Taubat Berdasarkan Pandangan Agama Islam


Pengertian taubat menurut bahasa, berarti kembali. Dan kata taubat ini adalah kata sifat yang bisa dipakai oleh Tuhan dan manusia. Apabila dikatakan : “Si fulan telah bertaubat kepada Tuhannya”, berarti ia telah kembali kepada Tuhannya. Sebab, orang yang melakukan kesalahan berarti lari dari rahmat Allah. Apabila seseorang meninggalkan semua perbuatan dosa, berarti ia kembali kepada-Nya.
Apabila dikatakan : “Si fulan telah mendapat taubat (ampunan) dari Allah swt.”, berarti Ia kembali memberikan ampunan-Nya kepada si Fulan dengan rahmat dan kemurahan-Nya.
Secara terminologis, taubat mencakup tiga syarat : (1) meninggalkan perbuatan dosa, (2) menyesali perbuatannya, (3) bertekad tidak akan melakukannya kembali.
Salah satu unsur taubat adalah rasa penyesalan. Sebab, rasa ini mempunyai pengaruh yang sangat besar di dalam merubah sikap seseorang dari keadaan jelek menjadi baik. Sebab, rasa menyesal ini akan menampakkan bahaya dosa di mata pelakunya, di samping siksaan yang bakal diterimanya, dan akibat jelek yang akan menimpanya.
Taubat adalah penyesalan yang benar. Dan taubat mendorong seseorang untuk merubah tingkah lakunya yang dipenui dengan dosa menjadi bersih dan baik kembali.
Karena itu Rasulullah saw. Bersabda :
اَلنَّدْ مُ تَوَْبَةٌ
Penyesalan adalah taubat”.1
Melakukan taubat wajib bagi setiap orang yang pernah bebuat dosa, apabila ia benar-benar merasa takut kepada Allah dan hari akhir.
Allah berfirman :
Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.(Q.S. 49 : 11).
Allah swt. telah membagi orang-orang yang berbuat dosa menjadi dua bagian : (1) orang-orang yang telah bertaubat, dan (2) orang-orang zhalim. Orang-orang zhalim adalah orang-orang yang tidak pernah mau bertaubat.
Allah memerintah kepada kaum beriman agar bertaubat karena taubat akan membawa mereka ke arah kebahagiaan dan keberhasilan.
Allah berfirman :
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung’. (Q.S. 24 : 31).
Kemudian Allah mengklasifikasikan taubat sebagai pelebur dosa sebagaimana tersebut di dalam firman-Nya :
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.(Q.S. 66 : 8).
Rasulullah bersabda :
اَلتاّئِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ (رواه ابن ماجه)
Orang yang telah bertaubat seperti orang yang tak mempunyai dosa”.2
Allah telah mengutamakan keutamaan taubat di dalam firman-Nya :
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri”.(Q.S. 2 : 222).
Berdasarkan kesaksian ayat-ayat di atas, orang-orang yang telah bertaubat akan mendapatkan kesayangan dari Allah swt. Dan Allah membuka pintu secara terbuka pintu taubat bagi mereka yang telah melakukan dosa. Oleh karena itu, di dalam masalah dosa tidak ada istilah “telah terlanjur basah” (tidak mau bertaubat). Tetapi setiap pelaku dosa mendapatkan kesempatan untuk merubah jalan hidupnya dari tidak baik menjadi baik.
Karenanya, Allah berfirman :
Katakanlah : ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rohmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. 39 : 53).
Selaras dengan pengertian ayat tersebut, Nabi saw. bersabda :
Seandainya kamu berbuat dosa sampai dosamu itu mencapai langit (karena banyaknya), kemudian kamu meminta taubat kepada Allah, niscaya Allah akan mengampunimu”3
Taubat yang diterima oleh Allah ialah taubat yang dilakukan sebelum mendekatnya saat kematian. Sehingga terdapat tenggang waktu pelaku dosa untuk memperbaiki kesalahannya dan merubah jalan hidup yang salah kepada jalan yang benar. Jadi, pengampunan dosa itu tergantung pada perbuatan baik yang dilakukan oleh pelaku dosa setelah taubat sebagai bukti konsekuensinya dan sebagai penghapus dosa yang pernah dilakukannya.
Adapun mengenai orang-orang yang secara terus-menerus bergelimang di dalam lautan dosa, dan selalu menyambung perbuatan dosa dengan perbuatan dosa lainnya, dan ajal telah mendekat, maka taubatnya tidak akan diterima. Sebab, mereka adalah orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Allah dan pengampunan-Nya.
Kasus seperti inilah yang diceritakan di dalam Al-Qur’an di dalam dua ayat sebagai berikut :
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilannya (kebodohannya), yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: ‘sesungguhnya saya bertaubat sekarang.’ Dan tidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih”. (Q.S. 4 : 17-18).
Di dalam agama Islam, melakukan taubat dan amal saleh adalah dua sarana untuk memperoleh ampunan dai Allah swt. untuk itu Allah menjadikan amal saleh sebagai salah satu sarana untuk menghapuskan dosa selain daripada taubat.
Allah berfirman :
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar”. (Q.S. 20 : 82).
.....kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. 25 : 70).
Rasulullah saw. telah bersabda selaras dengan pengertian ayat-ayat tersebut :
اِتَّّقِ اللهَ حَيْثُماَ كُنْتَ وَاَتْبِعِ السَِّيّئَةِ الْحَسَنَةَ تَمْحُهاَ (رواه الترمذي)
Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan berbuat baiklah sesudah mengerjakan kejelekan, karena pebuatan baik itu akan menghapuskannya”.4
Amal saleh adalah amal yang dapat membawa kebaikan bagi umat manusia, walaupun umat yang sangat sederhana. Dan bagi pelakunya akan mendapatkan pahala di sisi Allah apabila dilakukan dengan niat hanya kepada Allah. Boleh juga dikatakan bahwa setiap amal perbuatan yang membawa missi kasih sayang dan meringankan penderitaan orang lain, walaupun kebaikan terhadap binatang.
Untuk itu, marilah kita dengarkan sabda Rasulullah saw. :
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِىْ بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلىَ الطَّرِيْقٍ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَاللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ (رواه البخارى ومسلم)
Seseorang sedang melangkahkan kakinya di tengah jalan, lalu ia melihat tangkai berduri di tengah jalan, dan segera ia kesampingkan dari jalan tersebut. Untuk itu Allah telah berteima kasih atas perbuatannya, dan Allah segera membeikan ampunan kepadanya”.5
Rasulullah juga bersabda di dalam salah satu haditsnya :
بَيْنَمَا رَجُلُ بِطَرِيْقٍ اِشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطْشُ فَوَجَدَ بِئْرً فَنَزَلَ فِيْهاَ فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَاِذًا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَ مِنَ الْعَطْشِ، فَقَالَ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبُ مِنَ الْعَطْشِ مِثْلَ الَّذِيْ كَانَ بَلَغَ مِنّيِ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأََ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ اَمْثَكَه‘ بِفِيْهِ حَتّى رَقَىَ فَسَقىَ الْكَلْبَ فَشَكَرَاللهُ لَه‘ فَغَفَرَلَه‘، قَلُو: يَارَسُوْلُ اللهِ، وَاِنَّ لَناَ فِى الْبَهَا ئِمِ اَجْرًا؟! فَقَالَ: فِى كُلِّّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرٌ(رواه مسلم)
Seorang laki-laki sedang melakukan perjalanannya; di tengah jalan ia merasakan sangat haus; ia menemui sebuah sumur lalu segera turun ke dalamnya dan minum air secukupnya, kemudian ia keluar dari dalam sumur tersebut. Tiba-tiba di luar sumur ia melihat seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya karena kehausan, dan anjing itu hanya dapat memakan debu yang basah. Lelaki tersebut mengatakan di dalam hatinya : ‘Kasihan anjing ini, yang mengalami kehausan sebagaimana saya tadi’. Maka seseorang tersebut segera turun lagi ke dalam sumur, kemudian khuf-nya (kaos kakinya) diisi dengan air penuh. Khuf itu dipegang dengan mulutnya (digigit) ke luar sumur, dan segera memberi minum kepada anjing tersebut. Atas perbuatannya tersebut Allah berterima kasih kepadanya dan memberikan ampunan. Para sahabat bertanya “ ‘Wahai Rasulullah! Apakah terhadap binatang juga diberi pahala?’ Rasul menjawab : ‘Pada setiap hewan yang mempunyai hati basah terdapat pahala’.”6.
1 Hadits riwayat ibnu Majjah
2 Hadits riwayat Ibnu Majjah.
3 Hadits riwayat Ibnu Majjah
4 Hadits riwayat At-Turmudzi.
5 Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.
6 Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

Posting Komentar untuk "Taubat Berdasarkan Pandangan Agama Islam"