Memaknai Sholat dengan Batin

Apakah arti memaknai sholat dengan batin? Menurut Imam Al-Ghazali, makna batin dalam Sholat mempunyai banyak ungkapan, akan tetapi secara ringkas beliau Imam Ghazali merangkumnya ke dalam dalam enam perkara. Enam perkara tersebut adalah kehadiran atau menghadirkan hati, kefahaman atau taffahum, rasa hormat atau ta’dzim, rasa takut yang bersumber dari rasa hormat atau haibah, pengharapan atau raja’ dan rasa malu atau haya.

Apa maksud dari keenam perkara dalam sholat dengan hati atau batin?

Menghadirkan hati

Sholat dengan menghadirkan hati mempunyai makna mengosongkan dan menjaga dialog hati dari semua hal dan perkara yang tidak ada kaitannya dengan amalan yang sedang dikerjakan. Demikian juga dengan pikiran, juga tidak boleh memikirkan dari selain perbuatan dan hati, yang sedang terkait dengan amalan.

Faktor penyebab kehadiran atau menghadirkan hati adalah perhatian utama atau himmah. Dengan perkataan lain adalah bahwa hati bisa hadir apabila ada undangan kepada  yang  menjadi perhatian utama. Kehadiran atau menghadirkan  hati akan  terwujud manakala perhatian utama diarahkan kepada setiap perilaku.

Perhatian utama dapat terarah apabila kita dapat mengetahui secara jelas tujuan yang akan kita capai dan kita cari yaitu Allah swt. dan merupakan saran menuju kepada Allah swt. secara logika akal sehat akan berkata : bagaimana mungkin hati tidak hadir sedangkan yang ada di hadapan kita adalah Raja Diraja pencipta alam dan seisinya, yang mana ditangan-Nya lah segala kekuasaan, kerajaan, bahaya dan manfaat.

Kehadiran hati hendaknya bukanlah sebuah keterpaksaan saja dan juga bukan hal yang diusahakan, karena hati akan hadir kepada perhatian utama. Ketidakhadiran hati dalam perilaku disebabkan karena perhatian utama tidak tertuju kepada hal yang menjadi perhatian utama. Apabila demikian, maka hati akan tertuju kepada perhatian-perhatian nafsu duniawi.

inilah yang disebut dengan kelalaian, karena bagaimana bisa kita sedang bermunajat menghadap kepada Allah swt., sedangkan hati kita tidak menghadap kepada Allah swt.

Kefahaman atau tafahhum

Kefahaman atau tafahum dapat diartikan sebagai peliputan hati yang mengetahui dengan betul dan benar setiap lafadz dan gerakan dalam ibadah Sholat. Pengetahuan dari pelaku sholat terhadap setiap ucapan atau lafadz, gerak dalam yang terbenam dalam lubuk hati akan dapat memancarkan sebuah hikmah akhlakul karimah dalam kehidupan. Di Dalam lafadz dan gerak sholat yang dikendalikan oleh kehadiran hati akan dapat mengendalikan akal dan fikiran dalam setiap ucapan serta gerak itu sendiri.

Agar dapat menerapkan kefahaman atau tafahum dalam sholat adalah dengan cara menghadirkan hati yang disertai dengan konsentrasi dalam berfikir dan kesiagaan untuk tidak menerima berbagai pikiran liar yang melintas. Untuk dapat menolak berbagai lintasan pikiran yang menyibukkan ialah dengan cara membebaskan diri dari penyebab-penyebab yang dapat membuat pikiran tertarik kepada hal-hal tersebut. Barangsiapa yang mencintai sesuatu pasti akan banyak mengingatkannya. Maka dengan dengan demikian ingatan yang kepada yang dicintai pasti akan melanda hati.

Rasa hormat

Rasa hormat atau ta’dzim akan hadir dan muncul dari ma’rifah kepada kemuliaan dan keagungan dari Allah swt. Siapa yang tidak diyakini keagunganNya maka jiwa tidak akan mau mengagungkanNya. Buah dari ma’rifah kepada Allah swt. akan membuahkan khusyu’ ketundukan kepada Allah swt.

Di samping ma’rifat kepada Allah, sebab lain yang dapat menimbulkan rasa ta’dzim adalah ma’rifat atau mengetahui dan mengenal akan kehinaan diri, bahwasanya manusia tidak memiliki kuasa apapun.

Buah dari kedua ma’rifat ini akan menghasilkan rasa tidak berdaya dan pasrah,  maka dengan demikian akan menghasilkan rasa hormat atau ta’dzim kepada Allah swt.


Rasa takut yang bersumber dari rasa hormat

Rasa takut adalah suatu keadaan jiwa yang lahir dan tumbuh dari ma’rifatullah akan kekuasaan Allah swt, akan hukuman-Nya, akan pengaruh kehendak Allah swt kepada dirinya. Semakin dalam dan tinggi pengetahuan dan ma’rifat seseorang terhadap Allah swt. akan menjadikan seseorang semakin takut kepada Allah swt.

Penuh Pengharapan atau Raja’

Harapan atau pengharapan akan muncul karena telah adanya keyakinan akan janji-janji Allah swt. dan pengetahuan  tentang  keindahan ciptaan-Nya, kelembutan-Nya serta keluasan nikmat-nikmat Allah swt.

Rasa Malu

Rasa atau Perasaan malu akan muncul dan hadir dari perasaan serba kekurangan dalam mengerjakan amal beribadah dan juga dari pengetahuan diri akan ketidakmampuan diri dalam menunaikan hak-hak Allah swt.

Rasa malu ini akan semakin kuat dan tinggi dengan mengetahui kekurangan, cacat dirinya, kurang ikhlas dalam menjalankan beribadah, keburukan batinnya serta kecenderungan terhadap kehidupan duniawi dalam perbuatan ibadahnya.

Di samping itu rasa atau perasaan malu dapat juga muncul dan disebabkan karena pengetahuan bahwa Allah swt. adalah Maha Mengetahui segala rahasia dan lintasan hati sampai yang sekecil-kecilnya.

Kesimpulan Makna Sholat dengan Batin

http://islamiwiki.blogspot.com/

Demikian makna sholat dengan batin. Mari kita memohon kepada Allah swt. dengan petunjuk dan hidayah-Nya kita dapat menjalankan makna sholat dengan batin. Amin...

Posting Komentar untuk "Memaknai Sholat dengan Batin"