Berapa kalikah haji dan umrah wajib dilakukan oleh orang yang mampu?
Para ulama' sepakat bahwa haji dan umrah wajib dilakukan oleh orang yang mampu melakukannya, satu kali saja seumur hidupnya, kecuali bila dia sendiri menadzarkannya, maka dia wajib menunaikan nadzarnya itu.
Kesepakatan mereka itu, dalilnya ialah hadits riwayat Abu Hurairah RA, dia berkata:
خَطَبَنَا رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ׃ يَاآيُّهَا النَّاسُ ٬ قَدْ فُرِضَ عَلَيْكُمُ الْحَجُّ فَحَجُّوْا ٬ فَقَالَ رَجُلٌ ٬ اَفِى كُلِّ عَامٍ يَا رَسُوْلُ اﷲِ ؟ فَسَكَتَ حَتَّى قَالَهَا ثَلاَثًا ، ثُمَّ قَالَ ׃ ذَرُوْنِىْ مَاتَرَكْتُكُمْ ٬ وَلَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبَتْ ٬ وَلَمَا اسْتَطَعْتُمْ ٬ وَاِنَّمَا اَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ سُؤَلِهِمْ ٬ وَاخْتِلاَ فُهُمْ عَلَى اَنْبِيَائِهِمْ ٬ فَاِذَا آمَرْتُكُمْ بِشَىْءٍ فَأَتُوْا مِنْهُ مَااسْتَطَعْتُمْ ٬ وَاِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَىْءٍ فَاجْتَنِبُوْهُ٠
Artinya:
"Rasulullah S A W telah berkhutbah kepada kami, seraya sabdanya: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah diwajibkan atas kamu sekalian ibadah haji, maka berhajilah kamu. "
Seorang lelaki bertanya: "Apakah setiap tahunya Rasul Allah?" Rasul diam saja, sehingga orang itu menanyakannya tiga kali, kemudian beliau pun bersabda: "Biarkanlah aku (mendiamkan) apa yang aku biarkan padamu. Dan sekiranya aku menjawab ya, niscaya menjadi wajib, dan tentu kamu takkan mampu melaksanakannya. Sesungguhnya kebinasaan umat sebelum kamu tak lain karena mereka banyak tanya hiu menyalahi perintah nabi-nabi mereka. Maka dari itu, apabila aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, laksanakanlah ia sedapat- dapat kamu, dan apabila aku telah melarang sesuatu terhadap kamu, muka hindarilah ia."
(H.R. Muslim dan an-Nasa'i).
Dan juga hadits Jabir bin Suraqah:
اَنَّهُ سَأَلَ النَّبِىَ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْعُمْرَةِ فَقَالَ ׃ يَا رَسُوْلُ اﷲِ٬ اَلِعَامِنَا هَذَا اَمْ لِلاَبَدِ ؟ فَشَبَّكَ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَصَابِعَهُ وَاحِدَةً فِى الاُخْرَى وَقَالَ ׃ دَخَلْتُ الْعُمْرَةَ فِى الحَجِّ ـ مَرَّتَيْنِ ـ لاَبَلْ لاَِبَدٍ اَبَدٍ ٠
Artinya:
“Bahwasanya ia pernah bertanya kepada Nabi SA W tentang umrah seraya katanya: "Ya Rasul Allah, apakah pada tahun kita ini (saja) ataukah untuk selamanya?" Maka, Rasulullah SAW menjalin jari-jarinya, yang satu pada yang lain seraya bersabda: "Umrah itu masuk dalam haji", demikian kata beliau dua kali. "Tidak, bahkan buat selama-lamanya. "
(H.R. Muslim: 1218)
Apakah haji dan umrah itu boleh ditangguhkan bagi orang yang sudah berkewajiban menunaikannya, ataukah wajib dilaksanakan
seketika?
Dalam madzhab asy-Syafi'i RH, haji dan umrah tidak wajib dilaksanakan seketika, tetapi boleh ditangguhkan. Karena seluruh umur merupakan waktu untuk menunaikan keduanya. Hanya saja, dipersyaratkan bertekad menunaikannya di masa mendatang. Dan ini tidaklah menafikan bahwa keduanya sunnah disegerakan pelaksanaannya, yakni seketika bila saat berkewajiban telah tiba, agar segera terlepas dari tanggungan, dan secepatnya melakukan ketaatan kepada Allah. Firman Allah Ta'ala pada Surat al-Ma'idah 5:48:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ اِلَى اﷲِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَحْتَلِفُوْنَ٠
Artinya:
"Maka, berlomba-lombalah kamu berbuat kebajikan-kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu Dia beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan."
Berapa kali umrah dan haji yang telah dilakukan oleh Rasulullah
SAW?
عَنِ قَتَادَةَ قَالَ ׃ قُلْتُ لاَِنَسٍ ׃ كَمْ حَجَّ النَّبِىَ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ ׃ حَجَّةً وَاحِدَةً ، وَاعْتَمَرَ اَرْبَعَ عُمَرٍ ׃ عُمْرَةً فِى ذِى الْقَعْدَةِ ، وَ عُمْرَةَ الْحُدَيْبِيَةِ ، وَ عُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ ، وَ عُمْرَةَ الْجِعْرَانَةِ اِذْ قَسَمَ غَنِيْمَةَ حُنَيْنٍ٠
Artinya :
“Dari Qatadah, dia berkata: Pernah aku bertanya kepada Anas, "Berapa kulikah Nabi SA W melakukan haji?"
“Jawab Anas: "Satu kali melakukan haji, dan empat kali umrah: umrah pada bulan Dzulqa'dah, umrah dari Hudaibiyah, umrah yang bersamaan dengan haji beliau, dan umrah dari Ji 'ranah, sewaktu membagi harta rampasan perang Hunain".
(Demikian menurut riwayat at-Tirmidzi, dan dia katakan ini hadits hasan shahih, dan diriwayatkan pula oleh al-Bukhari dan Muslim).
Sedang an-Nawawi RA am Syarahnya atas Shahih Muslim, berlalu: "Salah satu di antara umrah-umrah Nabi itu terjadi dalam bulan Dzulqa'dah, saat terjadi peristiwa Hudaibiyah tahun 6 Hijriyah, di mana kuiiin muslimin dihalang-halangi lalu mereka bertahallul, dan itu bagi mricka dihitung satu umrah. Yang kedua pada bulan Dzulqa'dah tahun ', yaitu umrah Qadha'. Ketiga pada bulan Dzulqa'dah tahun 8, yaitu pada peristiwa al-Fath (dimenangkannya kota Mekah). Dan yang keempat bersamaan dengan haji beliau SAW."