Pengertian Musibah dalam Agama Islam
Berdasarkan Islam, musibah mempunyai pengertian yang tersendiri. Musibah itu tidak selamanya dapat diartikan sebagai alamat murka Allah. Begitu pula dengan nikmat, tidak selamanya sebagai pertanda mendapat keridhaan Allah. Tetapi, bahagia dan musibah kedua-duanya merupakan Sunnatullah terhadap makhluknya Allah SWT bermaksud menguji iman seorang mukmin dengan kebaikan dan kejelekan, agar dengan ujian ini Allah dapat mengetahui sampai di mana kebenaran imannya.
Hal ini telah dituturkan oleh Allah dalam firman-Nya:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. 29 : 2 – 3).
Manusia tidak hanya cukup mengatakan iman di mulut, kemudian menjadi orang yang terdekat dengan Allah sebelum mengalami ujian terlebih dahulu. Sebagai sunatullah, Allah menguji orang-orang terdahulu dengan beban-beban dan sebagai macam ujian untuk menguji kadar iman mereka.
Untuk itu Allah telah berfirman :
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu kembalikan”. (QS. 21 : 35).
Rasulullah SAW dalam hal ini pernah bersabda :
عجبا لأمر المؤمن ان أمره كله خير وليس ذلك لأحد الا المؤمن ان اصابته مراء شكر فكان خيرا له وان اصابته ضراء صبر فكان خيرا له (رواه مسلم
“Orang-orang beriman itu memang sangat mengherankan semua perkaranya serba baik, dan tak ada seorang pun yang seperti orang yang mukmin. Apabila dianugerahi kesenangan ia bersyukur, dan apabila tertimpa musibah, ia berlaku sabar. Hal inilah yang menjadikan dia selalu dalam keadaan baik”( Hadits riwayat Muslim).
Adakalanya suatu musibah itu merupakan peringatan bagi orang-orang yang berbuat dosa, agar mereka sadar kembali kepada ketaatan dan kebenaran.
Hal ini telah dinyatakan Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (QS. 6 : 42).
Di dalam ayat tersebut, Allah menceritakan perihal orang-orang terdahulu kepada nabi Muhammad SAW, bahwa Allah telah mengutus beberapa utusan kepada mereka. Tetapi mereka tidak mau menuruti petunjuk para Rasul tersebut. Akhirnya, Allah menurunkan malapetaka kepada mereka, agar mau sadar dan kembali berbakti kepada Allah.
Posting Komentar untuk "Pengertian Musibah dalam Agama Islam"