Ketahuilah, maqam nafs pertama dan kedudukannya yang paling rendah adalah stasiun al-mulk (materi) dan azh-zhahir (lahiriah), serta alam keduanya. Nafs di sini berarti kecintaan pada syahwat yang harus dilawan. Maqamnya yang pertama adalah "badan" ini yang di dalamnya terdapat syahwat dan ghadhab. Perwujudannya adalah: Dijadikan indah pada manusia kecintaan pada syahwat...[ QS Alu 'Imran [3]: 14.]
"Pada maqam ini, pancaran dan ( cahaya kegaiban berkilauan" sehingga kita menemukannya "di dalam jasad materi dan rangka lahiriah ini, dan memberinya kehidupan aksidental." Nafs itulah yang mengatur jasad. Dengan nafs, badan mengindera dan hidup. Apabila nafs keluar dari jasad, maka jasad kehilangan penginderaan dan kehidupan. Jadi, kehidupan jasad bersifat aksidental, tidak esensial, karena kehidupan esensial adalah milik nafs, bukan milik jasad. Nafs memberikan kehidupan kepada jasad. "Di dalamnya nafs diperlengkapi dengan pasukan-pasukan. Medan pertempurannya adalah jasad tersebut, sedangkan tentara-tentaranya adalah kekuatan-kekuatan lahiriah yang terdapat di tujuh wilayah materi (al-mulkiyyah)," bukan kemalaikatan (al-malakiyyah). "Yaitu telinga, mata, lidah, perut, kelamin, tangan, dan kaki. Semua kekuatan ini tersebar di tujuh wilayah, yaitu di bawah pengawasan nafs." Namun, nafs dan pada fase ‘aqilahnya tidak diketahui kecuali secara umum. Oleh karena itu, harus meminta bantuan "maqam wahm" untuk mengetahui detailnya. " Wahm adalah pengendali semua kekuatan lahiriah dan batiniah pada nafs. Apabila wahm menguasai kekuatan-kekuatan itu—baik sendiri maupun dengan campur tangan setan—maka ia menjadikannya—yaitu kekuatan-kekuatan tersebut sebagai tentara – tentara setan. Akibatnya, manusia ini menjadi hakikat setan serta termasuk wahana-wahana dan tentara-tentaranya.
Banyak sekali riwayat yang menjelaskan makna tersebut. Amirul Mukminin a.s. berkata, "Mereka menjadikan setan sebagai pemilik urusan mereka, dan dia menjadikan mereka sebagai perangkapnya sehingga dia bertelur dan beranak di dalam dada mereka, merangkak dan berjalan pada pangkuan mereka, memandang dengan mata mereka, berbicara dengan lidah mereka. Kemudian, dia menunggangkan mereka pada perbuatan dosa dan menghiaskan kekeliruan untuk mereka. Itulah perbuatan orang yang dalam kekuasaannya setan telah bersekutu dan berbicara kebatilan pada lisannya.[ Nahj al-Balaghah, khutbah ke-7.]"
"Dengan demikian, kerajaan ini menjadi berada di bawah kekuasaan setan dan di situ tentara ar-Rahman dan akal menjadi kerdil." Namun, tentara ar-Rahman tidak langsung meninggalkan pertempuan. Akan tetapi, mereka terus melawan selama masih ada peluang untuk melakukan perlawanan. Kemudian, kekuatan akal mulai mencela manusia itu atas perbuatan yang dilakukannya yang membawanya ke neraka Jahanam dan ke dalam kebinasaan. Inilah nafs al-lawwamah. Apabila kekuatan akal berkuasa, maka nafs menjadi tenteram dan kembali kepada Tuhannya dalam keadaan ridha dan diridhai. Namun, apabila kekuatan akal keluar dari nafs dengan kekalahan, maka nafs ketika itu perlawanan tentara ar-Rahman berakhir. "Dan ia kalah dan keluar dari alam materi dan alam manusia. Dari situ, ia berhijrah dan kerajaan ini menjadi khusus bagi setan." Di situ, dia bersuka ria dan bermain. Sejak zaman azali ia telah bersumpah untuk menjadi musuh manusia dan berjalan mengikuti alirah darahnya untuk mengeluarkannya dari rahmat Tuhannya ke tempat-tempat hukuman dan siksaan. "Adapun apabila wahm tunduk pada kekuasaan akal dan syariat maka gerak dan diamnya terikat dengan aturan, akal, dan syariat." Sebab, kekuatan wahm akan dikuasai akal dan seluruh tentaranya berubah menjadi tentara ar-Rahman. "Dengan demikian, kerajaan ini menjadi kerajaan ruhaniah dan 'uqalaniyyah, serta setan dan bala tentaranya tidak menemukan kesempatan untuk menghadapinya."
Terdapat penjelasan indah yang disebutkan guru kami, Syaikh Hasan Zadih al-Amuli, berkaitan dengan kekuatan-kekuatan ini. Ia berkata, “Pintu surga ada delapan dan pintu neraka ada tujuh. Indera lahiriah manusia ada lima, ditambah khayal dan wahm menjadi tujuh. Apabila tujuh kekuatan ini tunduk pada kekuatan akal, maka menjadi delapan pintu surga. Namun, apabila tidak tunduk pada kekuatan akal maka menjadi tujuh pintu neraka."
Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (para pengikut setan) semuanya, jahanam itu memiliki tujuh pintu. Setiap pintu [telah ditetapkan] untuk golongan yang tertentu dari mereka [QS al-Hijr [15]: 43-44.].
Banyak riwayat menjelaskan pengertian ini. Riwayat yang menyebutkan jumlah pintu surga adalah yang datang dari Amirul Nukminin a.s., "Sesungguhnya surga memiliki delapan pintu; satu pintu adalah tempat masuk para nabi dan shiddiqun, satu pintu adalah tempat masuk para syuhada dan orang-orang salih, sementara lima pintu lainnya adalah para pengikut (syiah) dan para pencinta kita. Aku senantiasa berdiri di atas ash-Shirath seraya berdoa dan berkata, 'Ya Tuhanku, selamatkanlah pengikut, pencinta, dan pembelaku, serta orang yang berwali kepadaku di dunia.' Tiba-tiba ada seruan dari pelataran Arsy, 'Doa dan syafaatmu kepada pengikutmu telah dikabulkan.' Setiap orang dari pengikutku, orang yang berwali kepadaku, pembelaku, dan orang yang memerangi musuhku memberikan syafaat dengan satu perbuatan atau ucapan kepada tujuh puluh ribu tetangga dan kerabatnya. Sementara itu, satu pintu sisanya adalah tempat masuk kaum Muslim lain yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan di dalam hatinya tidak ada sebesar atom pun kebencian kepada kami, Ahlul Bait.[ 'Ilm at-Yaqln, karya al-Faydh al-Kasyani, jil. 2, hal. 1016.]"
Tidak hilang persangkaan dari Anda bahwa setiap orang yang mengaku pengikut Syiah adalah orang Syiah yang sebenarnya. Akan letapi, oang Syiah adalah orang yang memiliki sifat-sifat yang disebutkan Ahlul Bait a.s. kepada para pengikut mereka yang benar.
Posting Komentar untuk "Kecintaan Pada Maqam Syahwat dan Akibatnya"