Sebagaimana yang sudah diterangkan di atas atau di depan itu semua adalah sifat-sifat Allah yang Salbiyah.
Sedangkan sifat Tsubutiyah (ketetapan keadaan Ali; Subhanahu Wa Ta'ala) yaitu terdiri dari :
1. QUDRAH (KUASA).
Tidak lemah sedikit pun untuk melakukan sesuatu, sebab Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Maha Kuasa, dan apa yang tampak di dalam alam semesta ini hanyalah merupa-kan suatu penjelmaan dari sifat Kuasanya serta sifat Agungnya Allah Ta'ala.
Dan dapat berlaku untuk segala waktu, yakni untuk mewujudkan semua yang mungkin, atau untuk melenyapkannya hanyalah kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sedangkan untuk cukup dijadikan sebagai petunjuk demi untuk mengetahui akan kekudratan atau kemaha kuasaan dari Allah SWT. yang sudah amat jelas ini, maka dapatlah digunakan dengan cara pemikiran yang sangat sederhana, seperti mengenai hal-ihwal langit, bumi, malam, siang, hidup, mati dan juga segala apa yang terjadi di dalam tiap detiknya.
Sebagai dalil untuk ini adalah kita perhatikan surat Qof ayat 38 yang artinya adalah sebagai berikut' "Sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari, dan Kami tidak merasakan kelelahan sedikit pun".
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang dapat dijadikan sebagai bukti yaitu terdapat di dalam surat :
Al-Mukminun ayat 80. - An-Nur ayat 43, 44, 45.
2. IRODAH (BERKEHENDAK)
Bahwa Allah SWT. itu Maha Menentukan segala sesuatu, yang mungkin dengan sebagian dari apa yang pantas berlaku untuk-Nya, itulah yang dimaksud dengan Allah SWT. itu Maha Berkehendak.
Karenanya ada suatu benda yang diciptakan dalam bentuk panjang dan pendek,elok dan buruk, pandai dan bodoh di tempat ini atau di tempat yang lainnya.
Jadi yang berhak untuk mengatur semua ini, yakni yang wujud ini sesuai dengan apa yang menjadi kehendak, kemauan, keinginan ataupun yang cocok dengan kebijaksanaan itu hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'alah.
Sebagai dalil atau bukti untuk menguatkan penjelasan atau uraian di atas dapat dilihat di dalam surat antara lain :
Surat An-Nahl : 40 artinya :
"Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya : "KUN (jadilah)", maka jadilah ia".
Surat Al-Qashash : 68, artinya :
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)".
Surat Ali-Imran ayat 26, artinya :
"Katakanlah (Muhammad) "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan, orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Surat Asy-Syuaro ayat : 49 - 50.
Surat Al-Maidah ayat : 6.
Surat An-Nisa' ayat : 26, 27.
3. ILMU (MENGETAHUI).
Yang mengetahui di dalam segala sesuatu dan memang apa saja yang maujud sebagai makhluk-Nya ini telah diliputi oleh pengetahuan-Nya, baik itu sesuatu yang telah lampau maupun yang sedang terjadi ataupun yang akan terjadi nantinya, hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sebagai bukti bahwa Allah SWT. itu adalah Dzat yang Maha Mengetahui ialah apa yang telah tampak di dalam alam semesta ini, yang mana sedemikian rapi bentuk susunannya, indah tata tertibnya, kokohnya buatan Allah serta keelokannya itu sedap dipandang mata, bagi siapa saja yang menyaksikan atau memandangnya betapa Agung akan kemaha Pengetahuan Allah SWT. dan Maha Bijaksananya Allah, dan juga Maha besar kekuasaan-Nya Kemaha Tahuan Allah itu tidak pernah didahului oleh apapun atau kebodohan, di samping itu Allah SWT. juga tidak pernah dihinggapi oleh kelupaan bahkan Mengetahui-Nya itu tidak dibatasi oleh masa ataupun tempat. Firman Allah sebagai dasar akan hal tersebut di atas adalah terdapat di dalam surat :
Al-Mujadalah ayat 7, artinya :
"Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah itu Maha Mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi ?. Tiada pembicaraan rahasia di antara tiga orang, melainkan Dia adalah yang keempatnya dan tiada antara lima orang, melainkan Dia yang keenamnya dan tiada pula kurang atau lebih dari itu melainkan Dia bersama mereka di mana saja berada. Kemudian Allah akan memberi tahukan kepada mereka pada hari kiamat, tentang apa yang telah mereka lakukan, sesungguhnya Allah SWT itu adalah Maha Mengetahui segala sesuatu".
Al-An'am ayat 59, artinya :“Disisi Allah-lah kunci-kunci perkara yang ghoib, tidak ada yang mengetahui selain Dia. Allah Maha Mengetahui apa saja yang ada di darat dan di laut dan tidak sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia pasti mengetahui-Nya. Tidak ada sebutir biji di dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah dan yan); kering, melainkan semua tentu tertulis dalam kitab yanj; terang".
Yunus ayat 61, artinya :
"Dan apa saja yang menjadi urusanmu dan apa saja yang engkau baca dari Al-Qur'an Al-Karim dan tidak ada pekerjaan yang engkau kerjakan, melainkan Kami menjadi saksimu, ketika kamu melakukan itu. Tidak akan luput dari pengetahuan Allah barang sebesar debu pun yang ada di bumi atau di langit dan tidak pula yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar daripadanya, melainkan semuanya ada di dalam kitab yang terang".
4. HAYAT (HIDUP).
Sesungguhnya Allah SWT. adalah Maha Hidup. Yang membenarkan pada yang disifati yang berkeadaan di dalam sifat kuasa, berkehendak, mengetahui, mendengar dan juga melihat itu adalah sifat kehidupan.
Sudah pasti kelima sifat-sifat tersebut di atas tidak akan ada, sebab walau bagaimanapun sesuatu yang mati itu tidak mungkin dapat bersifat Kuasa, berkehendak, dan lain sebagainya, jika seandainya Allah SWT. itu tidak hidup. Kehidupan yang amat sempurna itu hanyalah Hidupnya Allah Ta'alah saja, dan tiada kehidupan yang mendekati kesempurnaan selain daripada kehidupan Allah Subhana- hu Wa Ta'alah, sebab Dia Maha Hakiki.
Dan kehakiki itu tidak dapat dicapai oleh akal pikiran manusia mana pun dan bagaimana bentuknya manusia tersebut, karena Allah SWT. itu Maha dari segala-galanya serta berkuasa atas segalanya.
Dengan begitu berarti bahwa hal semacam itu tidak dapat dipecahkan sampai kepada hakekatnya, begitu juga sifat- sifat-Nya yang lain, sebab kehidupan Allah SWT. itu tidak pernah dihinggapi oleh ketiadaan serta tidak pernah .....oleh kemusnahan ataupun kerusakan apapun jua.
Dan terciptanya alam semesta ini tidak mungkin terjadi kecuali dari sesuatu Dzat yang maha Hidup, sebagaimana firman Allah di dalam surat Al-Furqon ayat 58, yang artinya adalah sebagai berikut :
"Dan bertawakkallah kepada yang Maha Hidup yang tidak akan mati".
Juga di dalam surat Al-Mukminun, Allah Subhanahu Wa Ta'alah juga berfirman yang berbunyi :
Artinya :
"Dan segenap muka tunduk kepada yang Hidup lagi bei diri sendiri". (QS. Thoha : 111).
5. KALAM (BERFIRMAN).
Yang Maha Berfirman itu hanyalah Allah SWT. sendiri, adapun cara berfirman Allah SWT. itu tidak dengan .... ataupun dengan suara. Oleh Allah SWT. sifat seperti ini hanyalah untuk diri-Nya sendiri, dan Allah telah berbicara kepada Nabi Musa as. di dalam surat An-Nisa' ayat 164 yang artinya adalah :
"Allah telah menfirmankan firman-Nya kepada Musa".
Di samping itu juga Allah SWT. telah berfirman di dalam surat Al-A'raf ayat 143 :
"Dan setelah Musa sampai kepada waktu yang ditentukan itu dan Tuhan berfirman kepadanya". Demikian juga firman Allah pada surat Asy Syuuraa : 51.
Artinya :
"Dan tidak seorang pun yang diberi oleh Allah, melainkan berupa wahyu".
Bahwa di dalam kalimat telah dijelaskan yakni firman Allah SWT. itu tidak ada batasnya, sesuai dengan firman Allah yang artinya :
"Katakanlah, jikalau lautan menjadi tinta semuanya untuk menulis kalimat Tuhanku, pastilah lautan itu akan habis sebelum habisnya kalimat-kalimat Tuhanku (selesai ditulis) sekalipun Kami tambahkan sebanyak itu lagi". (QS. Al- Kahfi : 109).
"Dan andai kata semua pohon yang ada di bumi ini dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta dengan ditambah lagi sesudah itu tujuh lautan yang lain, maka belum akan habis-lah kalimat-kalimat Allah yang akan ditulis". (QS. Lukman : 27).
Dan yang termasuk dari sekian banyak sifat-sifat yang telah ditentukan oleh Allah untuk Dirinya sendiri, adalah juga sifat kalam atau berfirman.
Oleh karena dengan adanya sifat tersebut itu tanpa mempercakapkan hakekat yang sebenarnya dari sifat tersebut, maka kita sebagai hamba Allah wajib untuk beriman, walau bagaimanapun juga halnya dengan sifat-sifat yang lain, karena merupakan sifat-sifat ketuhanan yang mana akal pikiran manusia tidak mungkin dapat sampai untuk mengetahui kepada hakekat yang sesungguhnya.
6. SAMA' (MENDENGAR) dan BASHOR (MELIHAT)
Yang Maha Mendengar itu adalah Allah SWT., jadi dapat mendengar pada segala sesuatu yang maujud ini. Sehingga sampai geraknya seekor semut yang berjalan di atas batu yang licin.,pada malam hari pun Allah SWT. pasti mendengarnya tanpa dikalahkan oleh suara benda apapun jua.
Di dalam mendengar segala sesuatu, Allah tidak menggunakan alat penangkap suara, atau alat pendengar lain seperti alat yang digunakan oleh manusia.
Di samping Allah SWT. itu dapat mendengar semua hal yang maujud, juga Allah SWT. itu dapat melihat semuanya dengan cara penglihatan yang mana mengandung pengertian yang sangat luas.
Dan segala-galanya telah diliputi oleh penglihatan Allah SWT., namun penglihatan Allah itu tidaklah menggunakan mata seperti mata manusia atau lain-lainnya yang telah dipergunakan oleh kebanyakan manusia. Sebagai contoh di sini di dalam hal keterangan di atas. Allah telah mengutus kepada Musa dan Harun alaihimas salam, dan Allah SWT. telah berfirman kepada keduanya, tertera di dalam surat Thoha ayat 43, 44, 45 serta 46 :
Artinya :
"Pergilah kamu berdua kepada Fir'auri, sesungguhnya dia telah melampaui batas"'. (Thoha: 43). '
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata- kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut''. (Thoha : 44).
"Berkatalah mereka berdua, ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir dia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas". (Thoha : 45).
"Allah berfirman : Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku Mendengar dan Melihat". (Thoha : 46).
Begitu juga di dalam surat Al-Mukmin ayat 19, Allah SWT juga telah berfirman yaitu berbunyi :
Artinya :
"Allah Mengetahui penghianatan mata dan apa yang tersembunyi dalam hati".
Sedangkan maksud dari penghianatan di sini adalah pan dangan mata atau kedipan mata kepada sesuatu yang telah dilarang oleh Allah SWT., kerlingan atau lirikan mata untuk
pengejekan atau mengejek sehingga membawa kepada sesuatu hal yang tidak benar.
Berdasarkan pada firman Allah di dalam surat Al-Mukmin ayat 20 yang artinya adalah sebagai berikut :
"Allah memutuskan perkara dengan kebenaran (keadilan). Sedangkan apa yang mereka-seru (puja) selain dari Allah itu tidaklah dapat memutuskan perkara itu (apapun). Se-sungguhnya Allah adalah Maha Mendengar dan Melihat".