Warisan Nabi Pentingnya Shalat

Rasulullah saw memerintahkan beberapa perintah kepada kita. Perintah terpenting dari beliau setelah tauhid, setelah kalimat laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah adalah shalat lima waktu. Karena, ia merupakan perjanjian antara seorang hamba dengan Allah, merupakan jaminan Allah, merupakan tali Allah, dan merupakan kunci surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang Allah siapkan di hari kiamat kelak bagi orang-orang yang melaksanakan shalat lima waktu. Allah membuat wajah mereka ber-cahaya dan membahagiakan mereka di dunia dan di akhirat. 

Barangsiapa yang meremehkan shalat, ia akan sengsara di dunia dan di akhirat. Kehidupannya akan sengsara dan tempat tinggalnya nanti adalah neraka Jahim. Ia akan dipanggang sebagai siksaan yang kekal dan selamanya di dunia dan di akhirat. Maka barangsiapa yang ingin terputus dari tali Allah hendaklah ia memutuskan diri dari shalat lima waktu. Dan barangsiapa yang ingin diliputi oleh laknat Allah hendaklah ia meninggalkan shalat. Orang yang meninggalkan shalat berarti melakukan perbuatan dosa terbesar dalam sejarah manusia. 

Wahai hamba-hamba Allah, orang yang meninggalkan shalat adalah kafir. Nabi saw bersabda, "Batas antara kita dengan mereka adalah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah kafir.( Diriwayatkan oleh Ahmad (nomor 22555), at-Tirmidzi (nomor 2689), an-Nasa’i (nomor 461), serta dipandang shahih oleh al-Albani dalam al-Misykat (nomor 574)." Beliau juga mengatakan, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Maka apabila mereka telah melakukan itu, berarti mereka telah memelihara dariku darah mereka dan harta mereka kecuali dengan haknya.( Di-takhrij-kan oleh al-Bukhari (nomor 25,390,1381, dan sebagainya), oleh Muslim (nomor 90-94)." Atau sebagaimana yang dikatakan oleh beliau. Beliau juga bersabda, "Batas antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat.( Diriwayatkan oleh Muslim (nomor 207,208))" Maka apabila ia meninggalkannya berarti ia keluar dari agama dan akan kembali dengan mendapat kemurkaan Allah dan laknat-Nya. 

Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja satu kali shalat fardhu, ia mendapatkan laknat Allah, malaikat, dan semua manusia. Allah tak akan menerima harta yang dikeluarkannya, keadilannya, dan perkataannya. Ia pun tak akan membersihkannya dan tak akan memandang kepadanya, dan ia akan mendapatkan azab yang pedih. 

Ikan-ikan di laut meminta perlindungan dari orang yang meninggalkan shalat. Ikan-ikan di sungai pun mengadu tentang orang yang meninggalkan shalat. Semut-semut di lubang persembunyiannya juga menangisi orang yang meninggalkan shalat. Burung-burung dan hewan-hewan ternak mengeluh kepada Tuhan langit dan bumi, "Wahai Tuhan, kami tak mendapatkan hujan disebabkan orang yang meninggalkan shalat." Allah berkata dari atas langit yang tujuh, "Apakah kalian menipu-Ku? Ataukah kalian berani terhadap-Ku? Demi Diri-Ku, aku bersumpah akan menjatuhkan ujian yang membuat seorang yang penyantun pun menjadi terheran-heran.( Di-Takhrijkan oleh at-Tirmidzi (nomor 2446)" Allah juga mengatakan, "Demi keperkasaan-Ku dan kebesaran-Ku, seandainya tak ada orang-orang tua yang rukuk dan anak-anak kecil yang menyusu, niscaya Aku tenggelamkan bumi ini sehancur-hancurnya untuk kalian.( Diriwayatkan oleh al-Baihaqi (nomor 6418, 6419), Abu Ya’la (nomor 6407, 6638)" 

Wahai hamba-hamba Allah, shalat tidak diterima kecuali dilakukan dengan berjamaah kecuali bagi orang yang memiliki uzur yang membuatnya boleh meninggalkan berjamaah. Allah SWT berfirman, "Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu." (QS. an-Nisa': 102) Dalam ayat lain dikatakan, "Dan rukuklah kalian beserta orang-orang yang rukuk." (QS. al-Baqarah: 43) 

Nabi saw bersabda, "Demi Zat yang diriku berada di tangan- Nya, sungguh aku ingin menyuruh orang melakukan shalat kemudian aku menentang orang-orang yang tidak menghadiri shalat bersama kami lalu aku bakar rumah-rumah mereka dengan api. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapati susu yang berlemak niscaya ia akan menghadiri shalat Isya bersama kami.( Di-Takhrijkan oleh al-Bukhari (nomor 639, 7063), dan oleh Muslim (nomor 1431))" Nabi saw juga bersabda, "Batas antara kita dengan orang munafik adalah shalat Shubuh dan shalat Isya di mana mereka tak dapat melakukannya." Allah berfirman, "Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, 'Laa ilaaha Mallah,'mereka menyombongkan diri." (QS. ash-Shaffat: 35) 

Suatu ketika seorang yang buta pernah bertanya kepada beliau apakah ia memiliki rukhsah untuk meninggalkan shalat berjamaah. Beliau bertanya, “Apakah engkau mendengar seruan hayya alash shalah hayya alal falah?” Orang itu menjawab, "Ya." Beliau lalu berkata lagi, "Penuhilah seruan itu. Sesungguhnya aku tidak menemukan adanya rukhsah untukmu." (Hadits shahih)( Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak (nomor 930)). 

Terdapat pula hadits shahih dari beliau bahwa beliau mengatkan, "Barangsiapa yang mendengar adzan tetapi ia tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya kecuali apabila terdapat uzur.( Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak (nomor 923), oleh ad-Daruquthni (nomor 1533)" Beliau juga bersabda dalam suatu hadits yang diperselisihkan, "Barangsiapa yang kalian lihat biasa berada di masjid maka saksikanlah oleh kalian bahwa dia adalah orang yang beriman berdasarkan firman Allah SWT, "Hanyalah yang memakmurkan masjid- masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian." (QS. at-Taubah: 18)

SHALAT BERJAMAAH ADALAH SALAH SATU KEWAJIBAN DAN TIDAK ADA YANG MENINGGALKANNYA KECUALI SEORANG MUNAFIK YANG DIKENAL KEMUNAFIKANNYA