Sifat malas merupakan sifat merupakan sifat yang tercela dan dilarang dalam agama islam. Oleh karena itu Nabi Muhammad Rasulullah saw. sendiri memohon kepada Allah swt. agar terhindar dan dijauhkan dari sifat malas. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang berbunyi sebagai berikut :
اَللهُمَّ اِنِّيْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ، وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَاوَالْمَمَاتِ (رواه مسلم
Artinya : Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu (agar terhindar) dari kelemahan, kemalasan, ketakutan dan aku berlindung pula kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah sewaktu hidup dan menjelang mati. (H.R. Muslim)
Pengertian malas adalah enggan dan tidak mau belajar, tidak mau bekerja serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Orang yang pemalas adalah mereka selalu membayangkan hal-hal yang indah yang tidak mungkin sesuatu yang indah itu datang dengan sendirinya. Orang malas umumnya tidak mau menyingsingkan lengan baju mereka, tidak mau mengeluarkan dan memeras keringat, tidak mau bekerja, tidak mau berusaha, tidak mau menggunakan tenaga dan pikirannya untuk menuju hal yang positif yang pada akhirnya mereka menderita secara jasmani dan juga rohani.
Karena orang pemalas ini menderita dan sakit secara jasmani dan juga rohani, merekapun berani mengolok-olok kepada Tuhan, menyangka Tuhan tidak bijaksana dan tidak adil dan lain sebagainya.
Melawan Malas dengan rajin, dan memperoleh kemampuan berdiri sendiri
Dari keterangan hadits di atas hendaknya kita sebagai generasi bangsa dan juga sebagai umat Nabi
Muhammad dan hamba Allah, kita harus menjauhi dan menghindari sifat malas dan pemalas.
Kebalikan dari sifat pemalas adalah sifat rajin. Rajin belajar, rajin bekerja, rajin berusaha agar mampu berdiri sendiri yang artinya adalah tidak tergantung dengan orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain. Kita dikatakan dapat berdiri sendiri dengan dasar memiliki kemauan keras dalam belajar dan berusaha serta dengan tekad bahwa membiayai diri sendiri adalah merupakan kewajiban bagi setiap manusia.
Dalam untaian kata pepatah Arab yang artinya : "Mampu berdiri sendiri, merupakan pangkal segala keberhasilan". Untuk memperoleh kemampuan diri sendiri, maka perlu mengetahui beberapa hal sebagai berikut :
- Batas diri
- Cinta kepada diri sendiri
- Menghormati diri sendiri
Tahu Batas Diri
Tahu batas diri sendiri artinya adalah mengetahu batas ilmu, batas kekuatan akal, batas kekuatan anggota tubuh, batas harta bendanya, batas tingkat dan derajat kebesaran, batas kelebihan yang dimiliki terhadap orang lain dalam segala hal, perkara dan kepentingan.
Seseorang yang mengetahui batas dirinya sendiri dapat terlihat dalam tutur bahasa, dalam perbuatannya dan dalam budi pekertinya. Seseorang tersebut berkata kepada siapa saja menurut apa yang ia ketahui. Ia berkata kepada siapa saja, apa-apa yang ada pada dirinya, bukan apa yang ada pada diri orang lain.
Cinta kepada diri sendiri
Adalah selalu mengusahakannya agar dapat mencapai kebaikan serta kebajikan, dan juga menolak apa-apa yang dapat mencelakakan dan merusak serta menyusahkan dirinya. Kasih sayang kepada diri sendiri merupakan pangkal dan dasar kebahagiaan yang sempurna adalah panjang umur dalam taat kepada Allah swt. Sebagaimana dalil hadits Nabi Muhammad saw :
اَالسَّعَادَةُ كُلُّ السَّعَادَةِ طُوْلُ فِىْ طَاعَةِ اللهِ
Kebahagiaan yang paling sempurna adalah panjang umur dalam taat kepada Allah.
Menghormati diri sendiri
Adalah mengerjakan dan melaksanakan pekerjaan serta perbuatan yang orang lain akan menghormatinya, misalnya bertindak dan bertingkah laku sopan santun dalam berkata-kata, taat kepada kedua orang tua, berperangai baik. Mulut dan lidah selalu terjaga, tidak suka mencela, menghina dan memaki orang lain, tidak suka mengadu domba dan mengumpat. Apabila datang dan ada kebenaran dari siapapun meskipun dari orang yang statusnya lebih rendah, hatinya tidak segan untuk menerima sebagaimana dia tidak segan menolak kebatilan walaupun datangnya dari orang besar. Perbuatan demikianlah sebagai tanda dari menghormati diri sendiri.
Maka jelaslah bahwa sifat malas itu sangat tercela bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu hendaknya dan sebaiknya kita menghindarkan, menyingkirkan diri kita jauh-jauh dari sifat malas dengan cara membangkitkan semangat bekerja, rajin belajar, rajin bekerja dan berusaha dan berusaha memperoleh kemampuan berdiri sendiri dengan cara mengetahui batas diri, cinta kepada diri sendiri dan menghormati diri sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah diiringi dengan doa yang sebagaimana tersebut di atas.
Posting Komentar untuk "Melawan Malas dengan Kemampuan Berdiri Sendiri"