Definisi dan pengertian kekuatan Gadhab. Kekuatan ghadhab adalah merupakan kekuatan yang menjadi sumber kemunculan perbuatan-perbuatan binatang buas, seperti marah dan benci. Berbagai bentuk gangguan [Ibid] ditimpakan kepada orang lain dari maujud ini, yang di dalamnya kekuatan ini bercampur dengan kekuatan-kekuatan yang lain.
Tujuan dan faedahnya kekuatan gadhab
Kekuatan ini memiliki dua faedah penting sebagai berikut.
- Pertahanan. Kekuatan ghadhab merupakan sumber diperolehnya perlindungan dan gairah pada seseorang. Dari kedunya muncul proses pertahanan seseorang terhadap diri, kehormatan, harta, dan tanah airnya. Hal terpenting dari itu semua adalah pembelaannya terhadap agama dan akidahnya. Tanpa pertahanan dan gairah, seseorang tidak akan bergerak untuk membela perkara apa pun betapapun besar kadarnya. Dengan kata lain, kalau tidak ada kekuatan ghadhab yang melahirkan pertahanan dan gairah, tentu tidak akan muncul proses pertahanan dari seseorang. Namun, kekuatan ini—sebagaimana pada kekuatan syahwat—tidak memperhatikan apa yang muncul darinya, seperti halal dan haram, dan tidak menentukan batasan dan tatacara tertentu. Akan tetapi, ia menerjang, menghancurkan, dan melenyapkan segala sesuatu. Penentuan kehalalan dari ke haraman, kualitas, danjenis dikembalikan pada kekuatan akal, sebagaimana telah kami sebutkan berulang kali.
- Kekuatan syahwat diistimewakan dengan kekuatan yang keras, yang tidak cepat mereda, berbeda dengan kekuatan ghadhab yang diistimewakan dengan kekerasannya, di satu sisi, tetapi cepat mereda, di sisi lain. Oleh karena itu, di dalam riwayat dari Nabi saw. disebutkan, "Ghadhab adalah bara yang menyala di dalam hati. Tidakkah kamu perhatikan urat lehernya membesar dan matanya memerah? Apabila siapa pun dari kalian mengalami hal itu, dan jika sedang berdiri, maka hendaklah duduk. Jika ia sedang duduk, maka hendaklah tidur. Apabila hal itu tidak hilang juga, maka berwudulah dengan air dingin dan mandilah, karena api tidak dapat dipadamklan kecuali dengan air. [Al-Mahajjah al-Baydha’, karya al-Faydh al-Kasyani, jil.5, penjelasan ‘Ilaj al-Ghadhab (mengobati Marah), hal. 307]"
Selama kekuatan akal tidak mampu menghadapi kekuatan syahwat yang keras dan pengaruhnya lama maka ia akan meminta bantuan kekuatan ghadhab yang lebih keras, seperti api membara yang menghadapinya dan membatasi pengaruhnya.
Dalam hal ini, diriwayatkan bahwa Plato pernah berkata, "Adapun hal ini yaitu kekuatan sabu'iyyah adalah seperti emas dalam kelenturan dan kebengkokannya, sedangkan hal itu yaitu kekuatan bahimiyyah adalah seperti besi dalam kekerasan dan kekakuannya.
Ia juga pernah berkata, "Betapa sulit orang yang tenggelam di dalam syahwat untuk menjadi orang utama. Barangsiapa tidak diberi kekuatan wahmiyyah dan kekuatan syahwat dalam mengutamakan sikap pertengahan maka hendaklah ia meminta bantuan kekuatan ghadhab yang membangkitkan gairah dan perlindungan yang dapat mengalahkan keduanya. [Jami’ as-Sa’adah, karya an-Naraqi, jil, hal.62]”
Namun, hal itu tidak akan terjadi kecuali kekuatan ghadhab berada di bawah perintah kekuatan akal. Jika tidak, kekuatan akal akan berada dalam tawanan kekuatan ghadhab dan menghamba kepadanya. Dalam hal ini, terdapat bahaya-bahaya besar yang akan kami jelaskan pada pembahasan-pembahasan berikutnya, insya Allah.
Posting Komentar untuk "Faedah dan Tugas Kekuatan Gadhab Manusia"