebagai pelindung. Begitu pula setiap individu mempunyai dewa tersendiri yang selalu menjaganya (Ibid).
Bangsa Phinexia
Bangsa ini juga mempunyai banyak dewa yang pada setiap kota terdapat Ba’al (tuhan) secara khusus (Ibid).
Bangsa Romawi
Diperkirakan Bangsa Romawi ini mempunyai 30.000 (tiga puluh ribu) dewa yang selalu dipuji dan disembah. Demikianlah kata Parrow (Ibid).
Bangsa Cina
Di negeri Cina terdapat suatu agama yang merupakan gabungan dari dua unsur agama. Kedua unsur tersebut adalah penyembahan kepada nenek moyang, dan penyembahan langit dan orang-orang yang agung. Setiap hari, bangsa Cina ini melakukan sesajen secara sederhana, - biasanya berupa makanan – dan doa-doa untuk mereka yang sudah mati. Akibat kedangkalan cara berpikir ini, mereka menganggap bahwa leluhur yang sudah meninggal itu dianggap masih hidup di sebuah alam yang tidak jelas.
Selain itu mereka beranggapan bahwa antara orang yang sudah mati dengan yang masih hidup tetap terjadi jalinan hubungan. Dan bagi orang yang masih hidup mampu menciptakan suasana gembira dan celaka bagi yang sudah mati.
Di daerah Cina juga tersebar agama Kong Hu Chu, yang diambil dari nama penciptanya yang dianggap sebagai pengganti tuhan. Kemudian datanglah agama Budha yang mengajak kepada orang-orang agar beriman kepada Tuhan yang selalu menolong manusia di dalam usaha mereka (Ibid Juz 4).
Bangsa Jepang
Mereka menganggap bahwa “Jepang” adalah negara tuhan yang penduduknya terdiri dari keturunan tuhan, di samping itu, pemuka agama dianggap sebagai keturunan dewa matahari.
Posting Komentar untuk "Kisah dan Tinjauan Menduakan Allah"