Dalam ajaran dan pandangan Islam setiap bayi yang lahir ke dunia adalah suci, bersih, tidak membawa dosa dan aib. Bayi yang baru lahir ke dunia bahkan membawa potensi yang sangat luar biasa, yaitu potensi kebenaran yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh firman Allah di dalam Al-Qur’an
وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا ٧ فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨ قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠
Artinya: Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. As-Syams [91]: 7-10)
Pada Ayat dari firman Allah di atas menerangkan bahwa seorang jabang bayi sudah diberikan potensi untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sejak lahir meski kita melihat mereka dalam keadaan lemah, telanjang, tak berdaya, dan belum mempunyai kemampuan apa-apa. Sekalipun dari segi fisik bayi yang baru lahir hanya dapat menangis, namun dari segi kerohanian Allah SWT sudah membekali mereka nilai-nilai ketuhanan yang dapat mengantarkan mereka ke jalan yang benar.
Baca juga
Firman Allah SWT di dalam AL-Qur’an
Renungkanlah firman Allah SWT berikut ini:
۞ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٖ ضَعۡفٗا وَشَيۡبَةٗۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ ٥٤
Artinya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Ar-Rum [30]: 54)
Dari firman Allah di atas, menerangkan bahwa manusia pada awal kelahirannya begitu lemah. Setelah menginjak usia remaja dan dewasa, manusia menjadi kuat dari segi fisik. Namun, setelah melewati masa dewasa, pada umumnya manusia kembali menjadi lemah seperti baru dilahirkan dan menjadi pikun. Hanya orang-orang tertentu yang secara mental tidak mengalami kepikunan, antara lain, mereka yang di dunia ini tidak pernah lepas dari membaca Al-Qur’an.
Secara spiritual, manusia atau dalam hal ini bayi yang baru lahir telah dibekali oleh Allah SWT potensi keilahian. Bahkan, setiap manusia pada dasarnya telah mengikat janji hanya akan menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini dijelaskan oleh firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an berikut ini:
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS.A1-A’raf[7]: 172)
Baca juga
Pada firman Allah SWT di atas, menerangkan kepada kita bahwa manusia atau bayi yang baru lahir sudah mempunyai jiwa yang sempurna dan telah dibekali potensi ketuhanan sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akan tetapi, setelah mengalami kehidupan berikutnya, atau ketika memasuki masa akil balig dan dewasa kebanyakan manusia berpaling dari jalan yang benar. Mengapa bisa begitu? Wallahu a’lam
Posting Komentar untuk "Kelahiran Bayi Membawa Potensi Anugerah Ilahi"