Terdapat sebagian agama yang mengatakan bahwa Allah memberikan hak pengampunan dosa kepada sebagian para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang saleh. Tetapi menurut agama Islam hak pengampunan dosa berada di tangan Allah, dan tak seorang pun di dunia ini yang berhak melakukannya.
Allah telah berfirman :
“Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?”. (Q.S. 3 : 135).
“Yang mengampuni dosa dan menerima taubat”. (Q.S. 40 : 3).
Menurut agama Islam, Nabi Muhammad pun tidaklah mempunyai hak pengampunan ini. Dan ini tergambar di dalam firman Allah yang ditunjukkan kepada beliau :
“Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka”. (Q.S. 9 : 80).
Bahkan Nabi Muhammad sendiri masih memerlukan maghfiroh (Al-Qur’an telah diturunkan khusus bagi Nabi saw. dan memuliakannya dengan penghormatan sebagaimana disebutkan dalam ayat ini: “Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasnya dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus”. (Q.S. 48 : 1-2). Dosa yang dilakukan Nabi ialah dalam pengertian lupa yang secara mendadak dalam mengingat Allah. Beliau pernah bersabda : “Sesungguhnya hati saya terkadang lengah tetapi saya terus melakukan istighfar”. Yang dimaksud dengan lengah disini ialah saat-saat lupa berdzikir kepada Allah. Bagi Rasulullah yang demikian itu terbilang dosa.) dari Allah.
Nabi pernah bersabda :
إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ اَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً .(رواه البخارى
“Sesungguhnya aku selalu minta ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya setiap hari sebanyak tujuh puluh kali”(Hadits riwayat Bukhari).
Untuk menguatkan pernyataan tersebut, Nabi bersabda kepada putrinya, Siti Fatimah :
إِعْمَلِيْ يَا فَاطِمَةُ فَاِنِّيْ لاَ أَغْنِيْ عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا
“Beramal (baik)-lah hai Fatimah, sesungguhnya aku tak dapat berbuat apa-apa terhadap dirimu di hadapan Allah”.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa masalah pengampunan dosa ini hanya khusus bagi Allah. Atau, membeikan hak pengampunan ini kepada selain Allah berarti perbuatan syirik. Sebab, hanya Allah-lah yang berkuasa sepenuhnya terhadap persoalan ini. Allah-lah yang menghitung segala kesalahan hamba-hamba-Nya, dan Allah-lah yang memberi pahala kepada mereka.
Allah berfirman :
“Tidaklah kamu tahu, sesungguhnya Allah-lah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (Q.S. 5 : 40).
Posting Komentar untuk "Pengampunan Dosa Khusus Bagi Allah"