Bertumpu dari kecintaan para sahabat nabi kepada Akhlak Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia, para sahabat mencontoh Rasulullah saw. karena mereka menemukan pada diri beliau terdapat teladan yang luhur dalam hal ibadah dan akhlak, serta berperilaku sesama manusia. Demikianlah teladan yang baik sangat berpengaruh pada jiwa, meninggalkan bekas yang baik dalam pembentukan, pendidikan dan persiapan.
Dan barangsiapa yang ingin mengetahui sedikit tentang bagaimana para sahabat Nabi bercermin kepada Nabi Muhammad dan mengikuti jejaknya, hendaknya membuka lembaran sejarah, menelusuri perjalanan hidup mereka.
Cukuplah bagi mereka untuk berbangga, karena Al-Qur'an telah mencatat kebenaran mereka tentang Nabi Muhammad dan para sahabat Nabi dalam ayat-ayat Al-Qur'an berikut ini:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (Q.S. 48:29)
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (Q.S. 51: 17-18)
Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. (Q.S. 48:29)
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. (Q.S. 59:9)
Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Q.S. 33:23)
Ayat-ayat Al-Qur'an di atas hanya sebagian ayat yang menjelaskan sikap para sahabat Nabi yang mulia, sebagian dari pujian tulus dari Allah swt. Dan bersama mereka itu, telah terciptakan masyarakat utama yang menjadi impian dan dambaan para ahli pikir dan filsafat sejak masa yang lalu. Bagaimana tidak akan tercipta, sedang bersama mereka duduk seorang qadhi selama dua tahun, tak seorang pun yang mengajukan perselisihan kepadanya. Dan bagaimana pula akan berselisih sedang mereka mempunyai Al-Qur'an? Dan kenapa mereka harus bertikai, sedang mereka mencintai saudaranya, seperti mereka mencintai diri mereka sendiri? Mengapa mereka harus saling bermusuhan, sedang Rasulullah saw. menyuruh mereka untuk saling bersaudara dan cinta-mencintai, menganjurkan untuk berkasih sayang dan mementingkan orang lain sebelum mementingkan diri mereka sendiri?
Di bawah ini adalah apa yang diucapkan seorang sahabat mulia, Abdullah bin Mas'ud, semoga Allah melimpahkan ridha kepadanya, tentang keharusan kita mengikuti jejak para sahabat nabi yang terpuji, budi pekerti mereka yang mulia.
Barang siapa yang mencari ikutan, maka hendaklah ia menjadikan para sahabat Nabi Rasulullah saw. sebagai ikutan. Karena mereka adalah orang-orang yang paling berbaik hati dari umat ini, yang paling dalam ilmunya, yang paling sedikit keterpaksaannya, yang paling lurus petunjuknya dan paling baik keadaannya. Allah memilih mereka untuk menyertai Rasulullah saw. di dalam mendirikan agama-Nya. Maka kenalilah keutamaan mereka. Ikutilah jejak mereka, karena mereka sesungguhnya berada dalam jalan yang lurus.
Generasi Muslim pada setiap saat dan tempat, masih memandang sahabat Nabi Rasulullah saw. sebagai ikutan yang baik dalam ibadah, budi pekerti, keberanian, keteguhan, berkasih sayang, mendahulukan kepentingan orang lain, berjihad dan mencari mati syahid. Pemuda Islam masih menimba keutamaan mereka, berpedoman kepada cahaya kemuliaan mereka, dan menerapkan metode mereka dalam pendidikan, berjalan untuk membangun kemuliaan, karena mereka adalah sebaik-baik umat untuk diikuti.)
Dan benarlah apa yang diucapkan Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ad-Dailami:
Sahabat-sahabatku adalah bagai bintang-bintang, kepada siapa pun di antara mereka kalian ikut, niscaya kalian mendapat petunjuk.)
Dari ikutan yang baik ini, yang terwujud dalam diri para sahabat Nabi Muhammad Rasulullah saw., dan para pengikutnya adalah baik, maka tersebarluaslah Islam ke seluruh pelosok dunia.
Sejarah mencatat dengan penuh kebanggaan dan kehebatan bahwa Islam sampai ke daratan India dan Sri Langka, ke kepulauan Laccadive dan Maldive di lautan India, ke Tibet dan pantai Cina, Pilipina, kepulauan Indonesia, semenanjung Malaysia, Afrika Tengah, seperti Senegal, Nigeria, Somalia, Tanzania, dan Madagaskar, Zanzibar dan negeri-negeri lainnya.
Islam sampai ke negeri-negeri ini dibawa oleh para pedagang Muslim, oleh para da'i jujur yang memberikan gambaran murni tentang Islam, baik dalam tingkah laku dan kejujuran mereka, kebenaran dalam berkata, dan menepati jika berjanji. Kemudian, setelah itu mereka menuturkan kata-kata yang indah, nasihat yang baik, sehingga berduyun-duyunlah orang-orang masuk Islam. Mereka beriman dengan agama baru berdasarkan ketulusan hati dan keinginan mereka sendiri. Jika para pedagang tersebut tidak berakhlak mulia, dan tidak memberikan contoh yang baik di hadapan orang-orang tersebut secara jujur dan amanah, di samping perilaku mereka yang lembut dan menyenangkan hati — meski mereka adalah orang asing — maka khalayak tidak akan memeluk agama yang mereka bawa. Tidak akan ada jutaan, bahkan ratusan juta orang yang mau mengikuti petunjuk mereka !!!!
Kesimpulan dari apa yang telah dipaparkan di atas, bahwa keutamaan akhlak yang dimanifestasikan dalam ikutan yang baik, keteladanan baik, adalah faktor terpenting dalam upaya memberikan pengaruh terhadap hati dan jiwa. Inilah faktor terpenting menyebarnya Islam ke negeri-negeri jauh, ke pelosok bumi, dan dalam memberikan petunjuk kepada manusia untuk mencapai iman dan menelusuri jalan Islam.
Teramat layak bagi generasi Muslim masa kini, laki-laki, wanita, tua, muda, besar dan kecil, untuk memahami hakekat kebenaran ini, di samping memberikan kepada orang lain suatu contoh yang baik, akhlak mulia, perilaku yang baik, sifat-sifat Islami yang terpuji, sehingga mereka menjadi purnama petunjuk, matahari penerang, penyeru kebaikan dan kebenaran, serta menjadi sebab dalam tersebarnya risalah Islam yang abadi.)
Karenanya, haruslah ada teladan yang baik, demi berhasilnya pendidikan dan tersebarnya ideologi. Harus ada contoh yang baik, yang menarik perhatian. Harus ada akhlak utama yang dianut oleh masyarakat, dan meninggalkan untuk generasi berikutnya bekas yang baik.
Dari sini, Nabi Muhammad Rasulullah saw. sangat memperhatikan agar para pendidik selalu tampil di depan anak didiknya dengan penampilan yang bisa dijadikan sebagai teladan yang baik, dalam segala hal. Sehingga, anak didik sejak usia pertumbuhannya bisa tumbuh dalam kebaikan, sejak kecil sudah mengenal akhlak yang luhur.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (Q.S. 48:29)
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (Q.S. 51: 17-18)
Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. (Q.S. 48:29)
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. (Q.S. 59:9)
Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Q.S. 33:23)
Ayat-ayat Al-Qur'an di atas hanya sebagian ayat yang menjelaskan sikap para sahabat Nabi yang mulia, sebagian dari pujian tulus dari Allah swt. Dan bersama mereka itu, telah terciptakan masyarakat utama yang menjadi impian dan dambaan para ahli pikir dan filsafat sejak masa yang lalu. Bagaimana tidak akan tercipta, sedang bersama mereka duduk seorang qadhi selama dua tahun, tak seorang pun yang mengajukan perselisihan kepadanya. Dan bagaimana pula akan berselisih sedang mereka mempunyai Al-Qur'an? Dan kenapa mereka harus bertikai, sedang mereka mencintai saudaranya, seperti mereka mencintai diri mereka sendiri? Mengapa mereka harus saling bermusuhan, sedang Rasulullah saw. menyuruh mereka untuk saling bersaudara dan cinta-mencintai, menganjurkan untuk berkasih sayang dan mementingkan orang lain sebelum mementingkan diri mereka sendiri?
Di bawah ini adalah apa yang diucapkan seorang sahabat mulia, Abdullah bin Mas'ud, semoga Allah melimpahkan ridha kepadanya, tentang keharusan kita mengikuti jejak para sahabat nabi yang terpuji, budi pekerti mereka yang mulia.
مَنْ كاَنَ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ٬ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا أَبَرَّهَذِهِ الاُمَّةَ قُلُوْبًا ٬ وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا٬وَأَقَلَّهَا تَكَلُّغًا ٬وَأَقَوَمَهَا هَدْيًا٬ وَأَحْسَنَهَا حَالاً ٠٠٠ اِخْتَارَهُمُ اﷲُ لِصُحُبَةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ٬ وَاِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ، وَاتَّبِعُوا فِيْ آثَارِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى الْهُدَى المُسْتَقِيْمَ٠
Barang siapa yang mencari ikutan, maka hendaklah ia menjadikan para sahabat Nabi Rasulullah saw. sebagai ikutan. Karena mereka adalah orang-orang yang paling berbaik hati dari umat ini, yang paling dalam ilmunya, yang paling sedikit keterpaksaannya, yang paling lurus petunjuknya dan paling baik keadaannya. Allah memilih mereka untuk menyertai Rasulullah saw. di dalam mendirikan agama-Nya. Maka kenalilah keutamaan mereka. Ikutilah jejak mereka, karena mereka sesungguhnya berada dalam jalan yang lurus.
Generasi Muslim pada setiap saat dan tempat, masih memandang sahabat Nabi Rasulullah saw. sebagai ikutan yang baik dalam ibadah, budi pekerti, keberanian, keteguhan, berkasih sayang, mendahulukan kepentingan orang lain, berjihad dan mencari mati syahid. Pemuda Islam masih menimba keutamaan mereka, berpedoman kepada cahaya kemuliaan mereka, dan menerapkan metode mereka dalam pendidikan, berjalan untuk membangun kemuliaan, karena mereka adalah sebaik-baik umat untuk diikuti.)
Dan benarlah apa yang diucapkan Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ad-Dailami:
أَصْحَابِيْ كاَلنُّجُوْمِ فَبِأَيِّهِمْ اِقْتَدَيْتُمْ اِهْتدَيْتُم٠
Sahabat-sahabatku adalah bagai bintang-bintang, kepada siapa pun di antara mereka kalian ikut, niscaya kalian mendapat petunjuk.)
Dari ikutan yang baik ini, yang terwujud dalam diri para sahabat Nabi Muhammad Rasulullah saw., dan para pengikutnya adalah baik, maka tersebarluaslah Islam ke seluruh pelosok dunia.
Sejarah mencatat dengan penuh kebanggaan dan kehebatan bahwa Islam sampai ke daratan India dan Sri Langka, ke kepulauan Laccadive dan Maldive di lautan India, ke Tibet dan pantai Cina, Pilipina, kepulauan Indonesia, semenanjung Malaysia, Afrika Tengah, seperti Senegal, Nigeria, Somalia, Tanzania, dan Madagaskar, Zanzibar dan negeri-negeri lainnya.
Islam sampai ke negeri-negeri ini dibawa oleh para pedagang Muslim, oleh para da'i jujur yang memberikan gambaran murni tentang Islam, baik dalam tingkah laku dan kejujuran mereka, kebenaran dalam berkata, dan menepati jika berjanji. Kemudian, setelah itu mereka menuturkan kata-kata yang indah, nasihat yang baik, sehingga berduyun-duyunlah orang-orang masuk Islam. Mereka beriman dengan agama baru berdasarkan ketulusan hati dan keinginan mereka sendiri. Jika para pedagang tersebut tidak berakhlak mulia, dan tidak memberikan contoh yang baik di hadapan orang-orang tersebut secara jujur dan amanah, di samping perilaku mereka yang lembut dan menyenangkan hati — meski mereka adalah orang asing — maka khalayak tidak akan memeluk agama yang mereka bawa. Tidak akan ada jutaan, bahkan ratusan juta orang yang mau mengikuti petunjuk mereka !!!!
Kesimpulan dari apa yang telah dipaparkan di atas, bahwa keutamaan akhlak yang dimanifestasikan dalam ikutan yang baik, keteladanan baik, adalah faktor terpenting dalam upaya memberikan pengaruh terhadap hati dan jiwa. Inilah faktor terpenting menyebarnya Islam ke negeri-negeri jauh, ke pelosok bumi, dan dalam memberikan petunjuk kepada manusia untuk mencapai iman dan menelusuri jalan Islam.
Teramat layak bagi generasi Muslim masa kini, laki-laki, wanita, tua, muda, besar dan kecil, untuk memahami hakekat kebenaran ini, di samping memberikan kepada orang lain suatu contoh yang baik, akhlak mulia, perilaku yang baik, sifat-sifat Islami yang terpuji, sehingga mereka menjadi purnama petunjuk, matahari penerang, penyeru kebaikan dan kebenaran, serta menjadi sebab dalam tersebarnya risalah Islam yang abadi.)
Karenanya, haruslah ada teladan yang baik, demi berhasilnya pendidikan dan tersebarnya ideologi. Harus ada contoh yang baik, yang menarik perhatian. Harus ada akhlak utama yang dianut oleh masyarakat, dan meninggalkan untuk generasi berikutnya bekas yang baik.
Dari sini, Nabi Muhammad Rasulullah saw. sangat memperhatikan agar para pendidik selalu tampil di depan anak didiknya dengan penampilan yang bisa dijadikan sebagai teladan yang baik, dalam segala hal. Sehingga, anak didik sejak usia pertumbuhannya bisa tumbuh dalam kebaikan, sejak kecil sudah mengenal akhlak yang luhur.
Posting Komentar untuk "Pendidikan Keteladanan dari Nabi Muhammad dan Sahabat Nabi"