Ingkar Kepada Allah

Allah telah mengancam orang-orang kafir dengan siksaan yang keras di akherat kelak di samping nasib jelek di dunia. 

Firman Allah : “Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akherat, dan mereka tidak memperoleh penolong”. (Q.S. 3 : 56). “Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)”. (Q.S. 33 : 64). 

Apakah pengertian kufur? Dan bagaimana tanggapan Al-Qur’an mengenai hal tersebut? Kufur adalah lawan kata syukur terhadap nikmat yang telah dianugerahkan Allah, sesuai dengan firmannya : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (Q.S. 14 : 7). 

Manifestasi syukur terhadap nikmat yang telah dianugerahkan Allah adalah taat tehadap perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan Allah, serta selalu memuji-Nya. Adapun pengertian ingkar terhadap nikmat ialah menggunakan kenikmatan tersebut di jalan maksiat dan perbuatan yang paling dilarang. Tetapi istilah kufur ini pada galibnya dipakai oleh Al-Qur’an sebagai lawan kata iman. Dengan demikian, maka kufur berarti mengingkari adanya Allah. 

Allah telah berfirman : “Maka barang siapa yang ingin (beriman) hndaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kufur) biarlah kafir”. (Q.S. 18 : 29). 

Dengan demikian maka jelas, bahwa makna kufur yaitu lawan kata iman. Sebab, segala sesuatu akan tampak jelas manakala disebut bersamaan dengan lawan katanya. 

Pengertian iman adalah mengakui adanya Allah swt. dan membenarkan apa yang diterima Rasulullah dari Allah swt. Dalam hal ini tidak dipekenankan bagi seorang yang mengaku beriman hanya percaya kepada sebagian apa yang diperintahkan Allah swt. atau mengingkari sebagiannya. Maka, siapa saja yang berlaku demikian ia telah melakukan kekafiran (kufur), sebab sama sekali tidak ada pertalian antara iman dan kafir. 

Pengertian kufur adalah mengingkari adanya Allah dan tidak membenarkan apa yang datang kepada Nabi Muhammad, baik sebagian daripadanya atau secara keseluruhan. Perbuatan kufur mempunyai berbagai macam corak, yang hal ini telah dinyatakan di dalam Al-Qur’an, di antaranya : 

1) Persoalan yang bertalian dengan masalah ketuhanan, seperti ingkar terhadap adanya Yang Maha Pencipta (Allah). Di dalam Al-Qur’an dikatakan : “Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman”. (Q.S. 3 : 8) 

2) Mensifati Allah dengan sifat yang seharusnya tidak ada pada Allah. Atau perbuatan yang menjadikan sebagian para Rasul sebagai Tuhan. Kadang-kadang suatu pernyataan yang mengatakan bahwa Allah berjasad (bertubuh seperti manusia), mempunyai tempat tinggal, Allah tidak berkuasa terhadap makhluk-Nya atau mengatakan bahwa Allah tidak berbuat adil di dalam menentukan hukum. 

Orang-orang yang termasuk kategori kafir adalah penganut Atheisme, kaum Zindik, penyembah berhala, penganut agama majusi dan agama-agama lain yang bertuhan banyak, atau yang menjisimkan tuhan. 

Di dalam Al-Qur’an dikatakan : “Yang demikian itu adalah karena kaum kafir apabila Allah saja disembah”. (Q.S. 40 : 12). “Dan barang siapa yang menyembah tuhan lain di samping Allah, padahal tidak suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung”. (Q.S. 23 : 117). 

Termasuk perbuatan kufur adalah hal-hal yang bertalian dengan masalah kenabian. Seperti mengingkari adanya para nabi, atau tidak percaya dengan apa yang diterima mereka dai Allah dengan cara mutawatir, membeda-bedakan para Nabi, atau beriman terhadap sebagian dan mengingkari sebagian lainnya. 

Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara Allah dan Rasul-Nya dengan mengatakan : ‘Kami beriman terhadap sebagian, (dari rasul itu), dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain), serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (lain) di antara yang demikian (iman atau kafir), makalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya”. (Q.S. 4 : 150-151). 

Termasuk di dalam kategori kufur, yaitu orang-orang yang menganut agama baru atau orang-orang yang mengingkari kenabian Muhammad sebagai pamungkas para nabi dan rasul, dan risalahnya. Dalam hal ini Al-Qur’an telah membicarakan secara khusus mengenai kaum Yahudi yang sebelum Islam lahir telah mengakui kenabian Muhammad (berdasar kitab mereka), tetapi setelah Islam lahir, kaum Yahudi mengingkarinya dengan sikap sombong : 

“Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepada-Nya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” (Q.S. 2 : 89). 

Disamping itu, termasuk pula di dalam kategori orang-orang kafir, mereka yang mengingkari Al-Qur’an sebagai kalamullah. 

Firman Allah : “Katakanlah : ‘Bagaimana pendapatmu jika (Al-Qur’an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya”. (Q.S. 41 : 52) 

Al-Qur’an juga menetapkan kepada kategori kafir, orang-orang yang mengingkari hari pertemuan dengan Allah nanti di hari akhir, dan orang-orang yang mengingkari hari pembalasan sesuai dengan perbuatan manusia selama di dunia. Apabila perbuatan itu baik, maka balasannya pun baik, dan apabila perbuatannya itu tidak baik, maka balasan yang akan diterima juga tidak baik dan akan mendapatkan siksa dari Allah swt. 

Firman Allah : “Orang-orang kafir menyangka, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan”.(Q.S. 64 : 7) Pada ayat lain, Allah telah berfirman sehubungan dengan sikap mereka : “Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”. (Q.S. 30 : 8). 

Kategori kafir lainnya adalah orang-orang yang tidak mau melaksanakan hukum-hukum Islam, padahal mereka mampu mengerjakannya. 

Firman Allah : “Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir”. (Q.S. 5 : 44). 

Orang-orang yang mengingkari adanya Allah dan syari’at-Nya serta mengingkari para utusan-Nya dan hari kiamat, atau mereka hanya sibuk mengejar kenikmatan duniawi, akan mengakibatkan manusia bersikap egois dan berbuat sekehendak hati, demi memuaskan nafsu pribadinya. 

Al-Qur’an telah memberikan gambaran kepada kita mengenai ciri khusus perbuatan orang-orang kafir : “Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang di dunia dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka”. (Q.S. 47 : 12) 

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan) : ‘Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniamu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan adzab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”. (Q.S. 46 : 20) 

Manusia adalah ciptaan Allah, kemudian Allah meniupkan ruh, dan Allah memerintahkan kepada para malaikat agar bersujud kepada manusia (Adam) yang pada asalnya mempunyai karakteristik yang dimuliakan Allah melebihi makhluk-makhluk lainnya. Tetapi karena kecenderungan manusia justru kepada sikap pengingkaran dan selalu menuruti hawa nafsu, maka kebaikan yang ada itu menjadi pudar. Dan sebagai akibatnya, mereka akan menerima siksaan pedih di hari kiamat kelak, disamping mendapat penghinaan karena pengingkarannya itu.

Posting Komentar untuk "Ingkar Kepada Allah"