Bagaimana cara mendidik anak yang baik dan memperlakukan anak dengan baik berdasarkan tuntunan Islam? Di antara metode cara mendidik anak yang sering memberatkan sebagian besar para anak [pemuda kita] adalah anggapan bahwa seorang anak, walaupun umurnya sudah besar dan pemikirannya mendalam, akan tetapi dalam pandangan orang tuanya dia tetaplah seorang anak yang masih kecil.
Cara-cara metode mendidik seperti ini adalah cara yang paling jelek dalam metode pendikan. Dan sebelum dia membicarakan tentang ilmu pengetahuan baru mengenai metode-metode ini, hendaklah dia membicarakan suatu ilmu baru yang sesuai dengan panggilan fithrah.
Suatu ketika Mu'awiyah pernah marah kepada anaknya, Yazid. Maka pergilah ia ke Ahnaf bin Qais dan berkata kepadanya, "Wahai Abu Bahr, apa pendapatmu tentang anak?" dia menjawab, "Wahai amirul mukminin, hati kita ini bagaikan buah, sedangkan batangnya adalah fisik kita. Bagi mereka, Anak bagaikan bumi yang rendah dan langit yang tinggi. Kepada mereka kita harus mengajarkan tentang kebaikan. Jika mereka minta sesuatu maka turutilah. Jika mereka marah maka redamlah dengan kelembutan, cinta kasih, dan janganlah kamu membuatnya bertambah sedih. Dengan demikian mereka selalu memuliakan hidupmu, tidak menghina kematianmu dan tidak membenci kerabatmu."
Kemudian Mu'awiyah bertanya lagi: Demi Allah wahai Ahnaf, sesungguhnya nasehatmu itu sangat berharga buat saya dan saya sebagai seorang khalifah sangat marah kepada anakku, Yazid. Sesungguhnya, apa yang kamu nasehatkan sangat menyentuh hatiku." Kemudian Mu'awiyah pergi ke Yazid dengan membawa uang dua ratus ribu dirham dan dua ratus lembar pakaian, sementara Ahnaf diberi setengahnya.
Orang-orang Arab berkata: "Kehadiran seorang anak itu dapat membuatmu susah atau bisa juga membantu dirimu. Setelah itu, dia akan menjadi teman karibmu, musuhmu atau teman bisnismu.
Di antara cara atau metode pendidikan anak yang berhasil adalah seperti metode yang pernah diarahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. dengan sabdanya sebagai berikut,
"Barangsiapa yang mempunyai seorang anak maka pergaulilah dia dengan baik, dan hendaklah selalu bersamanya sebagaimana keakraban anak kecil dengan anak kecil lainnya."
Beliau bersabda juga, "Barangsiapa yang mempunyai seorang anak kecil maka pergauilah ia dengan baik." (Hadits riwayat Ibnu Asakir dan Ibnu Babawiyah)
Kita telah tahu betul bagaimana masa muda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bagaimana beliau banyak menghabiskan waktunya untuk mengungkapkan tentang diri mereka sampai mereka ikut serta dalam pertempuran, sedangkan mereka berumur lima belas tahun. Selain itu, kita juga mengetahui bagaimana metode pemuasan yang memuaskan seorang pemuda yang datang kepadanya untuk meminta izin berbuat zina. Makna tertinggi yang terdapat dalam metode pendidikan Islamiyah dan makna-makna itu sediri adalah makna yang beredar dalam lingkaran ilmu jiwa kontemporer.
Sesungguhnya, Abu Dzaky adalah seseorang yang berusaha membentuk kepercayaan diri dan keberanian anak-anaknya untuk memberitahukan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi sehingga dia dapat membantu mereka untuk memecahkannya. Hal itu lebih tepat bagi para bapak sebelum mereka menjadi orang lain yang mengetahuinya setelah beberapa waktu lamanya.
Sesungguhnya, seorang ayah yang mengajarkan anak-anaknya dengan perkataan-perkataan yang keras dan perintah-perintah yang militeristik itu akan gagal mendidik anak-anaknya. Dengan demikian dia akan menghilangkan kepribadian sang anak dengan penghilangan yang sempurna. Sehingga mereka akan merasakan ketergantungan yang tinggi kepadanya. Akibatnya, mereka akan nampak seperti kekanak-kanakan yang tidak bisa memahami kondisi masa kecilnya sendiri. Perlakuan ayah seperti ini dapat menyebabkan sang anak terkena penyakit tekanan mental dan kehilangan eksistensi dirinya. Hal ini merupakan tindakan kejahatan yang dapat mempengaruhi masa depan mereka dan masyarakat mereka. Terkadang mereka juga akan ditolak karena memiliki kepribadian yang lemah, kehidupan yang negatif, hilangnya kekuatan dalam menggunakan semua komponen-komponennya, baik dalam keadaan hina maupun mulia.
Apabila kasih sayang yang dicari oleh seorang pemudi tidak dirasakan di dalam rumah ayahnya, maka mereka akan mencari kasih sayang itu dengan kehausan garam di luar dinding rumah untuk menyelamatkan dirinya agar dapat merasakan kenimkatan dengan cara apapun.
Berikut ini akan dipaparkan metode-metode pendidikan yang diterapkan Islam dalam cara mendidik anak yang baik dan benar, sebagaimana pengetahuan penting untuk menjelaskan cara yang harus ditempuh oleh para ayah dan ibu dalam mendidik anaknya selama ini.
Cara-cara metode mendidik seperti ini adalah cara yang paling jelek dalam metode pendikan. Dan sebelum dia membicarakan tentang ilmu pengetahuan baru mengenai metode-metode ini, hendaklah dia membicarakan suatu ilmu baru yang sesuai dengan panggilan fithrah.
Suatu ketika Mu'awiyah pernah marah kepada anaknya, Yazid. Maka pergilah ia ke Ahnaf bin Qais dan berkata kepadanya, "Wahai Abu Bahr, apa pendapatmu tentang anak?" dia menjawab, "Wahai amirul mukminin, hati kita ini bagaikan buah, sedangkan batangnya adalah fisik kita. Bagi mereka, Anak bagaikan bumi yang rendah dan langit yang tinggi. Kepada mereka kita harus mengajarkan tentang kebaikan. Jika mereka minta sesuatu maka turutilah. Jika mereka marah maka redamlah dengan kelembutan, cinta kasih, dan janganlah kamu membuatnya bertambah sedih. Dengan demikian mereka selalu memuliakan hidupmu, tidak menghina kematianmu dan tidak membenci kerabatmu."
Kemudian Mu'awiyah bertanya lagi: Demi Allah wahai Ahnaf, sesungguhnya nasehatmu itu sangat berharga buat saya dan saya sebagai seorang khalifah sangat marah kepada anakku, Yazid. Sesungguhnya, apa yang kamu nasehatkan sangat menyentuh hatiku." Kemudian Mu'awiyah pergi ke Yazid dengan membawa uang dua ratus ribu dirham dan dua ratus lembar pakaian, sementara Ahnaf diberi setengahnya.
Orang-orang Arab berkata: "Kehadiran seorang anak itu dapat membuatmu susah atau bisa juga membantu dirimu. Setelah itu, dia akan menjadi teman karibmu, musuhmu atau teman bisnismu.
Di antara cara atau metode pendidikan anak yang berhasil adalah seperti metode yang pernah diarahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. dengan sabdanya sebagai berikut,
"Barangsiapa yang mempunyai seorang anak maka pergaulilah dia dengan baik, dan hendaklah selalu bersamanya sebagaimana keakraban anak kecil dengan anak kecil lainnya."
Beliau bersabda juga, "Barangsiapa yang mempunyai seorang anak kecil maka pergauilah ia dengan baik." (Hadits riwayat Ibnu Asakir dan Ibnu Babawiyah)
Kita telah tahu betul bagaimana masa muda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bagaimana beliau banyak menghabiskan waktunya untuk mengungkapkan tentang diri mereka sampai mereka ikut serta dalam pertempuran, sedangkan mereka berumur lima belas tahun. Selain itu, kita juga mengetahui bagaimana metode pemuasan yang memuaskan seorang pemuda yang datang kepadanya untuk meminta izin berbuat zina. Makna tertinggi yang terdapat dalam metode pendidikan Islamiyah dan makna-makna itu sediri adalah makna yang beredar dalam lingkaran ilmu jiwa kontemporer.
Sesungguhnya, Abu Dzaky adalah seseorang yang berusaha membentuk kepercayaan diri dan keberanian anak-anaknya untuk memberitahukan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi sehingga dia dapat membantu mereka untuk memecahkannya. Hal itu lebih tepat bagi para bapak sebelum mereka menjadi orang lain yang mengetahuinya setelah beberapa waktu lamanya.
Sesungguhnya, seorang ayah yang mengajarkan anak-anaknya dengan perkataan-perkataan yang keras dan perintah-perintah yang militeristik itu akan gagal mendidik anak-anaknya. Dengan demikian dia akan menghilangkan kepribadian sang anak dengan penghilangan yang sempurna. Sehingga mereka akan merasakan ketergantungan yang tinggi kepadanya. Akibatnya, mereka akan nampak seperti kekanak-kanakan yang tidak bisa memahami kondisi masa kecilnya sendiri. Perlakuan ayah seperti ini dapat menyebabkan sang anak terkena penyakit tekanan mental dan kehilangan eksistensi dirinya. Hal ini merupakan tindakan kejahatan yang dapat mempengaruhi masa depan mereka dan masyarakat mereka. Terkadang mereka juga akan ditolak karena memiliki kepribadian yang lemah, kehidupan yang negatif, hilangnya kekuatan dalam menggunakan semua komponen-komponennya, baik dalam keadaan hina maupun mulia.
Apabila kasih sayang yang dicari oleh seorang pemudi tidak dirasakan di dalam rumah ayahnya, maka mereka akan mencari kasih sayang itu dengan kehausan garam di luar dinding rumah untuk menyelamatkan dirinya agar dapat merasakan kenimkatan dengan cara apapun.
Berikut ini akan dipaparkan metode-metode pendidikan yang diterapkan Islam dalam cara mendidik anak yang baik dan benar, sebagaimana pengetahuan penting untuk menjelaskan cara yang harus ditempuh oleh para ayah dan ibu dalam mendidik anaknya selama ini.
- Adanya kesepakatan pandangan di antara orang tua untuk mendidik dan mengarahkan anak-anaknya, sehingga tidak ada kesalahpahaman di antara ayah dan ibu dalam mengasuh mereka. Karena segala kekurangan dalam pendidikan dapat mengakibatkan fatal bagi sang anak.
- Adanya suri tauladan yang baik dari kedua orang tua. Karakter anak itu tergantung dari kepribadian ayahnya. Abdullah bin 'Umar berkata:
"Pada suatu hari ibuku dan Rasulullah shallallabu 'alaihi wa sallam. duduk di rumah untuk membicarakan sesuatu, kemudian ibuku berkata: "Adakah sesuatu yang ingin aku berikan padamu." Kemudian Rasulullah shallallabu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya: "Apa yang hendak kamu berikan kepadanya." Dia menjawab: "Aku ingin memberikan kepadanya sebuah kurma." Kemudian Rasulullah shallallabu 'alaihi wa sallam. bersabda kepadanya, "Jika sekiranya kamu tidak memberikan kepadanya kurma itu maka telah tertulis buatmu suatu kebohongan." (Hadits riwayat Abu Dawud dan al-Baihaqy dalam bab tentang Cabang Iman) Seorang penyair berkata:
Seorang anak tumbuh tergantung kedua orang tuanya
Sebagaimana pohon tumbuh tergantung pada akarnya
- Orang tua hendaklah berbuat adil di antara anak anaknya. Seorang ayah tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain, baik terhadap anak dari istrinya yang pertama atau tehadap anak dari istri yang keduanya.'
Oleh karena itu, bentuklah anak-anakmu sampai derajat yang mulia dan ketahuilah di antara sekian banyak dosa yang telah dilakukan oleh ayah adalah dalam memberikan hak-hak mereka. Maka dari itu, hendaklah seorang ayah mengajarkan bahwa perbedaan di antara anak-anaknya tanpa alasan syara' dapat menimbulkan rasa dendam di antara mereka. Dengan demikian, hendaklah seorang ayah tidak boleh memutuskan tali silaturrahmi di antara mereka sebagaimana firman Allah:
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. " (Qs. Muhammad (47): 22-23)
Oleh karena itu, hendaklah seorang ayah berinisiatif untuk menyambung silaturrahmi sehingga setelah matinya dapat mengikat anak-anaknya dalam kemaslahatan tanpa harus diperintah.
Dari Nu'man bin Yasir radhiyallaahu 'anhu, bahwasanya saya pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Sesungguhnya saya telah menjaga diet anakku." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berilah makan anakmu seperti ini?" Ia menjawab, "Tidak." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda lagi, "Kembalilah kepadanya." Dalam satu riwayat dikatakan: "Bertakwalah kalian kepada Allah dan berbuatlah adil pada anak-anak kalian." Dalam riwayat lain dikatakan, "Jika kamu tidak mengizinkanku maka aku tidak akan melakukan ketidakadilan." Riwayat lain lagi mengatakan: "Kamu tidak akan melihatku bertindak tidak adil."
- Bagi orang tua yang mulia hendaklah berpegang teguh pada kejujuran yang juga harus diikuti oleh anak-anaknya. Dan akhlak yang jelek hendaknya dijauhi. Air tawar itu tetap terasa tawar (mineral) sampai bercampur dengan air garam, maka jadilah ia air garam (asin).
Penyair berkata:
Barangsiapa suatu hari bermalas-malasan dalam melakukan penelitian Walaupun dalam keadaan prima tetaplah penelitiannya tidak akan berhasil.
- Hendaklah orang tua waspada agar pertentangan di antara mereka tidak terdengar oleh anak-anak mereka sendiri karena dapat menyebabkan tingkah laku mereka berubah dan bisa melakukan tindakan kejahatan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. " (Qs. An-Nisaa (4): 19)
- Pemisahan tempat tidur di antara anak-anak mereka itu harus dilakukan sedapat mungkin. Bagi anak perempuan secara khusus dianjurkan berpakaian celana panjang ketika tidur.
"Pisahkanlah tempat tidur mereka."
- Biasakanlah anak-anak baik laki-laki maupun perempuan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti membiasakan diri mereka agar anak perempuan tidak memakai pakaian laki-laki dan sebaliknya.
- Anjurkanlah anak-anak agar memuliakan A1 Qur'an, buku-buku yang dibaca mereka dan sesuatu yang dapat mempengaruhi pembentukan pola pikir mereka.
- Tempalah kepribadian, seperti bagaimana bertanggung jawab, bermusyawarah dalam berpendapat dan sebagainya.
- Pada usia remaja, ajaklah anak itu untuk berdiskusi dengan logika dan dan dengan cara apapun yang dapat memuaskan. Dan seorang bapak yang mendidik anaknya dengan keras adalah seperti Saif A1 Hajjaj bin Yusuf yang telah gagal dalam mendidik dan mengarahkan anak-anaknya.
Memang benar, terkadang cara ini sangat tepat di tcrapkan dalam beberapa kesempatan. Akan tetapi hal ini akan mendatangkan sisi negative apabila hanya diterapkan satu cara saja.
- Berikanlah perhatian sungguh-sungguh kcpada anak-anak untuk mempergunakan kemampuan mereka, khususnya pada masa-masa remaja, dan memotivasi keberanian mereka untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga dan membaca. Selain itu, berilah mereka kesibukan di waktu-waktu kosong mereka. Jika kita tidak memberikan kesibukan kepada mereka dengan kesibukan yang baik, maka mereka akan melakukan kejahatan, sehingga sedikit pun kita tidak akan memberikan peluang kcpada mereka untuk menyimpang.
Metode Islam dengan jalan seperti di atas telah berlalu.
'Umar radhiyallaahu 'anhu. Berkata, "Ajarkan anak-anakmu berkuda, memanah, berlari dan memperindah syairnya."
- Anak-anak memiliki hak terhadap bapak mereka. Di antara hak mereka adalah duduk-duduk bersama untuk berdiskusi dan berdebat mengenai kehidupan orang-orang yang mendapatkan petunjuk syari'at kita yang lurus dan agung.
Posting Komentar untuk "Cara Mendidik Anak yang Baik Berdasarkan Islam"